Breaking News:

6 Bahaya dari Berbagai Negara yang Harus Kamu Waspadai: Ada Polisi 'Palsu' di Italia

Dilansir TribunTravel.com dari laman brightside.me, inilah enam bahaya dari berbagai negara yang musti diwaspadai.

Penulis: Ambar Purwaningrum
Editor: Sri Juliati
City of Spokane
ILUSTRASI Polisi 

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum

TRIBUNTRAVEL.COM - Saat liburan ke suatu negara, kita tak hanya mengunjungi destinasi eksotis atau mencoba kuliner khas.

Ada hal lain yang harus traveler pahami sebelum menginjakkan kaki ke negara tersebut.

Paling tidak pelajari apa yang sedang terjadi pada negara yang hendak dikunjungi.

Jangan sampai liburanmu berantakan gara-gara menjadi korban perampokan atau dipenjara karena tak sengaja melanggar aturan setempat.

Dilansir TribunTravel.com dari laman brightside.me, inilah enam bahaya dari berbagai negara yang musti diwaspadai.

1. Jangan mengandalkan Google Maps di Korea Selatan

(brightside.me)

Google Maps tidak akan membantumu selama di Korea Selatan.

Pemerintah Korea Selatan tidak memberi hak kepada Google untuk menggunakan data kartografi dengan alasan pertimbangan keamanan nasional.

Itu sebabnya sebelum ke Korea Selatan, traveler harus menginstal aplikasi navigasi lokal.

2 dari 4 halaman

Aplikasi peta paling populer adalah NAVER Map yang tersedia dalam bahasa Korea dan Inggris.

2. Dilarang makan atau minum di angkutan umum di Singapura

aradeayaya
instagram.com/aradeayaya

Traveler tentu sudah pernah mendengar, merokok di tempat umum di Singapura bisa ketiban denda 1.000 dolar AS atau setara Rp 14,9 juta.

Ada lagi denda yang cukup mengejutkan bagi turis yang berkunjung ke sana.

Yakni larangan makan, minum, atau menyusui di transportasi umum .

Dendanya bisa mencapai 500 dolar AS atau setara Rp 7,4 juta.

Mengapa hukum di Singapura begitu ketat?

Pemerintah Singapura ingin mencegah situasi berbahaya dan ketidaknyamanan bagi penumpang.

Minuman atau makanan yang tertumpah dapat merusak kursi serta mudah membuat orang lain tergelincir dan jatuh karena menginjaknya.

3. Hampir tidak mungkin membeli sesuatu setelah jam 9 malam di Swiss.

telaviv.dressup
instagram.com/telaviv.dressup
3 dari 4 halaman

Toko-toko di Swiss tutup pada pukul 18.30 setiap hari dan pukul 9 malam pada hari Kamis.

Mereka juga tidak bekerja pada hari Minggu.

Namun, masih ada toko-toko kecil yang beropertasi sesuai dengan keinginan mereka sendiri.

Bahkan jika beberapa toko buka setelah jam 21.00, kamu tidak akan dapat membeli alkohol karena untuk saat ini, penjualan minuman ini dilarang.

Itulah mengapa lebih baik berpikir ulang saat hendak membeli barang-barang di Swiss pukul 21.00 malam.

Ini juga berlaku untuk beberapa negara Eropa lainnya seperti Austria dan Jerman.

4. Dilarang mengekspor mata uang lokal, dinar Tunisia, dari Tunisia.

expatawesome
instagram.com/expatawesome

Dinar Tunisia disebut juga “mata uang terdekat."

Itulah sebabnya setiap upaya untuk membawa uang tersebut keluar dari Tunisia, kamu bisa bermasalah dengan hukum.

5. Ada polisi palsu di jalanan Italia.

thefugati
instagram.com/thefugati
4 dari 4 halaman

Seperti di beberapa negara lain, traveler bisa saja bertemu dengan polisi 'palsu' di Italia.

Mereka berdalih 'memeriksa' turis dengan berbagai alasan lantas mencuri uang dari kantong para turis.

Terkadang, masyarakat sipil di Italia bertindak seperti polisi dan menunjukkan lencana palsu.

Sementara polisi sesungguhnya yang berpakaian sipil tidak akan memeriksa dokumen dari turis karena mereka memiliki tugas yang sangat berbeda.

Jika mengalami situasi ini, jangan terburu-buru menunjukkan dokumen dan dompetmu.

Lebih baik meminta mereka memanggil polisi sungguhan - biasanya, ini cukup untuk membuat polisi palsu ini menghilang.

6. Ada kemungkinan kamu bisa secara tidak sengaja "mematahkan"pegangan taksi di China

naz___dnd
instagram.com/naz___dnd

Ada beberapa tipu daya yang dilakukan penjahat untuk menipu para turis.

Namun di China, kamu bisa disalahkan karena merusak kendaraan transportasi.

Trik licik ini dilakukan seperti ini: sopir taksi akan menempelkan gagang pintu yang rusak di pintu taksi.

Ketika penumpang mencoba membuka pintu, pegangan itu tiba-tiba "putus."

Sopir taksi berpura-pura marah dan memaksa penumpang membayar kerusakan tersebut.

Dalam kasus ini, lebih baik panggil dan libatkan polisi; kemungkinan besar kamu akan aman dan jauh dari masalah.

Cara yang paling aman adalah hubungi taksi resmi sehingga traveler tak terlibat dalam situasi yang menjebak ini.

Misalnya, di Beijing, semua nomor registrasi dari taksi resmi dimulai dengan simbol 京 B.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
ItaliaBeijingSingapuraSwissTunisia Curry Puff Popiah Darren Kent Zuppa Soup Widi Astutik Emil Audero
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved