TRIBUNTRAVEL.COM - Saat mengunjungi Candi Prambanan, jangan lupa mampir sekalian ke Museum Prambanan.
Di kawasan Candi Prambanan, kamu tak akan hanya disuguhi bangunan candi berarsitektur Hindu-Budha yang berusia ratusan tahun, tetapi juga sebuah museum.
Yakni, Museum Prambanan.
Mengutip laman TribunJogja.com, bangunan Museum Prambanan terletak di sisi utara Kompleks Candi Prambanan.
Untuk menemukannya, traveler tak perlu bingung atau khawatir tersesat.
Sebab, sudah ada papan penunjuk jalan yang mengarahkan lokasi Museum Prambanan.
Dari depan, Museum Prambanan memang tidak terlalu mencolok, bahkan terlihat biasa.
Namun, ada tulisan besar "MUSEUM" di bagian atap pintu utamanya.
Saat memasuki museum, pengunjung disambut oleh pendopo gaya Joglo.
Di pendopo gaya Joglo Museum Prambanan, biasanya banyak seniman yang menampilkan pertujukan serta menyajikan tembang-tembang Jawa lengkap dengan gamelannya.
Museum Prambanan terdiri dari 3 bangunan utama.
Dalam ketiga bangunan tersebut, ada artifak-artifak bersejarah yang ditemukan di Kompleks Candi Prambanan.
Pada bangunan pertama, pengunjung akan diperkenalkan dengan sejarah dan artifak dari Kompleks Candi Prambanan dan bangunan candi lain di sekitarnya.
Sementara, Taman Wisata Candi Prambanan memang memiliki sejumlah kompleks bangunan.
Beberapa di antaranya bahkan beraliran Buddha.
Seperti Candi Sewu (Manjusrighra), Candi Lumbung, dan Candi Bubrah.
Display artifak dalam Museum Prambanan disajikan dengan menarik.
Semuanya dilengkapi dengan keterangan tertulis di sisi artifak.
Grafis besar bangunan candi juga terpampang memenuhi tembok.
Pada bangunan kedua, pengunjung akan dapat menyaksikan cerita visual tentang proses pembangunan candi.
Di sini pulalah terdapat prasasti yang sangat tua.
Isi prasasti tersebut menceritakan tentang pembangunan candi di masa lampau.
Di sudut, sebuah televisi layar datar menampilkan video ilustrasi dalam bentuk animasi, menceritakan bagaimana situs Prambanan dibangun pada zaman dahulu.
Terakhir, pengunjung akan menemukan sejumlah artifak kepala Buddha yang sangat familiar.
Tidak hanya berasal dari candi di kawasan Prambanan, museum ini juga menyajikan artifak dari Candi Borobudur.
Selain itu, pengunjung bisa melihat dengan jelas sejumlah perlengkapan sehari-hari di masa lalu.
Seperti, piring yang terbuat dari tanah liat bermotif tanaman atau pajangan berupa guci.
Derry Supriyatno, seorang pengunjung mengaku takjub dengan isi museum ini.
Ia masih terheran-heran bagaimana candi sebesar itu bisa dibangun tanpa teknologi yang canggih seperti saat ini.
"Informasinya diberikan secara lengkap, kita jadi tahu bagaimana candi dibangun saat itu," kata pria asal Kalimantan Tengah ini.
"Saya kira museum ini sangat recommended sebagai wisata edukasi," ujar Derry.
Museum Prambanan sendiri beroperasi sejalan dengan jam operasional dari Kompleks Candi Prambanan sendiri.
Pengunjung sama sekali tidak dikenakan biaya alias gratis.
Pengunjung museum bahkan bisa menikmati tayangan khusus dalam ruangan seperti bioskop.
Bahkan ada film pendek tentang sejarah Candi Prambanan.
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul "Jejak Sejarah Hindu-Buddha Nusantara di Museum Prambanan,"
(TribunTravel.com/Rizki A. Tiara)