Breaking News:

Berbulan-bulan Ditinggal di Taman Hiburan di Jepang, Hewan Laut Ini Alami Nasib Miris

Ketika sebuah taman hiburan dengan model akuarium besar ditutup, satu pihak yang paling menderita adalah binatang yang menghuninya.

The Japan Times
Lumba-lumba di Inubosaki Marine Park 

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizki A Tiara

TRIBUNTRAVEL.COM - Ketika sebuah taman hiburan dengan model akuarium besar ditutup, satu pihak yang paling menderita adalah binatang yang menghuninya.

Terkecuali, binatang-binatang penghuni akuarium tersebut dipindahkan ke tempat yang lebih layak.

Inilah yang terjadi pada sebuah taman hiburan di Jepang.

Dikutip TribunTravel.com dari laman This is Insider, seekor lumba-lumba, 46 ekor penguin, dan ratusan ikan serta reptil ditinggal di Inubosaki Marine Park yang terletak di kota pesisir Choshi, Tokyo bagian timur laut.

Kondisi ini disebabkan karena menurunnya jumlah pengunjung Inubosaki Marine Park selama beberapa bulan terakhir.

(Peace via The Guardian)
(Peace via The Guardian)

5 Hal Mengejutkan yang Akan Kamu Temukan Saat Pertama Kali Menginjakkan Kaki di Jepang

Hal ini tentu membuat para aktivis di Jepang marah.

Binatang-binatang malang tersebut ditinggalkan sejak Inubosaki Marine Park ditutup pada Januari lalu.

Pihak Inubosaki Marine Park mengatakan, penurunan jumlah pengunjung terjadi setelah gempa bumi dan tsunami melanda Jepang pada Maret 2011 lalu.

Untuk alasan inilah taman hiburan di Jepang tersebut ditutup.

2 dari 3 halaman

Menurut laman The Guardian, pihak taman hiburan di Jepang selama ini memang memberi makan binatang-binatang tersebut.

Taman Hiburan di Jepang Ini Dulunya Penuh Kesenangan dan Tawa, Sekarang Ditinggal dan Dihancurkan

Meskipun masih belum jelas darimana mereka mendapat makanan dan seberapa banyak makanan yang masih tersisa.

Sejumlah foto Inubosaki Marine Park yang diambil para aktivis pada Maret dan Agustus lalu beredar di internet dan menunjukkan bagaimana lumba-lumba hidung botol yang bernama Honey begitu kesepian.

Honey berenang-renang sendiri di sebuah kolam kecil.

Sementara, puluhan ekor penguin kusut dan berdebu karena jarang dirawat berdiri di dekat tumpukan beton.

4 Merek dan Toko Terbaik di Jepang yang Tawarkan Produk Fashion Khusus untuk Wanita Size Plus

Akiko Mitsunobu yang berasal dari Animal Rights Centre Japan, khawatir Honey lama-lama akan mati jika tidak diselamatkan.

"Akhir-akhir ini dia selalu mengulangi gerakan yang sama - mencelupkan kepalanya ke dalam dan keluar dari air - dan menunjukkan tanda-tanda stres," kata Akiko kepada The Guardian.

Kelompok hak asasi hewan, Peace (Put an End to Animal Cruelty and Explotation) mengamini pendapat Akiko.

Pihak Peace mengatakan, kondisi Honey telah memburuk.

Serupa tapi Tak Sama! Ini 4 Pakaian Tradisional Khas Jepang yang Sekilas Mirip dengan Kimono

"Saya merasakan adanya bahaya dan keraguan dari fakta mereka (pihak pemerintah kota, red.) begitu diam tentang masalah ini," kata Sachiko Azuma, perwakilan dari Peace, kepada Reuters.

3 dari 3 halaman

Sementara, dewan pariwisata Kota Choshi mengatakan kepada CNN, mereka telah menerima lebih dari 1.000 surat dan email yang memintanya untuk menyelamatkan Honey dan binatang-binatang lainnya.

Namun, dewan pariwisata mengatakan tidak dapat campur tangan karena Inubosaki Marine Park adalah perusahaan swasta.

Honey ditangkap pada 2005 dari Taiji, kota pelabuhan barat yang terkenal dengan perburuan lumba-lumba tahunannya.

Praktik akuarium Jepang yang kerap membeli lumba-lumba dari Taiji mendapat kritik keras setelah peluncuran film dokumenter 2009 berjudul The Cove.

5 Rumah Hantu Paling Menyeramkan di Jepang, Ada yang Berbentuk Sekolah sampai Virtual Reality

Berikut video yang menunjukkan betapa kesepiannya Honey di Inubosaki Marine Park yang diunggah akun YouTube milik Save the Ocean.

Semoga segera ada tindak lanjut agar semua binatang dapat diselamatkan dan mendapat tempat yang layak untuk hidup.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
JepangInubosaki Marine ParkTribunTravel.comAnimal Rights Centre JapanTokyo Ikan Shisamo Donburi
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved