TRIBUNTRAVEL.COM - Komedian, penulis, dan aktor Ernest Prakasa membagikan pengalaman buruk dirinya saat menginap di Airbnb Jepang.
Bahkan ia menuturkan lebih baik menyewa kamar hotel.
Ernest membagikan pengalaman buruknya menginap di Airbnb ini lewat cuitan tread di akun Twitter pribadinya @ernestprakasa, Minggu (30/12/2018).
Tread Ernest terinspirasi dari tread akun twitter @hanityo mengenai penagalaman buruknya menginap di Airbnb di Los Angeles.
Setelah membaca cuitan dari akun @hanityo, sutradara film Milly and Mamet tersebut ikut membagikan pengalaman menginap di Airbnb juga.
Jika @hanityo membagikan pengalaman buruk di Airbnb Los Ageles, kini Ernest mencuitkan pengalaman buruk saat menginap di Airbnb Jepang.
"Gara2 @hanityo bahas Airbnb, gw juga mau share pengalaman gw ah. Sampe saat ini gw udah kurleb 10x nginep di Airbnb, apartemen dan rumah, semuanya di Jepang (Tokyo, Osaka, Kyoto)," tulis Ernest pada kalimat awal untuk memulai tread di Twitternya.
Tujuan Ernest untuk mengunggah tread share pengalaman ini, agar bisa memberikan referensi bagi followers-nya untuk memilih penginapan di Jepang.
"Jadi buat temen2 yg minat hunting Airbnb di Jepang, mungkin thread ini bisa jadi referensi," tambah Ernest.
Sebelum memulai bercerita tentang buruk mengenai Airbnb di Jepang, khususnya Tokyo, Osaka, dan Kyoto.
Ernest memulainya dengan menceritakan hal-hal positif yang berkaitan dengan Airbnb.
Jika dilihat dari budget menginap, Airbnb tentunya sangat direkomendasikan jika ingin menginap dengan tarif yang murah.
Apalagi buat yang sedang traveling ke Jepang secara rombongan, menurut Ernest Airbnb ini sangat direkomendasikan.
Menurut pengalaman Ernest saat meninap di Airbnb di Tokyo dan Osaka secara rame-rame, dirinya tidak merasa kecewa.
"Buat lo yg traveling rame2, gw sangat rekomen ambil rumah di Airbnb. Secara bajet akan jauh lebih murah dari hotel, plus kebersamaannya akan maksimal. Gw udah pernah sewa rumah di Tokyo & Osaka, so far nggak pernah kecewa," tulis Ernest.
Ernest juga menjelaskan bahwa Airbnb banyak memberikan pilihan, dari mulai harga, tipe kamar, maupun lokasinya.
"Jadi keunggulannya pake Airbnb di Jepang ya 3 hal itu:
1) Enak buat rame2 (sewa rumah)
2) Bisa irit banget kalo mau
3) Ada BANYAK BANGET pilihan sesuai selera, baik dari segi harga, bentuk, ukuran, maupun lokasi.
Nah sekarang kita bahas negatifnya ya..., " tulis Ernest.

Setelah menceritakan mengenai hal-hal baiknya, barulah Ernest mulai membagikan pengalaman dirinya selama menginap di Airbnb di Jepang.
Menurutnya semua host di Airbnb tidak begitu fasih dalam menggunakan bahasa Inggris.
Sehingga para tamu dari negara lain tentunya akan merasa kesulitan dalam berkomunikasi.
Ernest juga merekomendasikan untuk mencari host yang mengerti dan lancar berbahasa Inggris.
Hal negarif yang kedua adalah terlalu rumit dalam hal check in yang dibilang terlalu ribet daripada hotel.
Pasalnya, untuk mengambil kunci, perlu adanya janjian terlebih dahulu dengan pihak pengelola Airbnb di Jepang.
Atau ada juga cara mengambil kunci dengan mencari anak kunci tersembunyi, hingga menggunakan password di panel berbahasa Jepang.
Ernerst mengatakan jika check in di Airbnb harus lebih sabar.
Ketiga, hal negatif yang diungkapkan lainnya berkaitan dengan foto ruangan dengan ruangan yang sebenarnya.
Menurut Ernest, foto yang digunakan sering menipu.

Ia bahkan pernah menemukan apartemen yang dia pesan memiliki sofa kecil dengan ukuran yang tidak wajar.
Hasilnya pun tidak sesuai dengan apa yang orang lihat dalam foto.
"Gw pernah nemu apartemen yg pake sofa kecil banget, pendek gitu pokonya ga wajar deh size nya, biar foto ruangannya keliatan gede. Pas nyampe, ZONK. Kesel banget," terang Ernest
Hal negatif keempat mengenai Airbnb di Jepang adalah jangan mudah berasumsi jika Airbnb di Jepang memiliki lift.
Kadang perlu adanya keterangan jelas mengenai ada atau tidaknya lift di sana, apalagi jika Airbnb memiliki banyak lantai.
Jika tanpa lift, tentunya tamu akan merasa kesulitan dalam mengangkut barang-barang menuju ke kamar.
Ernest pun pernah mengalami kejadian bahwa dirinya harus mengangkut kopernya ke lantai tiga, karena tidak adanya lift di Airbnb tersebut.
Berdasarkan uraian yang telah ia jabarkan satu per satu, Ernest menuliskannya dalam bentuk rangkuman.
Ia menuliskan ada empat pengalaman yang tidak mengenakan menginap di Airbnb Jepang.
1. Tidak semua host fasih menggunakan bahasa Inggris.
2. Proses check in sangat rumit.
3. Perlu adanya cek tersebih dahulu, hati-hati gambar penginapannya ada kemungkinan bisa menipu calon pemesan.
4. Jangan mudah berasumsi jika Airbnb memiliki lift.
"Jadi ga enaknya pake Airbnb di Jepang:
1) Ga semua host fasih bahasa Inggris
2) Proses check in lebih rumit drpd hotel
3) Hati2 foto yg menipu. Apartemen, terutama di Tokyo, ukurannya bisa sangat amat mini
4) Jangan berasumsi ada lift, karna bisa jadi anda kena zonk seperti saya, " ungkap Ernest lewat cuitan di tread Twitter pribadinya.
Saat akan menutup tread, Ernest juga memberikan penjelasan jika ia sedang traveling rame-rame kemungkinan ia juga bisa menyewa Airbnb di Jepang.
Namun jika ia hanya membutuhkan tempat menginap berdua saja atau berempat, ia akan lebih memilih hotel.
Ia kecewa dan tidak ingin mengulangi pengalaman buruknya menginap di Airbnb saat berada di Tokyo, Osaka, Kyoto.
"Kalo travel rame2 banget, gw masi akan mau ambil rumah biar ngguyub seru. Tp kalo cm berdua atau berempat, gw kapok,"
Airbnb adalah sebuah online marketplace bagi orang-orang yang ingin menyewa dan menyewakan kamar pribadi, apartemen ataupun rumahnya.
Biasanya, orang-orang menyewakan rumahnya secara harian seperti kamar hotel.
(TribunTravel.com/ Ayumiftakhul)