TRIBUNTRAVEL.COM - Kalani, seorang anak perempuan diklaim dokter hanya memiliki sisa waktu beberapa bulan saja untuk hidup.
Orang tua Kalani, Charlene dan Justin ingin memberikan sebuah hari terbaik untuk bisa dilewati bersama sang buah hatinya.
Dilansir dari metro.co.uk, mereka memutuskan untuk menyusun sebuah kegiatan yang bisa dihabiskan oleh keluarga kecil mereka ini.
Dengan susunan rencana yang telah mereka susun tersebut diharapkan akan membawa kebahagiaan bagi putri kecilnya.

Orang tua Kalani diberitahu dokter, kondisi Kalani tidak dapat disembuhkan setelah mengidap penyakit tumor langka.
Charlene dan Justin akhirnya memutuskan untuk melakukan daftar kegiatan yang diinginkan oleh Kalani.
Mereka akan melakukan kegiatan tersebut ketika Kalani dibebaskan dari rumah sakit.
Orang tua Kalani menolak untuk membiarkan Kalani meninggal di rumah sakit dan menghabiskan begitu banyak waktu di sana.

Mereka juga telah memindahkan perawatan di rumah sakitnya di sebuah resort saat mereka menjalani liburan bersama.
Daftar mereka meliputi melakukan perjalanan ke kebun binatang, taman hiburan, mengadakan pemotretan, menonton film, hingga membuat cetakan tangan untuk keluarganya.
Bahkan, keluarganya akan mulai mengadopsi anak anjing untuk waktu Natalnya nanti.
Keluarga ini juga telah menerima voucher 10.000 dolar untuk berlibur di sebuah taman hiburan di Queensland.
"Kami telah menerima 10.000 dolar dalam voucher perjalanan dari konvoi i98 yang akan digunakan pada liburan ke taman-taman hiburan di Queensland seperti; Sea World, Dunia Film, Dunia Impian," jelas ibu Kalani, Charlene dikutip dari metro.co.uk.

Menurut Charlene, Kalani sangat menyukai wahana-wahana di taman bermain dan juga menyukai neragam binatang.
"Kita akan pergi ke Kebun Binatang Dubbo dan menginap beberapa malam di lokasi penginapan di dalam Kebun Binatang," tambahnya.
Pada Agustus 2016, Charlene Ebbs ibu yang telah memiliki dua anak sebelumnya, telah melahirkan seorang putri bernama Kalani.
Pada usia empat bulan, Kalani dicurigai mengalami masalah ketika mengendalikan gerakan leher dan kepalanya.
Kalani juga menunjukkan gejala mengkhawatirkan lainnya, bahkan dia kerap berteriak berjam-jam hingga muntah.

Karena ia mengalami muntah yang cukup serius, akhirnya ia dibawa ke rumah sakit.
Pada Maret 2017, dokter menemukan Kalani mengidap sebuah tumor rhabdoid teratoid atipikal.
Tumor tersebut tumbuh pda otak dan biasanya ditemukan pada anak-anak.
Tumor tersebut menghalangi cairan tulang belakang otaknya dari pengurasan, hingga menyebabkan tekanan yang mematikan pada otaknya.
Gadis kecil itu juga harus menjalani beberapa operasi hingga kemoterapi selama 51 minggu dan 27 fraksi radioterapi.

"Kalani memasuki dunia ini sebagai bayi kecil yang polos, rapuh, berharga, sempurna dan pada usia enam bulan kami diberitahu bahwa bayi kami menderita kanker otak, dapat meninggal dan tidak ada yang dapat saya lakukan untuk menghentikannya," ujar ibunda Kalani, Charlene.
Perawatan Kalani selesai pada bulan Mei, dan orang tuanya diberitahu bahwa dia sedang dalam masa istirahat.
Tiga bulan kemudian, MRI rutin mengungkapkan titik di batang otak Kalani mengalami pertumbuhan yang cukup agresif.
Meskipun Charlene dan Justin merasa terguncang hatinya ketika mendengar pernyataan tersebut, namun mereka tetap berusaha kuat.
(TribunTravel.com/ Ayumiftakhul)