Breaking News:

4 Hal yang Harus Kamu Ketahui Saat Melakukan Penerbangan di Musim Hujan

Melakukan penerbangan di musim hujan mungkin bagi sebagian orang akan menimbulkan perasaan cemas dan khawatir.

Penulis: Ratna Widyawati
Editor: Sinta Agustina
livescience.com
Ilustrasi Sambaran Petir 

TRIBUNTRAVEL.COM - Melakukan penerbangan di musim hujan mungkin bagi sebagian orang akan menimbulkan perasaan cemas dan khawatir.

Terlebih bagi kamu yang baru pertama kali melakukan penerbangan.

Nah bagi kamu yang akan melakukan penerbangan di musim hujan, simak beberapa hal berikut ini, agar kamu tidak panik dan khawatir lagi.

Dilansir TribunTravel dari beberapa sumber, berikut empat hal yang harus kamu ketahui saat melakukan penerbangan di musim hujan:

1. Penerbangan mungkin mengalami penundaan atau delay

Ilustrasi pesawat delay
Ilustrasi pesawat delay (Greek Reporter Europe)

Ada begitu banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya penundaan penerbangan pada saat hujan.

Akan tetapi penundaan penerbangan dilakukan demi menjamin keselamatan seluruh penumpang.

Tonton juga: 

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan penerbangan ditunda yakni pergerakan staf darat yang terbatas sekaligus lebih berhati-hati ketika hujan.

Misalnya seperti saat menggerakkan garbarata atau tangga, menurunkan dan menaikkan bagasi maupun catering yang membutuhkan waktu lebih lama ketika hujan turun.

2 dari 4 halaman

Selain itu, biasanya hujan menyebabkan pesawat harus terbang secara zig-zag demi dapat menghindari awan mendung ketika hendak mendarat maupun mengudara, posisi parkir pesawat yang berjauhan dengan posisi gedung terminal dengan proses boarding maupun de-boarding lebih lama.

Terbang di Musim Penghujan? Simak 6 Tips Aman Naik Pesawat Saat Musim Hujan

11 Fakta Tentang Hujan yang Jarang Diketahui Orang, Tiap Detik Bentuk Hujan Berubah

2. Terjadi guncangan atau turbulensi selama penerbangan

Ilustrasi turbulensi pesawat
Ilustrasi turbulensi pesawat (mirror.co.uk)

Mulailah untuk menganggap guncangan yang terjadi ketika penerbangan merupakan sesuatu yang lumrah.

Pasalnya ketika melewati awan hujan, khususnya saat pesawat sedang mengudara atau akan mendarat otomatis menyebabkan pesawat mengalami turbulensi atau guncangan.

Pilot telah mengantisipasi kondisi semacam ini mengingat pesawat sudah semestinya juga dibekali dengan teknologi radar cuaca yang mampu mendeteksi awan dengan radius sekian kilometer di depan pesawat.

Pilot biasanya juga sudah terlebih dahulu memberitahu kepada penumpang dengan cara mengaktifkan lampu tindakan mengenakan sabuk pengaman sebelum melewati awan-awan tersebut.

Jika pengumuman sudah diberikan, maka sebagai penumpang yang baik kamu harus segera memasang sabuk pengaman kemudian bersikap tetap tenang.

Yang harus kamu ingat, pilot telah terlatih sekaligus memahami benar mana awan yang dapat dilewati dan awan manakah yang semestinya dihindari.

Bukan hanya pilot, seluruh awak kabin juga sudah terlatih untuk membantu menenangkan para penumpang meskipun saat menghadapi situasi buruk sekali pun.

3. Pesawat mungkin akan menghadapi hujan badai dan petir

Petir
Petir (Instagram/Santiago Borja)
3 dari 4 halaman

Di Musim hujan mungkin kamu akan sering melihat hujan badai dan petir.

Mendengarnya saja pasti sudah membuat kamu takut dan khawatir, terlebih bagi kamu yang baru pertama kali melakukan penerbangan.

Namun kamu tidak perlu khawatir mengingat pesawat terbang telah didesain sedemikian rupa sehingga mampu menghadapi kondisi-kondisi darurat tersebut.

Para ahli menyebutkan bahwa meskipun jarang terjadi petir yang menyambar pesawat sebenarnya tidak mampu membakar pesawat.

Hal tersebut dikarenakan pesawat didesain khusus untuk menyerap lebih dari delapan kali energi yang dihasilkan oleh sambaran petir.

Kabin pesawat hingga sayap juga mampu menahan tekanan yang cukup besar.

Tidak hanya itu saja, sistem avionic pesawat yang canggih sangat memungkinkan pesawat dapat melakukan manuver sehingga mampu melakukan pendaratan ketika kondisi ekstrem.

Meskipun memang terdapat beberapa kriteria secara khusus yang tidak dapat terpenuhi, maka pilot biasanya akan lebih memilih untuk mendarat di bandara awal atau Return to Base (RTB) maupun bandara alternatif (divert).

Pilot melakukan hal tersebut bukan tanpa alasan, namun karena tindakan tersebut merupakan pencegahan. Bukan merupakan tanda bahaya.

4. Pendaratan atau landing

Ilustrasi pesawat sebelum mendarat.
Ilustrasi pesawat sebelum mendarat. (travelandleisure.com)
4 dari 4 halaman

Selama ini tidak sedikit penumpang pesawat yang beranggapan pendaratan pesawat yang tergolong “kasar” dipengaruhi kondisi hujan maupun pilot yang belum benar-benar terlatih.

Sudah pasti anggapan yang semacam ini tidak dapat dibenarkan.

Karena untuk melakukan pendaratan ketika kondisi hujan memang memiliki tantangan tersendiri bagi pilot.

Meskipun demikian, pilot sudah mendapatkan bantuan dengan teknologi di pesawat yang demikian canggih.

Pendaratan ketika dalam kondisi hujan maupun kondisi normal memang sudah semestinya tidak terlalu mulus atau firm landing.

Hal tersebut dilakukan agar pesawat dapat mendarat tepat pada arealnya (Touch Down Zone) serta sensor-sensor yang terdapat di roda pendarat seperti halnya sensor auto brake, sensor spoiler dan sensor lainnya segera aktif pada saat pesawat mendarat.

Pasalnya mendarat dengan mulus yang bukan pada arealnya cenderung lebih berbahaya karena dinilai kemungkinan tidak mampu mengaktifkan sensor-sensor dan sebagai akibatnya pesawat akan “terlambat” melakukan pengereman alias berhenti.

Sudah cukup tahu bukan? Bahwa melakukan penerbangan di musim hujan tidak begitu menakutkan.

Kenapa Penumpang Cuma Diperbolehkan Bawa 100 ml Cairan ke dalam Pesawat?

10 Pesawat Terbang Paling Bersih di Dunia, Maskapai di Asia Mendominasi

Memilih Posisi Kursi dalam Pesawat Ternyata Bisa Ungkap Karakter Kepribadianmu, Kamu yang Mana

(TribunTravel.com/ Ratna Widyawati)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
TribunTravel Khanduri Blang
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved