TRIBUNTRAVEL.COM - Masakan Padang telah menjadi satu di antara ikon kuliner Indonesia yang mendunia.
Nasi Padang merupakan masakan khas di daerah Sumatera Barat yang banyak diminati orang Indonesia.
Ternyata, ada beberapa fakta mengenai nasi Padang yang jarang diketahui.
Berikut TribunTravel.com telah merangkum empat fakta menarik tentang masakan dan rumah makan Padang.
• Inilah Pelopor Awal Rumah Makan Padang di Indonesia, Buka di Cirebon dengan Nama Gontjang Lidah
1. Lagu Berjudul Nasi Padang
Bule asal Norwegia bernama Audun Kvitland Rostad sangat terkesan dengan masakan Padang.
Ia mulai merasakan nasi Padang ketika berkunjung ke Indonesia selama beberapa minggu.
Rostad pun membuat sebuah lagu yang mengisyaratkan tentang kecintaannya kepada nasi Padang dan mengunggahnya ke Youtube.
Lagu yang berjudul Kvitland-Nasi Padang sempat menjadi viral pada 2016 lalu.
2. Sebenarnya tidak ada Rumah Makan Padang di Padang

Di berbagai daerah di Indonesia pastinya traveler pernah menjumpai restoran Padang.
Namun tahukah kalian, jika rumah makan Padang sebenarnya tidak dapat ditemukan di kota asalny, Padang atau wilayah Sumatera Barat lainnya.
Pasalnya, rumah makan di Padang hanya perlu menyebutkan jenis masakan yang dijual, tanpa menyebutkan sebagai rumah makan Padang.
Contohnya jika traveler menginginkan makan gulai kepala ikan yang khas, traveler bisa langsung menuju tempat makan yang khusus menjual gulai kepala ikan di Padang.
3. Porsi Dibungkus Jauh Lebih Banyak

Jika makan nasi Padang di tempat atau membeli nasi Padang untuk dibawa pulang, pasti porsinya berbeda.
Porsi nasi Padang untuk dibawa pulang akan lebih banyak.
Hal tersebut didasarkan kebiasaan warga Minangkabau dan telah menjadi kebiasaan seluruh rumah makan Padang di Nusantara.
Ada sebuah kebiasaan dari masyarakat Minang, jika membeli nasi Padang untuk dibawa pulang, biasanya tidak akan dimakan sendirian alias disantap bersama-sama.
4. Ahli Membawa Banyak Piring dengan Dua Tangan

Hal tersebut sudah merupakan sebuah tradisi dalam menyajikan makanan di wilayah Sumatera Barat.
Mereka melakukannya untuk menghemat waktu agar tidak bolak balik mengambil dan meletakkan piring berisi lauk banyak.
(TribunTravel.com/ Ayu Miftakhul)