Breaking News:

Menguak Misteri Dibalik Penulisan Angka 4 Pada Jam Gadang di Bukittinggi

Berdasarkan penelusuran TribunTravel.com, angaka 'i' besar berjajar empat tersebut memiliki banyak penjelasan.

shutterstock/KiwiGraphy
Jam Gadang 

TRIBUNTRAVEL.COM - Kamu pasti tak asing dengan nama Jam Gadang.

Ya, Jam Gadang dikenal sebagai landmarknya Kota Bukittinggi.

Menara jam dengan petunjuk waktu berukuran besar ini memang selalu menarik perhatian turis yang berkunjung ke Bukittinggi.

Jam Gadang dalam bahasa Minangkabau berarti jam besar.

Jam Gadang dibangun pada 1926 oleh arsitek Yazin dan Sutan Gigi Ameh sebagai hadiah dari Ratu Belanda kepada Controleur (Sekretaris Kota) Rook Maker.

Sekilas memang tak ada yang aneh pada Jam Gadang.

Namun jika diperhatikan, Jam Gadang ini memiliki penulisan angaka romawi '4' yang berbeda.

Jika biasanya angak 4 pada penulisan romawi adalah IV, pada Jam Gadang ini di tulis IIII.

Berdasarkan penelusuran TribunTravel.com, angaka 'i' besar berjajar empat tersebut memiliki banyak penjelasan.

1. Keseimbangan Visual

minangtourism
instagram.com/minangtourism

Selain Jam Gadang dan Pasa Ateh, Inilah 6 Destinasi Wisata Wajib Kunjung di Sumatera Barat

2 dari 3 halaman

Sejarah penulisan angka IIII bermula dari King Louis XIV (5 September 1638 - 1 September 1715) yang meminta kepada seorang untuk membuat sebuah jam baginya.

Pembuat jam memberi nomor pada setiap jam sesuai dengan aturan angka Romawi.

Setelah melihat jam yang diberikan kepadanya, Raja tidak setuju dengan penulisan IV sebagai angka "4" dengan alasan ketidakseimbangan visual.

Penulisan angaka IV dianggap tak memiliki keseimbangan visual dengan angka seberangnya, VIII.

Sehingga di tulislah IIII khusus pada penulisan angka di jam.

2. Angka 4 Dahulu di tulis III

kabarminang
instagram.com/kabarminang

6 Kuliner Khas Minang di Sekitar Jam Gadang Bukittinggi, Cicipi Manis Legitnya Lamang Tapai

Berdasarkan situs lain yang berjudul FAQ: Roman IIII vs. IV on Clock Dials, seorang yang bernama Milham mengatakan bahwa penjelasan seperti di atas tidak sepenuhnya benar.

Menurutnya, penulisan IIII untuk angka 4 telah ada jauh sebelum Louis XIV.

Penomoran Romawi memang bervariasi dari awalnya.

Pada masa awal angka 4 memang ditulis IIII dengan empat huruf I.

3 dari 3 halaman

Penulisan 4 menjadi IV hanya terjadi di masa modern

3. Angka 4 berarti Dewa

ceritapadang
instagram.com/ceritapadang

Tak Jauh dari Jam Gadang, Inilah Resort Bergaya Timur Tengah di Tengah Kota Bukittinggi

Penjelasan lain cukup menarik.

Harvey mengatakan, IV adalah singkatan dari dewa Romawi, Jupiter, yang ditulis IVPPITER.

Jadi, jika IV diletakkan di dalam jam bangsa Romawi, maka jam itu akan bertuliskan 1, 2, 3, DEWA, 5.

Berdasarkan penjelasan tersebut, bangsa Romawi mungkin tak ingin nama tuhan mereka ditaruh di jam seperti itu.

Namun, kalau dilihat dari kacamata Louis XIV, maka mungkin ia tidak ingin ada nama dewa pagan di permukaan jam.

(TribunTravel)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
TribunTravelJam GadangBukittinggirahasia angka 4MinangkabauBelandaRomawi Beskap Andries Noppert
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved