Breaking News:

Memahami Sejarah dan Makna Tradisi Perayaan Hari Raya Nyepi di Indonesia

Memahami Sejarah dan Makna Tradisi Perayaan Hari Raya Nyepi di Indonesia

Penulis: Ratna Widyawati
Editor: Sinta Agustina
asiawebdirect.com
Bali 

TRIBUNTRAVEL.COM - Perayaan Hari Raya Nyepi akan jatuh pada Kamis (7/3/2019).

Menjelang perayaan Hari Raya Nyepi, sudahkah kamu mengetahui sejarah dan makna tradisi Nyepi yang berlangsung setiap tahunnya?

Dengan memahami sejarah dan makna Tradisi Nyepi, kita menjadi bisa menghormati dan menghargai umat Hindu yang merayakannya.

Suasana Perayaan Hari Raya Nyepi di Bali
Suasana Perayaan Hari Raya Nyepi di Bali (Tribun Bali)

Seperti yang dilansir TribunTravel dari beberapa sumber, perayaan Hari Raya Nyepi didasarkan pada penanggalan atau kalender Saka.

Sejak tahun 78 masehi, perhitungan tahun Saka ditetapkan, di mana satu tahunnya juga sama-sama memiliki 12 bulan dan bulan pertamanya disebut Caitramasa, bersamaan dengan bulan Maret tarikh Masehi dan Sasih Kesanga dalam tarikh Jawa dan Bali di Indonesia.

Tonton juga: 

Tahun Baru Saka memiliki makna sebagai hari kebangkitan, hari pembaharuan, hari kebersamaan (persatuan dan kesatuan), hari toleransi, hari kedamaian sekaligus hari kerukunan nasional.

Setiap tahunnya, umat Hindu merayakan pergantian Tahun Saka yang dilakukan dengan cara Nyepi selama 24 jam.

Selama Nyepi, umat Hindu melakukan rangkaian acara yang terdiri dari:

8 Fakta Nyepi yang Jarang Diketahui, Mulai dari Pantangan hingga Promo Hotel Murah

2 dari 4 halaman

1. Upacara Melasti, Mekiyis, Melis

Warga Bali menjalani ritual Melasti di Pantai Padanggalak
Warga Bali menjalani ritual Melasti di Pantai Padanggalak (Robinson Gamar)

Inti dari acara ini adalah menyucikan Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta).

Kegiatan ini dilakukan di sumber air suci kelebutan, campuan, patirtan, dan segara.

Namun sebagian besar umat Hindu melakukannya di segara, karena sekalian untuk tirtha amerta (air yang memberi kehidupan) ngamet sarining amerta ring telenging segara.

2. Menghaturkan bhakti atau pemujaan

Umat Hindu sedang menghaturkan bhakti atau pemujaan
Umat Hindu sedang menghaturkan bhakti atau pemujaan (pegipegi.com)

Kegiatan ini dilakukan di balai agung atau pura desa di setiap desa pakraman, setelah kembali dari mekiyis.

3. Tawur Agung atau mecaru

Umat berebut Tirta dan Beras setelah upacara Tawur Kesanga di Lapangan Puputan, Denpasar
Umat berebut Tirta dan Beras setelah upacara Tawur Kesanga di Lapangan Puputan, Denpasar (Robinson Gamar)

Tawur memiliki arti dalam bahasa Jawa sama dengan saur, dalam bahasa Indonesia berarti melunasi utang.

Di setiap catus pata (perempatan) desa atau pemukiman mengandung lambang untuk menjaga keseimbangan.

Keseimbangan buana alit, buana agung, keseimbangan Dewa, manusia Bhuta, sekaligus merubah kekuatan bhuta menjadi dewa (nyomiang bhuta) yang diharapkan dapat memberi kedamaian, kesejahteraan dan kerahayuan jagat (bhuana agung bhuana alit).

