Breaking News:

Intip Keunikan Pasar Kebon Watu Gede Magelang, Uang Rupiah Tidak Berlaku di Tempat Ini

Saat ini banyak kita temui pasar modern dengan fasilitas dan tampilan yang membuat pengunjung nyaman untuk berbelanja kebutuhan.

Penulis: Ratna Widyawati
Editor: Sinta Agustina
instagram/pasarkebonwatugede
Pedagang di Pasar Kebon Watu Gede menggunakan pakaian dan alat masak tradisional 

TRIBUNTRAVEL.COM - Saat ini banyak kita temui pasar modern dengan fasilitas dan tampilan yang membuat pengunjung nyaman untuk berbelanja kebutuhan.

Keberadaan pasar modern yang perlahan mulai menyingkirkan pasar tradisional ini tidaklah menyurutkan masyarakat Magelang untuk membuka pasar tradisional yang tentunya berbeda dengan pasar tradisional lainnya.

Pasar yang dinamai Pasar Kebon Watu Gede ini terletak di Dusun Jetak, Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang.

7 Kuliner Murah dan Nikmat di Pasar Gede Solo yang Harus Kamu Coba, dari Nasi Liwet hingga Lenjongan

5 Fakta Silancur Highland, Destinasi Wisata Baru di Kabupaten Magelang dengan Latar Gunung Sumbing

Pasar Kebon Watu Gede resmi dibuka pada Minggu (11/2/2018) oleh Kepala Dinas Pariwisata Magelang, Iwan Sutiarso dengan mengusung konsep tempo dulu yang unik.

Tonton juga: 

Keunikan pasar tradisional ini dikarenakan pasar ini hanya buka di hari tertentu saja, yakni di setiap Minggu Legi dan Minggu Pahing dari pukul 06.00 WIB hingga 12.00 WIB.

Legi dan Pahing merupakan penanggalan jawa.

Tidak hanya itu saja, pasar ini juga tidak menggunakan uang rupiah untuk setiap transaksinya melainkan menggunakan Benggol.

Benggol adalah mata uang tempo dulu saat zaman penjajahan Belanda yang berbentuk koin bambu.

Kamu yang tertarik untuk berbelanja di pasar ini bisa menukarkan koin bambu dengan harga per benggolnya hanya Rp 2 ribu.

2 dari 4 halaman

Jangan khawatir harga kuliner di sini cukup terjangkau yakni kisaran 3 sampai 5 benggol.

Karena menggusung konsep tempo dahulu, tidak hanya alat pembayaran namun kamu bisa menemui ornamen dan peralatan yang digunakan oleh para pedagang berupa alat-alat tradisional.

Mereka menggunakan lincak dari bambu yang diberi lubang di tengahnya untuk tempat duduk penjual.

Peralatan makan juga menggunakan alat tradisional berupa piring gerabah, piring anyaman bambu, gelas dari batang bambu, mangkok dari batok kepala dan sendok dari kayu atau batok kelapa.

Lokasi tempat pasar ini juga sangat sejuk, dengan hamparan pemandangan alam masih dapat kamu jumpai.

Ditambah rindangnya pohon-pohon bambu seluas kurang lebih 5.000 meter persegi dan terletak di tengah-tengah sawah pedesaan membuat kamu betah untuk berbelanja kuliner tradisional di pasar ini.

Selain itu kamu juga bisa melihat Gunung Sumbing di sebelah barat dan Gunung Merapi serta Merbabu di sebelah timur.

Kamu yang penasaran dengan pasar unik ini bisa menjangkau tempat ini dari Kota Yogyakarta dengan waktu tempuh sekitar 60 sampai 90 menit menggunakan kendaraan pribadi.

Sedangkan jika kamu dari pusat Kota Magelang hanya butuh waktu 20-25 menit untuk mencapai lokasi ini.

Begitu sampai di Terminal Kecamatan Bandongan, ambil jalur menuju Desa Windusari.

3 dari 4 halaman

Sekitar satu kilometer dari Terminal Bandongan, sebelah kiri jalan akan terlihat gapura masuk area Pasar Kebon Watu Gede.

Untuk masuk ke kawasan ini kamu tidak dipungut biaya apapun, cukup bayar tiket parkir Rp 2 ribu untuk sepeda motor dan Rp 5 ribu untuk mobil.

Yang harus kamu ketahui, kendaraan tidak bisa masuk ke area pasar dan harus diparkir di lahan parkir luar area.

Tak perlu khawatir karena jarak pasar dengan area parkir hanya sekitar 800 meter dengan menyusuri jalan setapak di tengah sawah yang dihiasi tanaman bunga di tepi jalan.

Sambil menyusuri jalan, kamu bisa berfoto di beberapa spot foto yang disediakan mulai dari jajaran bambu yang dilengkapi dengan lampion, dan spot foto yang berlatarkan pemandangan alam.

Sekadar tips bagi kalian yang ingin mengunjungi Pasar Kebon Watu Gede ini yakni:

1. Datang lebih pagi agar tidak terlalu jauh parkirnya dan belum terlalu padat pengunjung.

2. Pakailah baju santai dan nyaman.

3. Bila perlu bawa tas dan wadah untuk membungkus oleh-oleh, karena pedagang tidak menyediakan tas plastik, hanya ada tas dari anyaman bambu yang bisa dibeli di area pasar.

4. Bawa minum secukupnya karena antrean penjual minum seringkali panjang.

7 Rekomendasi Hotel Murah di Magelang di Bawah Rp 150 Ribu per Malamnya, untuk Para Backpacker

Daftar 5 Rekomendasi Destinasi dengan Pemandangan Indah di Magelang Selain Candi Borobudur

8 Kuliner yang Wajib Kamu Coba saat Berlibur ke Magelang, dari Sop Senerek hingga Sego Godhok

4 dari 4 halaman

(TribunTravel.com/Ratna Widyawati)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
Magelang
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved