TRIBUNTRAVEL.COM - Tahun ini, Venezuela menderita krisis ekonomi bersama Turki dan Malaysia.
Bahkan tingkat keparahannya jauh melebihi Turki maupun Malayisa.
Mata uang mereka terjun bebas.
Bahkan pada Senin (20/8/2018), Presiden Venezuela Nicolas Maduro menerbitkan mata uang baru untuk mengendalikan inflasi negara itu.
Tahun ini, menurut perkiraan IMF, inflasi di Venezuela akan mencapai satu juta persen.
Mata uang Bolivar Venezuela begitu ambruk nilainya jadi hampir tidak berharga.
Nilai 1 dolar AS kini bisa setara lebih dari 6,3 juta Bolivar.
Nilai yang mata uang rendahnya gila-gilaan itu mungkin hanya bisa dibandingkan dengan mata uang dolar Zimbabwe pada masa Robert Mugabe.
Saat itu, tukar 1 dolar AS sama dengan 669 miliar Dolar Zimbabwe.
Tak pelak, harga barang melambung tinggi.
Para penduduk lokal membutuhkan tumpukan uang tunai untuk membeli kebutuhan rumah tangga.
Berikut adalah gambaran betapa mengerikannya krisis ekonomi yang dilanda Venezuela akibat dari hiperinflasi negara tersebut:
1. Popok bayi
Satu paket popok digambarkan seharga tumpukan uang 8 juta bolivar (sekitar Rp 460 ribu) di sebuah minimarket di Caracas, Venezuela.
2. Tepung
Paket tepung jagung digambarkan dengan uang senilai 2,5 juta bolivar (Rp 146 ribu).
3. Keju
Satu kilogram keju digambarkan di samping uang senilai 7,5 juta bolivar (Rp 440 ribu).
4. Sabun
Sebatang sabun dihargai 3,5 juta bolivar (Rp 205 ribu).
5. Beras
Sepaket beras dihargai dengan 2,5 juta bolivar (Rp 146 ribu).
6. Wortel
Satu kilogram wortel setara dengan uang senilai 3 juta boliver (Rp 176 ribu).
7. Daging
Satu kilogram daging setara dengan uang 9,5 juta bolivar (Rp 557 ribu).
Berita ini sudah dimuat di intisari.grid.id dengan judul Ngerinya Krisis di Venezuela, Harga Daging 9,5 Juta, Popok 8 Juta