3 dari 4 halaman

Dilanjutkan pula dengan acara ngerupuk atau mebuu-buu di setiap rumah tangga, guna membersihkan lingkungan dari pengaruh bhutakala.

Belakangan acara ngerupuk disertai juga dengan ogoh-ogoh (simbol Bhutakala) sebagai kreativitas seni dan gelar budaya serta simbolisasi bhutakala yang akan disomyakan.

Namun terkadang sifat bhutanya masih tersisa pada orangnya.

4. Nyepi

Nyepi bali
Nyepi bali (mahoganyhotel.com)

Dilakukan dengan melaksanakan catur brata penyepian atau empat pantangan.

Empat pantangan itu yakni amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), amati geni (tidak menyalakan api), dan amati lelangunan (tidak bersenag-senang).

5. Ngembak Geni

Tradisi omed-omedan di Sesetan saat Ngembak Geni
Tradisi omed-omedan di Sesetan saat Ngembak Geni (Tribun Bali/Rizal Fanany)

Mulai dengan aktivitas baru yang didahului dengan mesima krama di lingkungan keluarga, warga terdekat (tetangga) dan dalam ruang yang lebih luas diadakan acara Dharma Santi seperti saat ini.

Yadnya dilaksanakan karena kita ingin mencapai kebenaran.

Dalam Yajur Weda XIX. 30 dinyatakan, Pratena diksam apnoti, diksaya apnoti daksina. Daksina sradham apnoti, sraddhaya satyam apyate.

4 dari 4 halaman

Artinya, Melalui pengabdian/yadnya kita memperoleh kesucian, dengan kesucian kita mendapat kemuliaan.

Dengan kemuliaan kita mendapat kehormatan, dan dengan kehormatan kita memperoleh kebenaran.

Sesungguhnya seluruh rangkaian Nyepi dalam rangka memperingati pergantian tahun baru saka itu adalah sebuah dialog spiritual yang dilakukan oleh umat Hindu agar kehidupan ini selalu seimbang dan harmonis serta sejahtera dan damai.

Mekiyis dan nyejer atau ngaturang bakti di Balai Agung adalah dialog spiritual manusia dengan alam dan Tuhan Yang Maha Esa, dengan segala manifetasi-Nya serta para leluhur yang telah disucikan.

Tawur Agung dengan segala rangkaiannya adalah dialog spiritual manusia dengan alam sekitar para bhuta demi keseimbangan bhuana agung bhuana alit.

Pelaksanaan catur brata penyepian merupakan dialog spiritual antara din sejati (Sang Atma) seseorang umat dengan sang pendipta (Paramatma) Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Dalam din manusia ada sang din /atrnn (si Dia) yang bersumber dan sang Pencipta Paramatma (Beliau Tuhan Yang Maha Esa).

Sima krama atau dharma Santi adalah dialog antar sesama tentang apa dan bagaimana yang sudah, dan yang sekarang serta yang akan datang.

Bagaimana kita dapat meningkatkan kehidupan lahir batin kita ke depan dengan berpijak pada pengalaman selama ini.

Tradisi Nyepi sebenarnya merupakan hari di mana para umat Hindu merefleksikan diri dengan apa yang telah mereka lakukan sepanjang tahun sebelumnya.

Mereka menghentikan segala kegiatan dan memfokuskan diri untuk memikirkan segala tindaknya yang telah lalu.

Maka dengan peringatan pergantian tahun baru saka (Nyepi) umat Hindu telah melakukan dialog spiritual kepada semua pihak dengan Tuhan yang dipuja, para leluhur, dengan para bhuta, dengan diri sendiri dan sesama manusia demi keseimbangan, keharmonisan, kesejahteraan, dan kedamaian bersama.

Hari Raya Nyepi, 468 Penerbangan di Bandara Ngurah Rai Tak Beroperasi Selama Sehari

Kawasan Wisata Gunung Bromo Ditutup Saat Hari Raya Nyepi pada 7-8 Maret

(TribunTravel.com/Ratna Widyawati)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
Nyepi
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved