TRIBUNTRAVEL.COM - Serbuan lalat yang masuk ke pemukiman warga di Padukuhan Salakan, Desa Potorono, Banguntapan mendapatkan respon dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul.
DLH Kabupaten Bantul mengaku akan segera menindaklanjuti kasus tersebut.
"Kita akan melakukan pengecekan ke lokasi. Mencari tau apa sebab dari banyaknya lalat masuk di pemukiman warga," kata Indriyanto saat dihubungi wartawan, Senin (10/12/2018).
Ia menduga banyaknya lalat yang menyerbu ke pemukiman warga karena adanya sampah. Ataupun tempat perindukan lalat yang belum dikelola dengan baik.
Lihat Juga:
"Lalat itu kan hewan yang identik dengan kebersihan lingkungan. Makanya kita akan cek terlebih dahulu," terangnya.
Adapun ketika disinggung perihal keluhan warga, bahwa lalat diduga berasal dari kandang ternak ayam yang berjarak dekat dengan pemukiman warga.
Indriyanto mengaku akan mengambil sikap berdiri dua kaki. Artinya, akan melihat fenomena serbuan lalat ke pemukiman warga secara komprehensif.
"Saya akan minta keterangan dari warga dan juga keterangan dari pemilik kandang ternak. Baru kemudian kita cari jalan keluar yang terbaik," tuturnya.
Indriyanto mengaku tidak mau secara semena-mena menyudutkan pemilik kandang ternak. Karena di sana (kandang ternak) ada aktifitas ekonomi.
Namun demikian, aktifitas kandang ternak juga ternyata berdampak bagi kehidupan masyarakat. Sebab itu, ia juga tidak mau menutup mata ataupun mengesampingkan adanya keluhan warga di sekitar lokasi itu.
"Kita akan pertemukan kedua belah pihak. Supaya dampak negatif dari adanya kandang ternak bisa segera di selesaikan dengan baik," ungkap dia.
Diketahui sebelumnya, ketua RT 10 Padukuhan Salakan, Potorono, Banguntapan, Bantul, Giyadi mengatakan, sudah sepekan terakhir ini, dirinya mendapatkan banyak laporan dari warganya perihal serangan lalat ke pemukiman warga.
Bahkan, menurutnya, sebaran lalat bukan hanya terjadi di lingkungan rukun tetangganya saja. Akan tetapi hampir merata di pemukimam warga yang ada di padukuhan Salakan, Desa Potorono.
"Lalat yang ada di rumah-rumah warga banyak sekali. Kami banyak menerima laporan dari masyarakat. Saya sendiri merasakan. Rumah saya menjadi banyak lalat,"
"Tahun ini (wabah lalat) luar biasa sekali," ujar dia, mengeluhkan banyak lalat di area pemukiman.

Giyadi menjelaskan hingga saat ini belum ada penelitian penyebab pasti kenapa tiba-tiba pemukiman warga banyak dikerumuni lalat. Namun ia menduga, wabah lalat menyebar karena adanya kandang ternak ayam yang keberadaanya tidak jauh dari pemukiman warga.
"Saya merasakan setiap (kandang ternak ayam) menjelang panen dan pasca panen. Lalat banyak sekali. Kemungkinan lalat timbul dari sana (kandang ayam)," kata Giyadi, menduga.
Kandang ayam itu, menurutnya, berdiri di atas tanah kas desa.
Sebagai Ketua Rukun Tetangga, Giyadi mengaku tidak diam saja. Mengingat serangan lalat seperti wabah yang kerap kali terjadi di Padukuhan Salakan.
Ia bersama warga, beberapa kali sudah mengadukan kepada pemerintah desa Potorono, perihal kandang ayam dan wabah lalat yang menyerang pemukiman warga.
"Hingga saat ini, belum ada respon dan tanggapan dari pemerintah desa," katanya.
Kata Giyadi, warga mengharapkan agar pemerintah desa bersama instansi pemerintah lain dapat melakukan upaya untuk membasmi wabah lalat tersebut. Karena warga khawatir jika tidak ada upaya pengusiran, lalat akan mendatangkan penyakit.
"Kami khawatir jika wabah lalat tidak segera diatasi, masyarakat bisa terserang penyakit," katanya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Serbuan Lalat di Desa Potorono, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul Segera Turun Tangan