TRIBUNTRAVEL.COM - Siklon Tropis Savannah yang ada di samudera Hindia jadi satu diantara faktor penyebab hujan ekstrem terjadi di sejumlah wilayah di Jawa beberapa hari terakhir.
Tak terkecuali hujan tak henti-henti di Jawa Tengah dan Yogyakarta dan sekitaranya.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan, hujan deras yang mengguyur dengan intensitas lama pada Minggu (17/3/2019)adalah imbas dari siklon tropis savannah yang ada di samudera Hindia.
Saat ini, siklon tersebut cenderung bergerak menjauh dari Indonesia.
Namun demikian, menurut Dwikorita bagian ekornya menyebabkan udara semakin rendah.
Sehingga zona siklon ini bisa berpotensi terjadi adanya tekanan udara yang cukup drastis.
Kondisi itu mengakibatkan adanya aliran udara atau angin yang juga membawa uap-uap air dari samudra Hindia.
Uap itu kemudian membentuk awan hujan.
Terakumulasi di wilayah Jawa Tengah bagian tengah dan Jawa barat bagian selatan.

"Sehingga curah hujan menjadi lebih tinggi dari seharusnya," kata Dwikorita, ditemui saat meninjau tanah longsor di Imogiri, Bantul, Senin (18/3/2019)
Pergerakan siklon savannah di samudera Hindia, lanjut dia, cenderung semakin ke arah barat daya.
Alhasil yang terkena dampak dari siklon ini berada di Jawa Tengah bagian tengah, termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Barat selatan.
Siklon ini membuat cuaca berubah menjadi sangat ekstrem.
Bahkan curah hujan mencapai 148 milimeter perhari.
"Padahal yang namanya ekstrem itu 50 milimeter perhari. Nah, hujan tadi malam (Minggu malam) hampir 3 kalinya ekstrem," terang dia.
Masih Bisa Terjadi
Kepala Stasiun Mlati Yogyakarta, Reni Praningtyas mengungkapkan cuaca ekstrem dampak dari siklon tropis savannah sampai beberapa hari kedepan, berpotensi masih akan terjadi.
Sejumlah daerah perlu kewaspadaan.Di antaranya wilayah selatan dan juga Jawa Tengah bagian Tengah.
"Termasuk DIY dan Imogiri ini masih berpotensi terjadi curah hujan tinggi karena memang puncak musim hujan di Indonesia pada Februari namun memasuki Maret masih turun hujan," terangnya.

Bahkan, potensi hujan ekstrem, kata Reni dimungkinkan bisa terjadi sampai April mendatang.
Hal itu disebabkan karena permukaan laut di Jawa tengah masih hangat sehingga memunculkan low pressure area atau daerah tekan rendah yang masih bermunculan di sekitar pesisir laut selatan.
"Ini berpotensi memunculkan hujan ekstrem yang sifatnya sesaat," ungkap dia.

Musim Kemarau 2019
Dilansir siaran pers BMKG, musim kemarau 2019 diawali dengan peralihan Angin Baratan (Monsun Asia) menjadi angin Timuran (Monsun Australia).
Peralihan peredaran angin monsun itu akan dimulai dari wilayah Nusa Tenggara pada Maret 2019, lalu wilayah Bali dan Jawa pada April 2019.
Kemudian sebagian wilayah Kalimantan dan Sulawesi pada Mei 2019 dan akhirnya Monsun Australia sepenuhnya dominan di wilayah Indonesia pada bulan Juni hingga Agustus 2019.
Dari total 342 Zona Musim (ZOM) di Indonesia, sebanyak 79 ZOM (23.1%) diprediksi akan mengawali musim kemarau pada bulan April 2019 yaitu di sebagian wilayah Nusa Tenggara, Bali dan Jawa.
Wilayah-wilayah yang memasuki musim kemarau pada bulan Mei sebanyak 99 ZOM (28.9%) meliputi sebagian Bali, Jawa, Sumatera dan sebagian Sulawesi.
Sementara itu 96 ZOM (28.1%) di Sumatera, Jawa, Sulawesi, Maluku dan Papua akan masuk awal musim kemaraunya di bulan Juni 2019.
BMKG mengingatkan masyarakat bahwa perlu diwaspadai wilayah-wilayah yang akan mengalami musim kemarau lebih awal yaitu di sebagian wilayah NTT, NTB, Jawa Timur bagian Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat bagian tengah dan Selatan, Sebagian Lampung, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan dan Riau serta Kalimantan Timur dan Selatan.
Kewaspadaan dan antisipasi dini juga diperlukan untuk wilayah-wilayah yang diprediksi akan mengalami musim kemarau lebih kering dari normalnya yaitu di wilayah NTT, NTB, Bali, Jawa bagian Selatan dan Utara, Sebagian Sumatera, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Merauke.
Secara umum Puncak Musim Kemarau 2019 diprediksi akan terjadi pada bulan Agustus - September 2019.
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Penjelasan BMKG Siklon Tropis Savannah Sebabkan Cuaca Ekstrem di Jateng dan Yogyakarta, //jogja.tribunnews.com/2019/03/19/penjelasan-bmkg-siklon-tropis-savannah-sebabkan-cuaca-ekstrem-di-jateng-dan-yogyakarta?page=all.
Editor: iwe