Breaking News:

4 Kuliner Legendaris di Semarang yang Wajib Kamu Singgahi, Toko Oen Sudah Ada Sejak 1920

4 Kuliner Legendaris di Semarang yang Wajib Kamu Singgahi, Toko Oen Sudah Ada Sejak 1920

perutgendut.com
Toko Oen 

TRIBUNTRAVEL.COM - Berikut kuliner legendaris di Semarang yang layak dicoba oleh Anda yang berkunjung ke Kota Lumpia.

Berbicara mengenai kuliner legendaris yang eksis puluhan tahun, Semarang gudangnya.

Kuliner legendaris di Semarang ini ada banyak, mulai dari kue-kue warisan Belanda, camilan, hingga resep-resep masakan tradisional sebelum kemerdekaan masih eksis di sini.

Cita rasa klasik kuliner tersebut bisa bertahan di tengah terpaan kuliner kekinian yang juga menjadi tren di kalangan milenial kota Semarang.

Sebut saja Lumpia Gang Lombok, Leker Paimo, dan Es Conglik yang buru penggemarnya.

KompasTravel sempat berburu beberapa kuliner Semarang yang telah eksis puluhan tahun, bersama tim Kampung Legenda Mall Ciputra Jakarta, Kamis-Jumat (19-20 Juli 2018).

Mayoritasnya bahkan kini melegenda sebagai ikon kuliner Semarang.

Kuliner legendaris jadi salah satu hal yang wajib Anda coba saat melancong ke Semarang.

Berikut beberapa contoh yang bisa Anda nikmati, mulai makanan berat hingga camilan:

Toko Oen

2 dari 4 halaman

Restoran dengan konsep indis ini dimulai sejak tahun 1922 di Yogyakarta, tetapi yang bertahan hingga saat ini justru cabang Semarangnya yang dimulai sejak 1936.

Restoran Toko Oen, beralamat di Jalan Pemuda 52, Kota Semarang, memiliki berbagai menu makanan yang khas, percampuran Eropa, Jawa, dan sedikit Tionghoa.

Dalam bangunan yang ditaksir berdiri sejak 1910 itu, Anda akan melihat arsitektur warisan kolonial Belanda otentik.

Barisan kursi kayu, perabot tua, dan bingkai-bingkai klasik menghiasi tempat ini, pengunjung seakan dibawa kembali ke masa lalu.

Beberapa hidangan yang khas di sini mulai dari bistik lidah sapi, lumpia semarang, wafle, Es Krim Toko Oen, hingga kue lidah kucing yang merupakan resep dari Eropa.

Anda bisa mengunjunginya antara pukul 09.00-21.00 WIB, di Jalan Pemuda No. 52, Semarang Tengah.

Nasi Pindang

Kuliner ini berupa gulai daging dengan paduan rempah khas bersantan.

Meski sebenarnya kuliner ini khas Kudus, Jawa Tengah, nyatanya Nasi Pindang & Soto Sapi Gajah Mada telah eksis di Semarang sejak 1989.

Di daerah asalnya, nasi pindang khas Kudus berisikan daging kerbau, karena sapi dahulu disucikan oleh masyarakat adat di sana.

3 dari 4 halaman

Sedangkan daging sapi pada masa penjajahan lebih diperuntukkan untuk kolonial Belanda, dan bangsawan.

Sepintas sangat mirip rawon surabaya atau nasi gandul khas Pati, hanya saja cita rasa daun melinjonya menjadi pembeda.

Kuahnya yang keruh, terasa gurih santan dan rempah lainnya, terutama kluwak.

Masyudi Naspin (53), sang pemilik mengatakan kedai ini menggunakan daging leher dan daging tipis yang menempel di rusuk sapi untuk pindang dan sotonya.

Bagi yang ingin mencobanya, bisa berkunjung ke kedai Nasi Pindang Kudus dan Soto Sapi di Jalan Gajahmada nomor 89B, Semarang, Jawa Tengah.

Juga bisa ke dua cabangnya yang tersebar di Semarang, semuanya buka mulai pukul 06.00 – 22.00.

 Pisang Plenet

Kuliner yang satu ini merupakan camilan berbahan dasar pisang kepok yang dibakar.

Uniknya pisang kepok pilihan ini digepengkan terlebih dahulu sebelum dibakar.

Untuk menikmatinya, pisang akan diisi berbagai topping seperti cokelat, gula bubuk, selai nanas, mentega, atau keju.

4 dari 4 halaman

Topping itu pun akan menghiasi lapisan atas pisang yang sudah di tumpuk.

Meski terlihat sederhana, kuliner yang hanya tersisa di beberapa tempat ini masih terus dicari penggemarnya sejak 1960.

Anda bisa menemukan kuliner legendaris ini di tiga tempat Semarang, Jalan Pemuda barisan ruko Mall Sri Ratu, Jalan Gajah Mada, dan kawasan kuliner Pasar Semawis yang hanya buka di malam akhir pekan.

Mangut Kepala Manyung Bu Fat

Siraman kuah panas dengan potongan cabai rawit yang melimpah di atas ikan asap gurih.

Anda bisa menemukan sensasinya di Mangut Kepala Manyung Bu Fat, yang berdiri sejak 1969.

Bagi yang gemar masakan pedas, salah satu kuliner yang melegenda di Semarang ini patut jadi menu makan siang Anda.

Ya, Mangut Ikan Manyung ala Bu Fat.

Ikan manyung merupakan ikan laut yang dagingnya biasa digunakan untuk ikan asin jambal roti.

Gurih dan padat dagingnya menjadi alasan rumah makan ini mengolah kepala dan daging ikan untuk diasap dan diolah dengan bumbu ala bu Fat.

Hidangan favorit di sini justru bagian kepala ikan yang berukuran sebesar bola sepak, kepala manyung ini bisa untuk tiga sampai lima orang.

Daging kepala ikannya terasa lembut, tapi padat, ada beberapa bagian yang kenyal.

Kuah ala Bu Fat dengan cabai dan rempah yang kaya memberikan cita rasa khas yang bikin berkeringat dan ketagihan.

Satu porsi kepala manyung, dijual seharga Rp 75.000-Rp 150.000 dengan berat mencapai dua kilogram.

Bagi Anda yang mau mencicip cita rasa yang legendaris ini, bisa berkunjung ke tiga lokasi Resto Kepala Manyung Bu Fat.

Di antaranya di Jalan Sukun, Banyumanik, dan Jalan Ariloka, Krobokan Semarang Barat, pukul 07.00-19.00 WIB.

Curug Gondoriyo, Objek Wisata Alam Baru di Semarang yang Cocok Dikunjungi Bersama Pasangan

10 Langkah Sukses Cepat Kaya, Diet Serba Tunai Hingga Hidup Tanpa Belanja

Kabar Gembira, Mulai Hari ini Harga Tiket Garuda Indonesia Group Turun Hingga 20 Persen

Viral di Medsos - 3 Porsi Cendol Dihargai Rp 390 Ribu, Ini Alasan Dibalik Mahalnya Harga Cendol

3 Masjid Ikonik yang Wajib Kamu Kunjungi Ketika Sedang Liburan di Semarang, Jawa Tengah

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Kuliner Legendaris Semarang, Dari Toko Oen hingga Mangut Kepala Manyung Bu Fat

Selanjutnya
Sumber: Tribun Jateng
Tags:
Kuliner Legendaris di SemarangToko OenSemarang Jembatan Sikatak Gilo-gilo
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved