TRIBUNTRAVEL.COM - Kuliner Yogyakarta yang terkenal tidak hanya gudeg dan bakpia, namun masih ada beberapa kuliner yang sudah legendaris ada di Yogyakarta.
Salah satunya adalah Jenang Lempuyangan yang sudah ada sejak tahun 1950.
Sangking lamanya, saat ini Jenang Lempuyangan yang sudah terkenal dengan kelezatannya tersebut dilanjutkan oleh generasi ke tiga yakni Bu Gesti, perempuan yang sudah berusia 52 tahun.
Ada beberapa jenis jenang yang bisa kamu coba di sini seperti jenang candil yang terbuat dari beras ketan dan gula jawa, jenang sumsum yang terbuat dari tepung beras.
Tidak hanya itu ada juga jenang mutiara yang terbuat dari tepung kanji dengan butiran warna merah muda.
Beberapa jenis jenang ini, memang disajikan tersendiri, kamu juga bisa membuat jenang sesuai dengan seleramu yang biasanya disebut jenang campur.
Karena kelezatannya Jenang Lempuyangan pun sudah memiliki banyak pelanggan hingga beberapa orang nomor satu di Indonesia seperti (Alm) Soeharto dan Ibu Megawati.
Tribun Jogja melansirkan bahwa pada masa orde baru, Pak Harto sering sekali membeli jenang di sini, jenang yang sering di pesan adalah Jenang Candil dan Jenang Campur.
Karena menjadi satu penganan favorit Pak harto, Jenang Lempuyangan juga dikenal oleh masyaraka sekitar dengan sebutan Jenang Pak Harto.
Tidak hanya Pak Harto, Sultan Hamengku Buwono X dan juga mantan Presiden Megawati juga cukup sering membeli jenang ini ketika beliau sedang berada di Kota Jogjakarta.
Jenang Lempuayangan berada di Hayam Wuruk, Tegal Panggung, Danurejan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta tepatnya berada di Pasar Lempuyangan.
Apabila kamu ingin mencoba Jenang Lempuyangan ini kamu bisa pergi ke Pasar Lempuyangan, lalu dari pintu utama langsung belok kiri hingga mentok kemudian belok kanan.
Satu porsinya jenang ini dibanderol dengan cukup murah yakni Rp 4 ribu per pincuknya, tak akan membuat kantongmu tipis.
Jenang Lempuyangan ini buka setiap hari pada pukul 07.00 hingga sekitar pukul 10.00 siang. Namun, ketika di hari libur, kadang hanya sampai sekitar pukul 09.30-an karena sudah habis terjual oleh para pelanggannya.
Kalau kamu ingin berburu Jenang ini, sebaiknya kamu datang sebelum pukul 07.00 pagi, karena sudah banyak orang yang antri ingin mencicipi jenang legendaris ini.
(TribunTravel.com/GigihPrayitno)