TRIBUNTRAVEL.COM - Peninggalan berusia hampir 1.500 tahun yang terdiri atas setidaknya 60 mayat dan enam tengkorak kepala ditemukan di lubang-lubang yang dalam di Lembah Vitor, Peru selatan.
Beberapa peninggalan memumifikasi secara alami karena iklim yang gersang, sehingga daging mereka awet.
Menurut tim penggalian, total ada 27 lubang yang masing-masing digali tiga hingga empat meter.
Menurut Maria Cecilia Lozada, pemimpin tim penggalian, kembali ke sekitar 550, orang-orang itu melakukan budaya La Ramada.
• Singapore Airlines Luncurkan Rute Penerbangan Komersil Terpanjang di Dunia 2018, Kota Ini Tujuannya
• Kebanyakan Olahraga Ternyata Bisa Memperburuk Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya
Orang-orang dari budaya La Ramada tinggal di Lembah Vitor dan lembah terdekat.
Mereka berbagi kesamaan dalam artefak dan tekstil yang mereka gunakan serta bagaimana mereka mengubur orang mati.
Lozada mengatakan, "Kami melihat banyak kain yang indah dan berbulu yang tampaknya terkait dengan budaya itu, dan terkubur bersama orang-orang ini."
Setiap lubang berisi beberapa mayat, dengan bayi-bayi yang dikubur di samping tubuh wanita dewasa.
• Ingin Menurunkan Berat Badan dengan Cepat dan Sehat? Coba Campurkan Kayu Manis dan Lemon
Hal ini menunjukkan bahwa bayi-bayi itu mungkin telah dikubur bersama ibu mereka, kata para arkeolog.

Di dalam lubang pemakaman, para arkeolog juga menemukan tengkorak kepala, yang telah dipotong dari tubuh setelah kematian.
Tengkorak kepala telah ditemukan di situs lain di Peru dan mungkin kepala musuh yang tewas dalam pertempuran.
• Mengintip Gaya Eunji Apink di Airport, Bisa Jadi Rekomendasi Stylemu Saat Traveling
Namun, Lozada percaya bahwa tengkorak kepala yang ditemukan di dalam lubang berasal dari orang-orang yang tinggal di kelompok yang sama dan terbunuh dalam pertempuran di luar.
"Kepala-kepala ini mungkin bukan milik musuh, tapi mungkin teman dari kelompok yang sama," kata Lozada.
Mungkin, teman membawa kepala kembali dari medan perang sehingga mereka bisa dikubur bersama orang-orang dari kelompok mereka sendiri.
Membawa seluruh kerangka pulang membutuhkan usaha jauh lebih berat, meskipun itu hanya teori.
• 5 Kegiatan Unik yang Bisa Kamu Lakukan Saat Berlibur ke Gunung Api Purba Nglanggeran Gunungkidul

Beberapa arkeolog tidak setuju dengan interpretasi mengenai tengkorak kepala tersebut.
Tim Lozada berencana untuk menganalisis DNA dan isotop tertentu (atom unsur dengan jumlah neutron yang berbeda) dari tengkorak kepala, mumi dan kerangka.
Analisis isotop dapat mengungkap petunjuk ke mana orang tumbuh.
Para peneliti berharap tes tersebut akan mengungkap bahwa tengkorak kepala tersebut akan terkait dengan mumi dan kerangka.
Lozada dan anggota lain dari timnya mempresentasikan temuan mereka pada April di pertemuan tahunan Society for American Archaeology di Washington DC.
Artikel ini telah tayang di Intisari.grid.id dengan judul Tengkorak Kepala Terpenggal dan Puluhan Mumi Ditemukan di Peru, Apa yang Sebenarnya Terjadi pada Zaman Itu?