Breaking News:

7 Fakta Menarik Tentang Kartini, Termasuk Nama Kartini Dijadikan Nama Jalan di Belanda

Kartini merupakan sosok perempuan yang berpengaruh terhadap kaum perempuan di Indonesia.

instagram/chendoel
Sosok R.A Kartini tokoh pahlawan perempuan di Indonesia 

TRIBUNTRAVEL.COM - Kartini merupakan sosok perempuan yang berpengaruh terhadap kaum perempuan di Indonesia.

Kartini jugalah yang memperjuangkan persamaan hak perempuan baik dalam pergaulan, pendidikan dan cita-cita.

Untuk itu, setiap tanggal 21 April, masyarakat Indonesia memperingati Hari Kartini untuk mengingat perjuangan-perjuangannya dalam mengangkat martabat perempuan.

Tapi tahukah kamu? tentang sosok pribadi Kartini dan kehidupannya? yang ternyata ada beberapa fakta menarik yang jarang diketahui.

Seperti yang dilansir TribunTravel dari beberapa sumber, berikut ini adalah beberapa fakta menarik mengenai Kartini:

1. Kartini Memiliki Darah Bangsawan dan Ulama

Potret Kartini dan saudara-saudarnya
Potret Kartini dan saudara-saudarnya (instagram/ maulanaawangrio)

Kartini memiliki darah bangsawan dari Ayahnya yang bernama Mas Adipati Ario Sosroningrat, yang saat itu merupakan seorang Bupati Jepara yang memiliki garis keturunan Hamengkubuwana VI hingga sampai garis keluarga istana Kerajaan Majapahit.

Tonton juga: 

Sedangkan menurut catatan sejarah Pemerintah Daerah DIY, Ibu Kartini yang bernama M.A. Ngasirah merupakan anak dari ulama ternama di Jepara yakni Nyai Haji SIti Aminah dan Kiai Haji Madirono yang merupakan guru ngaji di daerah Teklukawur, Jepara.

6 Hotel Murah Dekat Gunung Api Purba Nglanggeran, Tarif Menginap Kurang dari Rp 150 Ribu Per Malam

Sebelum Ramadan, Medina Kamil Sempatkan Mendaki Gunung Api Purba Nglanggeran

4 Minuman Segar Khas Jepara, Kota Kelahiran Raden Ajeng Kartini

2. Tidak Bangga dengan Gelar Kebangsawanannya

Foto R.A Kartini saat dewasa dan saat kecil
Foto R.A Kartini saat dewasa dan saat kecil (instagram/chendoel_105)
2 dari 4 halaman

Di masa kecil, Kartini dipanggil dengan nama Raden Ayu Kartini.

Namun, Kartini tidak menyukai panggilan Raden Ayu tersebut.

Hal ini diketahui oleh sang ayah saat gelar Raden Ayu diberikan kepada Kartini setelah pulang sekolah.

Kartini bahkan kerap memikirkan gelar kebangsawanannya tersebut, dan memperhatikan perempuan di sekelilingnya yang banyak dipanggiul Raden Ayu seperti dirinya.

Hingga suatu hari, Kartini tahu bahwa status kebangsawanannya dengan panggilan Raden Ayu tidak ada yang bisa dibanggakan.

Ia justru lebih senang dipanggil Kartini.

3. Hidup dalam Keluarga Poligami

RA Kartini
RA Kartini (pojoksatu.id)

Kartini hidup dalam keluarga Poligami sejak kecil hingga dewasa.

Ibu dari Kartini sendiri bukanlah istri utama sang ayah, karena ayahnya kemudian menikah lagi dengan Raden Ajeng Woerjan yang juga memiliki keturunan darah ningrat.

Bahkan di masa dewasanya, Kartini juga harus menerima kenyataan untuk menikah dengan Raden Adipati Joyodiningrat yang telah memiliki tiga istri.

3 dari 4 halaman

Keadaan inilah yang menjadikan Kartini lekat dengan kehidupan berpoligami.

4. Mengambil pengetahuan dari elit Belanda untuk Perempuan Indonesia

Sosok Kartini
Sosok Kartini (instagram/physionesia)

Kedekatannya bersama dengan orang-orang Belanda bukan hanya terjalin karena ia adalah bagian dari bangsawan.

