TRIBUNTRAVEL.COM - Hari Jumat Agung dirayakan oleh seluruh umat Kristiani tepat pada hari ini, Jumat (19/4/2019).
Di mana setiap daerah dan negara memiliki beberapa tradisi dan kebudayaan yang berbeda-beda dalam merayakannya.
Jumat Agung dianggap sebagai hari untuk mengingat pengorbanan Yesus demi kebaikan umat manusia.
Nah, tapi tahukah kamu? Ada beberapa fakta unik terkait Peringatan Jumat Agung yang jarang diketahui orang, seperti yang dilansir TribunTravel dari beberapa sumber berikut ini:
1. Kenapa disebut Jumat Agung?

Dalam bahasa Inggris, Jumat Agung disebut dengan Good Friday, di mana Good atau Holy ini berarti suci.
Ini adalah alasan mengapa nama itu diberikan di mana seluruh dunia benar-benar berduka atas kematian Yesus.
Tonton juga:
• 5 Makanan yang Harus Ada Saat Perayaan Paskah di Indonesia, Apa Saja ya?
• 8 Tradisi Paskah dari Beberapa Negara, di Spanyol Ada Tarian Kematian dengan Kostum Kerangka
• 5 Destinasi Wisata Religi di Indonesia yang Cocok untuk Liburan Panjang Menjelang Paskah
2. Nama Lain Jumat Agung

Di luar negeri, Jumat Agung dikenal dengan banyak nama.
Di antaranya Holy Friday, Great Friday atau Black Friday.
Semua nama-nama ini terkait erat dengan suasana khidmat oleh gereja.
3. Pelayanan

Tidak akan ada perayaan di gereja pada hari Jumat Agung.
Satu-satunya sakramen dirayakan selama ini adalah Baptisan, Tobat dan Pengurapan Orang Sakit.
Selama periode ini, salib, lilin dan kain altar biasanya diangkat dari altar.
4. Perbedaan Tradisi

Berbagai umat merayakannya dengan cara yang berbeda.
Hal ini disesuaikan oleh waktu yang ditentukan pihak gereja.
5. Tanggal Berbeda

Tak ada tanggal yang tetap setiap Paskah.
Perhitungan Barat didasarkan pada kalender Gregorian, sedangkan perhitungan Timur tergantung pada kalender Julian.
6. Mempraktikkan Penyaliban

Pada Jumat Agung beberapa masyarakat kerap menggelar aksi teatrikal untuk mengenang jasa Yesus.
Namun ternyata hingga hari ini masih ada juga yang melakukannya secara sungguhan.
Meskipun dikecam oleh pihak Gereja, Mic.com melaporkan ada orang-orang yang, dalam suatu tindakan iman, memaku salib untuk memberlakukan kembali PenyalibanTeatrikal Jalan Salib Paskah
7. Peringatan Jumat Agung pertama

Meski perayaan ini dirayakan setiap tahunnya, pernahkah kamu bertanya kapan hari itu pertama kali dirayakan?
Menurut beberapa sumber hari itu pertama kali dirayakan beberapa ribu tahun lalu.
Penulis Andreas Köstenberger dan Justin Taylor, menurut The Ethics and Religious Liberty Commission menggunakan data historis yang dimulai dengan pemerintahan Kaisar Tiberius di era Kekaisaran Romawi.
Para penulis menetapkan dalam buku mereka, The Final Days of Jesus: The Most Important Week of the Most Important Person Who Ever Lived, bahwa tanggal Jumat Agung pertama adalah Jumat, 3 April.
8. Lonceng gereja dibunyikan 33 kali

Ada banyak berbagai tradisi dan ritual yang mewarnai Jumat Agung dari seluruh dunia.
Beberapa di antaranya mencakup salib berukuran sedang yang ditempatkan di pusat altar di gereja yang bagi umat paroki dapat disentuh.
Lalu ada beberapa kebaktian gereja yang diakhiri dengan lonceng berdentang 33 kali berturut-turut untuk mewakili setiap tahun kehidupan Yesus.
Inilah mitos dan legenda yang menyulut tradisi Paskah.
9. Menari dilarang di beberapa tempat

Di Jerman, hari Jumat Agung ini disebut sebagai Sourowful Friday, yang mencerminkan kesedihan kematian Yesus.
Pada hari itu, menari adalah kegiatan yang tidak diizinkan di Jerman.
10. Prosesi Para Pendosa

Di distrik bersejarah Quito, Ekuador, ada laki-laki, yang disebut cucuruchos, yang mengenakan jubah ungu dan hiasan kepala bertopeng dan berjalan dalam prosesi khusus pada Jumat Agung.
Mereka bergabung dengan orang Ekuador lainnya yang berdandan seperti Kristus dan menyeret salib kayu yang berat untuk mengambil bagian dalam Prosesi Para Pendosa.
Acara ini menarik sekitar 250.000 orang setiap tahun.
• Keindahan Alam Tersembunyi di Pulau Kadidiri, Destinasi Wisata Biota Laut di Sulawesi Tengah
• 6 Gereja Unik yang Cocok untuk Merayakan Paskah di Indonesia, Ada yang Dibangun Sejak 1753
• Rayakan Paskah 2019 dengan Sajian Menu Brunch dan Afternoon Tea di Fairmont Jakarta
(TribunTravel.com/ Ratna Widyawati)