TRIBUNTRAVEL.COM - Jika Anda sedang ngidam atau ngebet makan sate maranggi di Bandung jangan khawatir, ada banyak tempat makan yang menyajikan sate maranggi di Bandung.
Satu di antaranya tersedia di Kedai Sate Maranggi ST 21, Jalan Pajajaran, Kota Bandung.
Kedai tersebut punya sajian sate maranggi yang dilengkapi bahan jando. Nama menunya adalah sate maranggi campur.
Satu porsinya terdiri dari 10 tusuk sate yang berisikan daging sapi dan jando (lemak sapi). Semuanya ditata rapi di atas piring bambu.
Ketika dicicipi, daging sapi dan jandonya sangat empuk bahkan tidak meninggalkan jejak di gigi.
Bumbu rempah yang digunakan sangat menyerap sempurna ke dalam dagingnya. Satu tusuknya menghasilkan rasa gurih yang berpadu sedikit manis dan asin yang seimbang.
Sajian sate maranggi campur ini juga dilengkapi sambal tomat segar.
Namun, Anda jangan terkecoh dengan banyaknya komposisi tomat ketimbang cabai.
Justru rasa yang dihasilkan cukup pedas karena menggunakan bahan cabai domba (cengek domba) dan garam.
Bagi Anda yang memang pecinta pedas, sambal tomat ini adalah pilihan yang tepat untuk menjadi teman menyantap sate maranggi yang terkenal memiliki cita rasa manis.
Satu di antara pemilik Sate Maranggi ST 21, Canra Mauliani, mengatakan, alasan menambahkan bahan jando pada sate tersebut agar menghasilkan rasa gurih yang beragam di lidah.
"Seperti yang kita tahu jando sapi itu rasanya lebih kenyal dan lebih mudah dikunyah. Selain itu, bahan jando yang digunakan bumbunya juga lebih meresap," ujar Canra kepada Tribun Jabar, ditemui di Sate Maranggi ST 21, Sabtu (13/3/2019) malam.
Canra menambahkan, semua itu tergantung dari permintaan konsumen. Jika tidak berkenan dicampurkan dengan bahan jando, maka menunya menjadi maranggi murni (hanya menggunakan daging sapi).
Untuk membuat sate maranggi campur ini, Canra mengatakan, prosesnya susah-susah gampang.
Jika diolah secara tepat, tentunya sate maranggi campur menjadi lebih lezat.
"Cara penyajian sate cukup sederhana, yakni sebelum dibakar bahan daging dan jandonya terlebih dahulu dibungkus daun pepaya. Tujuannya untuk menghasilkan tekstur daging yang lebih empuk. Agar matang sempurna, kami menggunakan bahan arang sebagai pembakarnya. Satenya dibakar kurang lebih 5 menit saja," ucap Canra.
Khusus bahan bumbu yang digunakan pada sajian tersebut adalah ketumbar, merica, bawang merah, bawang putih, gula, dan garam.
Sebagai karbohidratnya, sate maranggi campur di sana menggunakan nasi dan juga ketan bakar.
"Alasan kami tidak menggunakan lontong, karena ingin seusai dengan sajian sate maranggi khas Purwakarta. Lontong itu identik dengan sate yang menggunakan kuah, contohnya sate Madura dan sate Padang," kata Canra.
Satu porsi sate maranggi campur ini satu porsinya dihargai Rp 25 ribu saja. Cukup murah bukan?
Sate Maranggi ST 21 Pajajaran buka setiap hari pukul 11.00-22.00. Khusus Jumat mulai buka pukul 13.00.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Mencicipi Kelezatan Sate Maranggi Campur Ala Kedai Sate Maranggi ST 21 Pajajaran