Kefasihannya dalam berbahasa Belanda membuat Kartini cukup mudah diterima dan belajar banyak dari para elit Belanda.

Dan ilmu pengetahuan yang didapatnya ini tidak diambilnya dan dinikmatinya seorang diri melainkan dibagikannya bersama dengan kaum perempuan di Indonesia.

5. Habis Gelap Terbitlah Terang awalnya bukanlah sebuah buku

Buku Habis Gelap Terbitlah Terang
Buku Habis Gelap Terbitlah Terang (instagram/sixteens_smile)

Jika sekarang kamu mengenal buku Kartini yang berjudul 'Habis Gelap Terbitlah Terang', pada mulanya karya tersebut bukanlah sebuah buku, melainkan hanya kumpulan surat-surat yang dikirimkan ke J.H Abendanon dan teman-temannya di Eropa.

Dan Setelah meninggal dunia, J.H Abendanon pun berinisiatif untuk membukukan surat-surat tersebut dengan judul 'Door Duisternis Tot Licht' yang di kenal di Indonesia dengan 'Habis Gelap Terbitlah Terang'.

6. Awalnya Buku Kartini tidak berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang

Habis Gelap Terbitlah Terang
Habis Gelap Terbitlah Terang (instagram/kutipan_pelajar)

Saat menikah dengan Raden Adipati Joyodiningrat, Kartini diberi hadiah terjemahan Al Qur’an yang diberi nama Faidh Al Rahman Fii Tafsir Qur’an oleh guru ngajinya, Kiai Soleh Darat.

4 dari 4 halaman

Saat membacanya, Kartini begitu terkesan dengan Surat Al Baqarah ayat 257 yang menyebutkan bahwa Allah-lah yang membimbing orang-orang beriman dari gelap menuju cahaya.

Dalam surat-surat yang dikirim kepada sahabatnya di Belanda, J.H. Abendanon, Kartini sering mengulang kalimat 'Dari gelap menuju cahaya'.

Atas dasar ini kumpulan surat-surat Kartini yang dibukukan kemudian diberi judul 'Door Duisternis Tot Licht' dalam Bahasa Belanda, yang bila diartikan menjadi 'Dari Gelap Menuju Cahaya'.

Barulah di tahun 1922, Balai Pustaka menerbitkannya dalam Bahasa Melayu dengan judul 'Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran'.

Di tahun 1938, buku ini terbit lagi dengan judul 'Habis Gelap Terbitlah Terang' menurut versi sastrawan Pujangga Baru, Armijn Pane.

7. Nama Kartini dijadikan nama jalan di Belanda

Nama Kartini digunakan sebagai nama jalan di Belanda
Nama Kartini digunakan sebagai nama jalan di Belanda (instagram/siswojoadi)

Perjuangan Kartini tidak hanya menginspirasi perempuan-perempuan di Indonesia saja, melainkan kaum perempuan di Belanda pun ikut merasakan hal yang sama.

Ketika surat-surat Kartini dibukukan dalam bentuk Bahasa Belanda dengan judul 'Door Duisternis Tot Licht', mereka yang membacanya pasti tersentuh akan ketidakadilan yang harus diterima kaum perempuan pribumi di tanah Jawa.

Untuk itu, nama harum perjuangan Kartini kini diabadikan oleh pemerintah Belanda sebagai nama jalan.

Bukan hanya satu jalan, tapi ada empat jalan di Belanda yang memakai nama Kartini sebagai nama jalannya.

Di Utrecht ada Jalan R.A. Kartinistraat, di Haarlem ada Jalan Kartini, di Venio pun juga ada Jalan R.A. Kartinistraat, dan terakhir di Ibukota Belanda, Amsterdam, juga ada Jalan R.A. Kartinistraat di pusat kota.

20 Daftar Ucapan Selamat Hari Kartini dalam Bahasa Indonesia dan Inggris, Cocok untuk Update Sosmed

Kenang Jasa Raden Ajeng Kartini dengan Mencicipi 7 Hidangan Khas Jepara Ini

Promo Hari Kartini - Hanya Hari Ini, Geprek Ayam Keprabon Cuma Rp 10 Ribu, Cek Daftar Outletnya

(TribunTravel.com/ Ratna Widyawati)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
Hari KartiniBelanda Beskap Andries Noppert
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved