TRIBUNTRAVEL.COM - Memasuki musim hujan, sejumlah jalan protokol di Kota Surabaya semakin rindang dan cantik. Hal itu lantaran terdapat banyak Pohon Tabebuya beraneka warna bermekaran dan menjadi perhatian banyak masyarakat.
Bahkan, Tabebuya yang dianggap mirip bunga Sakura seperti di Jepang ini seakan merayakan raihan Kota Surabaya yang berada di posisi puncak Guangzhou International Award 2018.
Rabu (28/11/2018) pagi ini, Kota Surabaya berada di posisi pertama voting ajang The Guangzhou International Award 2018,.
Kehadiran Bunga Tabebuya juga ramai diperbincangkan netizen dan viral di media sosial.
Pohon Tabebuya ini berasal dari negara tropis, yakni Brasil. Namun, Pemkot Surabaya mendatangkannya dari Malang dan Kediri untuk membudidayakan pohon itu sejak 2010 lalu. Tabebuya juga dibudidayakan petani di Kebun Bibit Surabaya.
Tabebuya yang tumbuh di Surabaya memiliki beberapa varian warna, yakni kuning, pink, putih, dan warna ungu yang disebut-sebut memiliki kemiripan dengan bunga Sakura.
Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Muhammad Fikser mengatakan, Tabebuya kini tersebar di sejumlah jalan protokol Kota Surabaya. Antara lain, Jalan Ahmad Yani, Jalan Darmo, dan Jalan Raya Gubeng Surabaya.
"Bunga Tabebuya itu sebenarnya sudah banyak tersebar di beberapa tempat, sampai di pelosok jalan, tapi yang paling banyak (memang) di jalan-jalan utama protokol," kata Fikser, Selasa (27/11/2018).
Bibit tabebuya yang tumbuh subur itu, menurut Fikser, berasal dari budi daya petani bunga yang berada di Kebun Bibit Surabaya. Namun, pemkot juga mendatangkannya dari petani-petani yang berasal dari Malang dan Kediri.
Ide Wali Kota Risma
Pencetus awal penanaman tumbuhan tabebuya ini, imbuh Fikser, tak lepas dari inisiatif Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, jauh sebelum menjabat sebagai Wali Kota Surabaya.
Namun, penanaman Pohon Tabebuya saat itu belum banyak. Pemkot Surabaya melakukan penanaman sejumlah jenis pohon dan tanaman secara serius pada 2010 lalu, untuk peremajaan ruang terbuka hijau di Surabaya.
Tujuan menanam Pohon Tabebuya, selain ingin menambah keasrian Kota Surabaya, juga dapat memberi habitat alami bagi ragam biota yang menggantungkan hidupnya dari dan di atas pohon.
Menurut Fikser, mekarnya Tabebuya terjadi dua kali dalam setahun, yakni pada April dan November.
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Bunga Tabebuya Bermekaran, Rayakan Kota Surabaya di Puncak Guangzhou International Award