TRIBUNTRAVEL.COM - Pulau Sumatera memiliki sederetan taman nasional yang menyimpan keanekaragaman hayati khas Indonesia.
Satu di antaranya adalah Taman Nasional Sembilang.
Secara administratif, Taman Nasional Sembilang termasuk wilayah Kabupaten Banyuasin dan Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan.
Dikutip TribunTravel.com dari laman TribunSumsel.com, akses menuju kawasan Taman Nasional Sembilang ditempuh dengan menggunakan kendaraan air.
Hal ini dikarenakan karakteristik dan lokasi kawasan yang merupakan perairan.
Jalur yang umum digunakan untuk mencapai kawasan TN Sembilang adalah dengan menggunakan kendaraan air berupa speedboat dari Palembang.
Taman Nasional Sembilang juga memiliki fakta menarik untuk dibahas.
1. Luas dan zona pengelolaan
Luas keseluruhan TN Sembilang mencapai 267.373,9 hektar.
Taman Nasional Sembilang terbagi dalam 6 enam zona pengelolaan.
Yaitu, zona inti seluas 83.184,798 hektar, zona rimba seluas 105.727,81 hektar, zona pemanfaatan seluas 2.497,818 hektar, zona rehabilitasi seluas 5.477,014 hektar, zona tradisional seluas 5.477,014 hektar dan zona khusus sełuas 4.083,641 hektar.
2. Hutan mangrove terbesar di Indonesia Barat
Terdapat beberapa tipe habitat di Taman Nasional Sembilang.
Yakni hutan mangrove, rawa dan dataran lumpur.
Dengan luas 87.000 hektar, hutan mangrove di Taman Nasional Sembilang merupakan yang terluas di Indonesia bagian barat.
3. Potensi satwa
Terdapat tidak kurang dari 53 spesies mamalia.
Seperti berang-berang (Lutra lutra) beruang madu (Helarctos malayanus), kucing bakau (Felis bengalensis).
Ada pula macan dahan (Neofelis nebulosa), harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae), musang air (Cynogale Bemetti), dan babi (Sus Srofta).
Setidaknya terdapat lima spesies primata termasuk ungko (Hylobates agilis), kera ekor panjang (Масаса fascicularis), beruk (M. nemestrina) dan lutung kelabu (Presbytis cristata).
Selain itu terdapat 213 jenis burung, 112 jenis ditemukan di daerah mangrove dan 44 jenis diantaranya menggunakan mangrove sebagai habitat utama.
Dari hasil kajian 2016-2018, terdapat 28 spesies burung air migran.
Sekitar 80.000 ekor burung dapat dijumpai setiap harinya di Delta Banyuasin.
Di antaranya bangau bluwok (Mycteria cinerea), bangau tongtong (Leptoptilos javanicus), cucuk besi (Threskiornis melanocephalus), bangau storm (Ciconia stormy),
Cangak Sumatera (Ardea Sumatrana), Rangkong Badak (Buceros rhinoceros), Rangkong Helm (Rhinoplax Virgil), Rangkong Hitam (Antrhacoceros Malayanus), Gajahan Timur (Numenius Madagascariensis), dara laut (Sternidae), cerek (Charadrius), biru laut (Limosa) dan kedidi (Calidris).
Reptil tercatat ditemukan buaya muara (Crocodylus Porosus), buaya sinyulong (Tomistoma Schlegelii), ular cincin mas (Boiga Dendrophila) dan ular sawah (Phyton).
4. Potensi sumber daya perairan
Sumber daya perairan di Kawasan TN Sembilang di antaranya adalah ikan, kepiting. udang, kerang.
Terdapat juga hasil olahan berupa terasi.
Terasi yang diolah masyarakat sekitar kawasan dijual ke Bangka dalam bentuk bahan, baru kemudian dikemas.
Sehingga, potensi sumber daya perairan yang diolah masyarakat sekitar Taman Nasional Sembilang adalah terasi.
5. Potensi wisata alam
Beberapa kegiatan wisata yang dapat dilakukan wisatawan, peneliti, maupun fotografer.
Seperti pengamatan mangrove, pengamatan buaya, memancing, pengamatan burung pantai dan burung migran, pengamatan lumba-lumba, photo hunting dan wisata susur sungai. (*)