Breaking News:

Tsunami di Selat Sunda Terkait Aktivitas Gunung Anak Krakatau, Ini Penjelasannya Menurut PVMBG

PVMBG menuliskan tsunami di selat Sunda kemungkinan besar dipicu oleh longsoran atau jatuhnya sebagian tubuh dan material Gunung Anak Krakatau

dok BNPB
Gunung Anak Krakatau 

TRIBUNTRAVEL.COM - Tsunami menerjang kawasan pantai di barat Banten dan di selatan Lampung, Sabtu (22/12/2018) malam.

BNPB sudah mengumumkan 222 orang meninggal, 843 orang luka-luka dan 28 orang dikabarkan hilang.

Tsunami menyebabkan bangunan dan rumah warga di Pandeglang dan Lampung selatan luluh lantak.

Tercatat 9 hotel mengalami rusak berat sedangkan ada 60 warung hancur akibat tsunami.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan analisis mereka.

PVMBG mengeluarkan analisis pada Senin (24/12/2018) lewat media sosial.

Lihat Juga:

Dalam analisis tsunami PVMBG, sebelum kejadian tsunami, erupsi Gunung Anak Krakatau terjadi secara menerus sejak Juni 2018 dan berfluktuasi namun tidak ada peningkatan intensitas yang signifikan.

PVMBG menuliskan tsunami yg terjadi pada 22 Desember 2018 kemungkinan besar dipicu oleh longsoran atau jatuhnya sebagian tubuh dan material Gunung Anak Krakatau (flank collapse) khususnya di sektor selatan dan barat daya.

PVMBG mengatakan perlu data tambahan dan analisis lebih lanjut untuk mengetahui apakah ada faktor lain yg berperan.

2 dari 2 halaman

Dalam sebuah sumber yang dikutip PVMBG, S.L. Soloviev dan Ch.N. Go pada tahun 1974, Wilayah Selat Sunda beberapa kali dilanda tsunami yang dipicu oleh gempa bumi (tahun 1722, 1852, dan 1958), erupsi atau aktivitas G. Krakatau (tahun 416, 1883, dan 1928), serta penyebab lain yang belum diketahui (tahun 1851, 1883 dan 1889).

Menurut PVMBG, tsunami yang terjadi adalah kasus yang spesial dan jarang terjadi di dunia, serta masih sangat sulit untuk memperkirakan kejadian partial collapse pada suatu gunung api.

Dalam rekomendasinya, PVMBG mengatakan perlunya pemantauan tsunami di tengah Selat Sunda baik dengan pemasangan peralatan pemantau (stasiun pasang surut di pulau sekitar Gunung Anak Krakatau dan/atau BUOY) maupun pemantauan visual dengan penginderaan jauh.

Aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau menurut PVMBG masih berlangsung terus menerus.

Masyarakat di pesisir barat Banten dan pesisir selatan Lampung agar tetap waspada, dan untuk sementara waktu tidak beraktivitas di wilayah yang terlanda tsunami hingga kondisi memungkinkan.

(TribunTravel.com/Arif Setyabudi)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
Gunung Anak KrakatauSelat SundaBantenLampung Tempoyak Gipang (Jipang) Leumeung
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved