TRIBUNTRAVEL.COM - Sushi merupakan sajian Jepang yang sudah populer di dunia.
Namun tak lengkap rasanya kalau berkunjung ke Jepang tanpa menikmati sushi-nya yang autentik.
Ada beberapa hal yang wajib kamu ketahui sebelum makan ke restoran sushi di Jepang.
Apa saja ya?
Berikut TribunTravel.com telah merangkumnya dari laman savorjapan.com.
Ada dua jenis restoran sushi; Sushi-ya (Restoran Sushi) dan Kaiten Sushi-ten (Restoran Sushi dengan sabuk konveyor/conveyor belt).
Sushi-ya (Restoran Sushi)

Secara umum, sushi-ya terkesan mewah dan mahal.
Meskipun ada banyak restoran sushi kelas atas di Ginza (Tokyo) dan Kitashinchi (Osaka), ada juga sushi-ya yang lebih ramah di kantong di seluruh Jepang.
Interior khas sushi-ya sebagian besar terdiri dari kursi konter.
Di dalam sushi-ya, pengunjung dapat memesan sushi di atas meja sambil melihat koki sushi yang sedang menyiapkan sushi.
Sebagian besar sushi-ya menawarkan hidangan à-la-carte, sehingga sebagian besar pengunjung juga dapat menikmati makanan pembuka dengan sake (minuman beralkohol Jepang) sebelum memesan sushi.
Pengalaman bersantap akan lebih menyenangkan jika kamu membuat reservasi terlebih dahulu sebelum mengunjungi sushi-ya.
Selain itu, beberapa sushi-ya tidak mengizinkan anak-anak.
Jadi, pastikan kamu memeriksa peraturan restoran sushi-ya sebelum berencana mengajak anak-anak.
Ada beberapa etika yang harus kamu perhatikan saat bersantap sushi di restoran tipe sushi-ya.
1. Memesan sushi berdasarkan tipenya.
Secara umum, sushi paling baik dinikmati mulai dari tipe yang rasanya lebih ringan.
Karena kalau tidak, pengunjung akan merasa cepat kenyang dan tidak akan bisa menikmati kelezatan sushi yang citarasanya lebih ringan.
Pengunjung bisa mulai dengan memesan ikan putih biasa seperti ikan tai (ikan bream laut), hirame (olive flounder), atau kohada (sejenis ikan herring) yang direndam dalam cuka.
Setelah itu, pengunjung dapat beralih ke akami (daging tanpa lemak) atau toro (bagian berlemak) dari maguro (tuna).
Kemudian, pengunjung beralih ke sushi dengan topping kaya rasa seperti ikura (daging ikan salmon roe), uni (landak laut), atau anago (belut) dengan saus.
Terakhir, pengunjung dapat menyantap tamagoyaki manis (telur dadar gulung) untuk mengakhiri hidangan.
2. Cara menambahkan shoyu
Untuk menikmati rasa autentik setiap sushi, disarankan untuk menambahkan sedikit shoyu (kecap).
Namun, jangan mencelupkan nasi sushi ke dalam shoyu.
Hal ini tidak hanya akan mempersulit makan sushi, tetapi juga merusak bentuk sushi yang indah.
Untuk nigiri zushi (sushi dengan topping seafood di atas nasi bercuka) cara menambahkan shoyu adalah dengan memutar sushi hingga terbalik untuk mencelupkan bagian toppingnya di shoyu.
Sementara, untuk gunkan maki (sushi dengan nori (rumput laut) melilit nasi cuka, biasanya ditutup dengan bahan-bahan yang mudah tumpah, seperti telur) cara yang terbaik adalah menggunakan gari (acar jahe yang diiris tipis dan bercitarasa manis asam) sebagai kuas untuk meletakkan shoyu pada sushi.
Sushi paling baik dikonsumsi segera setelah disajikan.
Kalau tidak, rasanya bisa berubah karena perubahan tingkat kelembaban dan suhu sushi.
Bakteri juga dapat menumpuk, membuat sushi tidak layak untuk dikonsumsi.
Cara terbaik adalah sushi dimakan utuh menggunakan sumpit atau tangan.
Namun, kamu harus berusaha memegang sushi dengan lembut agar tidak merusak bentuknya.
Hal lain yang perlu diingat adalah cara kamu berinteraksi dengan koki sushi di atas meja.
Mereka bisa saja sangat sibuk, jadi ketahui waktu yang tepat ketika melakukan pemesanan.
Koki sushi juga seringkali bekerja dengan tangan kosong.
Oleh karenanya, jangan pernah meminta mereka mengambil foto atau bantuan lainnya, untuk menjaga kebersihan.
Kaiten Sushi-ten (Restoran Sushi sabuk konveyor/Conveyor Belt)

Kaiten sushi-ten memiliki suasana yang lebih santai.
Keluarga, teman, dan bahkan sekelompok besar pengunjung dapat menikmati santap sushi bersama di restoran ini.
Biasanya, sabuk konveyor dipasang di depan meja dan kursi pengunjung.
Di sabuk konveyor yang berputar mengitari kursi pengunjung ini, terpampang berbagai jenis sushi yang diletakkan di piring kecil.
Pengunjung kemudian dapat memilih jenis sushi apapun yang mereka suka.
Pilihan sajian dan minuman di kaiten sushi-ten cukup terjangkau dibandingkan dengan sushi-ya yang lengkap.
Selain sushi, beberapa kaiten sushi-ten juga menawarkan kari, ramen, kentang goreng, dan berbagai macam makanan dan makanan penutup lainnya.
Meski suasananya lebih santai dibandingkan sushi-ya, masih ada beberapa etika yang perlu kamu perhatikan saat makan di kaiten sushi-ten.
Para pengunjung bisa mengambil piring sushi yang mereka inginkan di atas sabuk konveyor yang berputar.
Namun, pengunjung juga bisa memesan sajian atau minuman dengan cara berbicara langsung atau lewat catatan pesanana atau panel layar sentuh.
Bersantap di kaiten sushi-ten memberikan pengalaman tersendiri karena pengunjung akan mendapat 'surprise' tentang sushi apa saja yang datang di sabuk konveyor.
Sebagian besar minuman, seperti alkohol atau jus, dan sup harus dipesan secara terpisah.
Setiap piring sushi tercantum harganya.
Ada beberapa metode pencantuman harga tergantung pada restoran masing-masing.
Beberapa kaiten sushi-ten melabeli harga berdasarkan warna piring atau menetapkan harga yang sama pada piring apapun.
Ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan saat makan di kaiten sushi-ten:
1. Jangan pernah mengembalikan piring kosong pada sabuk konveyor.
2. Jangan sembarangan menyentuh sushi yang berputar, jangan melakukan hal yang berisiko kontaminasi (seperti berbicara, bersin, atau batuk) tanpa menutup mulut di dekat sabuk konveyor.
3. Jangan meninggalkan sisa karena mengambil terlalu banyak sushi adalah hal yang harus dihindari saat berada di kaiten sushi-ten.
Intinya, pengunjung harus tetap menjaga sopan santun dan kebersihan meski kaiten sushi-ten memiliki suasana yang lebih santai.
(TribunTravel.com/Rizki A. Tiara)