Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Bagi orang-orang yang berasal dari pra-modern, ancaman wabah bukanlah sesuatu yang dipandang sebelah mata.
Masyarakat hidup dalam ketakutan akan terinfeksi oleh penyakit mematikan yang sangat menular, yang secara berkala melanda seluruh Eropa.
Di Strasbourg abad ke-16, ada satu wabah yang cukup misterius
Alih-alih menyebabkan kelelahan, demam, dan bisul, 'wabah menari' justru menyebabkan penduduk kota menari-nari di jalanan sampai mereka mati kelelahan.
• Promo Tahun Baru 2019 - Chatime Tawarkan Promo Menarik Buy 1 Get 1 Free Untuk 2 Jenis Minuman Ini
Pada musim panas 1518 yang panjang dan panas, kota Strasbourg dilanda serangan misterius yang juga dikenal sebagai wabah menari.
Kronik 1636 menggambarkan peristiwa-peristiwa sebagai berikut: "[Pada tahun ini] terjadi di antara laki-laki penyakit yang luar biasa dan mengerikan yang disebut tarian Saint Vitus, di mana laki-laki dalam kegilaan mereka mulai menari siang dan malam sampai akhirnya mereka jatuh pingsan dan menyerah pada kematian."
• Semarang Bridge Fountain, Jembatan dengan Air Mancur Menari Akan Diresmikan Malam Tahun Baru
Menurut sejarawan John Waller, wabah itu dikatakan berasal dari seorang wanita, Frau Troffea, dan dianggap oleh banyak orang sezamannya telah dikutuk oleh Santo Vitus yang pendendam, santo pelindung penari, aktor dan penghibur, yang berniat menghukum orang-orang Strasbourg karena perilaku tidak bermoral.
Suatu pagi yang panas, pada pertengahan Juli, Frau Troffea mulai menari dengan spontan di luar rumahnya.
Dia terus menari sepanjang hari dan di malam hari, sampai dia pingsan karena kelelahan.
Keesokan harinya, dia bangkit lagi, dan mulai menari sekali lagi, mengabaikan semua upaya untuk mendorongnya beristirahat.
• Lucunya Aksi Balita Penderita Kanker Menari saat Dokter Menyanyi dan Memainkan Ukulele
Menurut Waller, wabah menari itu berlanjut selama beberapa hari, dan menarik banyak penonton, terpesona oleh aktivitas aneh wanita itu.
Khawatir tarian itu bisa berubah menjadi penularan, pendeta setempat memaksa wanita itu untuk pergi ke tempat suci Saint Vitus di dekatnya, untuk mencari penyembuhan.
Frau Troffea berhasil dirawat di kuil, tetapi sudah terlambat untuk menghentikan penyebaran wabah itu.
Penduduk setempat yang menyaksikan tariannya segera mulai meniru dia, dengan lebih banyak bergabung dengan mereka setiap hari.
Di alun-alun dan jalan-jalan di seluruh kota, ratusan orang menari tanpa henti.
Dibasahi keringat di bawah terik matahari musim panas, banyak yang pingsan karena dehidrasi dan kelelahan, bahkan kaki mereka berdarah.
• Mah Meri, Suku Misterius Malaysia yang Masih Jalankan Tradisi Menari untuk Orang Mati
Para dokter lokal pada awalnya bingung.
Berbagai upaya dilakukan untuk mengobati wabah menari.
Namun karena tak hasil, para dokter memutuskan untuk melarang adanya musik dan larangan memainkan instrumen.
Akhirnya, pendeta setempat turun tangan, dan mengirim para penderita ke kuil Santo Vitus, berharap untuk menenangkan orang suci yang marah itu.
Akhirnya, setelah satu bulan menari, wabah penyakit tampaknya semakin berkurang, dan kehidupan di Strasbourg kembali normal.
• Gadis Bergaun Kuning Indah Memeluk dan Menari dengan Ayahnya di Bandara Filipina, Videonya Viral
Namun bencana tak berhenti sampai di situ.
Banyak dari mereka yang terkena wabah menari tewas.
Beberapa ahli menyebut korban yang tewas mencapai ratusan orang.
Sejumlah teori telah dikemukakan untuk menjelaskan asal usul wabah menari ini.
Tercatat ahli alkimia Paracelsus, ketika mengunjungi kota itu beberapa tahun kemudian, percaya bahwa Frau Troffea secara sengaja mulai menari untuk mempermalukan suaminya, dan bahwa wanita-wanita lain mengikutinya dalam suatu tindakan pembangkangan.
• Atraksi Andalan di Banyuwangi, Underwater Festival Tampilkan Gandrung Menari di Dasar Laut
Para sejarawan modern berspekulasi bahwa para penari semuanya adalah korban halusinasi yang disebabkan oleh memakan jamur tertentu yang ditemukan pada tanaman gandum.
Namun, para sejarawan seperti John Waller sekarang percaya bahwa kegilaan itu adalah produk dari berbagai faktor sosial dan ekonomi, termasuk panen yang gagal, ketidakstabilan politik, dan prevalensi penyakit.
Masa sulit ini mungkin telah menciptakan suatu bentuk penularan psikotik, tidak jarang dalam masyarakat yang mengalami masa tekanan ekstrem, dan termanifestasi dalam kasus ini dalam bentuk tarian tanpa henti.
Apa pun penyebabnya, wabah menari Strasbourg menjadi satu wabah penyakit paling misterius di dunia.
• 3 Cara Hindari Kutu Busuk di Kursi Pesawat, Pertama Harus Pilih Maskapai Penerbangan
• Daftar Hari Libur Nasional, Cuti Bersama, dan Harpitnas 2019, Siap-siap Pesan Tiket untuk Liburan!
• 6 Penginapan Murah di Kuala Lumpur, Tarif di Bawah Rp 100 Ribu Per Malam
• 7 Destinasi Alam yang Cantik dan Instagramable di Sukabumi, Satu di Antaranya Jembatan Situ Gunung
• 6 Jenis Tempat yang Cocok Dikunjungi Saat Musim Hujan, Wisata Kuliner hingga Pemandian Air Panas