TRIBUNTRAVEL.COM - Naiknya permukaan laut akibat melelehnya es dan gletser adalah dampak pemanasan global yang saat ini paling terasa.
Beberapa kota di dunia sedang mengalami masalah yang sama.
Terlebih wilayah yang dikepung laut.
Tak hanya itu saja, masalah penurunan permukaan tanah juga menghantui kota-kota besar di dunia.
Penyebab utama penurunan permukaan tanah di perkotaan tak lain akibat eksploitasi sumber air tanah secara besar-besaran.
Kegiatan pembangunan gedung-gedung pencakar langit juga semakin membuat kondisi semakin parah.
Lebih lanjut, kondisi tanah di kota-kota pesisir sering dibangun di atas tanah lunak, seperti rawa atau gambut.
Dilansir dari laman Kompas.com, Selasa (21/8/2018), Jakarta sebagai kota metropolitan masuk peringkat pertama dalam tingkat penurunan muka tanah.
Dalam 30 tahun terakhir, permukaan tanah Jakarta telah tenggelam sedalam 4 meter.
Sedangkan rata-rata penurunan tanah di Jakarta berada di angka 1 sampai 15 sentimeter per tahun, seperti dilansir dari BBC.
Wilayah Jakarta Utara adalah yang paling parah dengan penurunan sedalam 2,5 sentimeter per tahun di beberapa bagian.
Jika hal ini terus berlanjut, pada tahun 2050 mendatang, 95 persen wilayah di Jakarta Utara diperkirakan akan berada di bawah permukaan air laut.
Selain Jakarta, tiga kota di Asia Tenggara ini juga mengalami hal yang sama.
Kota mana sajakah itu?
1. Manila

Kenaikan permukaan air laut di Manila dimulai sejak dekade 1960-an, ketika industrialisasi di Filipina mulai berkembang pesat.
Selain permukaan air laut, masalah besar yang dihadapi ibukota Filipina ini adalah turunnya permukan tanah.
Setiap tahun, Manila menghadapi penurunan muka tanah sedalam 45 milimeter.
Pada tahun 2050 mendatang, permukaan air laut di Manila diprediksi akan naik hingga 50 sentimeter dan menenggelamkan kota.
2. Ho Chi Minh City

Penurunan muka tanah di Ho Chi Minh City rata-rata berada di kedalaman 80 milimeter tiap tahun.
Kota ini juga mengalami permasalahan yang sama dengan Jakarta dan Manila, yaitu eksploitasi air tanah dalam jumlah besar.
3. Bangkok

Bangkok ternyata mengalami penurunan permukaan tanah sedalam 20 hingga 30 milimeter setiap tahunnya.
Jika penurunan ini terus berlanjut, pada tahun 2030, sebagian wilayah Bangkok akan berada di bawah permukaan air laut sedalam 1,5 meter.
(TribunTravel.com/rizkytyas)