Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizki A Tiara
TRIBUNTRAVEL.COM - Indonesia merupakan satu negara yang termasuk daftar negara paling rawan gempa bumi di dunia.
Selain Indonesia, beberapa negara yang rentan dilanda gempa bumi adalah Jepang, Filipina, Turki, Nepal, Meksiko, El Salvador, Pakistan, India, dan Ekuador.
Gempa bumi sebenarnya merupakan aktivitas alam yang wajar mengingat lempeng-lempeng di Bumi selalu aktif bergerak.
Menurut laman website balai3.denpasar.bmkg.go.id, gempa bumi merupakan peristiwa bergetarnya permukaan bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba.
Peristiwa ini ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.
Menurut website tersebut, gempa bumi juga memiliki karakteristik tertentu.
Seperti berlangsung dalam waktu yang cukup singkat, belum dapat diprediksi, serta tidak dapat dicegah tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi.
Satu zona rawan gempa bumi yang terkenal dan patut diwaspadai meliputi kawasan Ring of Fire atau Cincin Api Pasifik yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik.
Daerah Ring of Fire berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 kilometer, melansir Wikipedia.
Indonesia bersama Jepang dan Filipina terletak dalam kawasan Ring of Fire.
Meski sering terjadi dan menjadi headline berita, masih ada beberapa fakta mengenai gempa bumi yang pernah terjadi di dunia yang belum banyak diketahui.
Berikut TribunTravel.com telah merangkumnya dari laman livescience.com dan factretriever.com.
1. Ada beberapa mitos atau takhayul yang melatarbelakangi terjadinya gempa bumi.
Menurut mitologi Jepang, gempa bumi terjadi karena adanya ikan lele raksasa yang bernama Namazu.
Sementara di dalam mitologi Hindu, Bumi disangga oleh delapan gajah raksasa yang kesemuanya berdiri seimbang pada punggung kura-kura.
Kura-kura ini juga berdiri di atas tubuh ular yang bergulung.
Jika satu di antara binatang-bintanag ini bergerak, gempa bumi pun terjadi.
2. Gempa bumi besar berskala 8,8 SR di Chile mampu menggeser wilayah Kota Concepcion sejauh 10 kaki ke barat pada 27 Februari 2010.
Gempa bumi ini juga memperpendek hari di Bumi dan sedikit mengubah rotasi Bumi.
3. Gempa bumi tidak hanya disebabkan oleh faktor-faktor geologis, tetapi juga faktor lain.
Seperti tanah longsor, uji coba nuklir, tes pertambangan, dan aktivitas vulkanik.
4. Lebih banyak gempa bumi terjadi di belahan Bumi bagian utara dibandingkan belahan Bumi bagian selatan.
5. Bentuk bangunan pagoda dikenal dapat bertahan dari kerusakan akibat gempa bumi.
6. Lempeng-lempeng tektonik di Bumi bergerak kurang dari 17 centimeter setiap tahunnya.
Namun, pergerakan lempeng tektonik yang 'hanya' 20 centimeter sudah cukup kuat untuk menimbulkan gempa bumi besar, seperti yang terjadi di Kobe, Jepang pada 1995.
Gempa bumi tersebut berkekuatan 6,9 SR.
7. Gempa yang terjadi di satu sisi Bumi dapat mengguncang sisi lain Bumi.
Para ahli yang mempelajari gempa 2004 besar dan memicu tsunami di seluruh Samudera Hindia menemukan, gempa ini juga telah melemahkan sebagian dari Patahan San Andreas yang terkenal di California.
Sementara, gempa bumi Chile tahun 1960 mengguncang seluruh Bumi selama beberapa hari, ini adalah fenomena yang disebut osilasi yang diukur oleh stasiun seismik di planet ini.
8. Sekitar 500.000 gempa bumi terjadi per tahun di seluruh dunia, seperti yang dideteksi oleh instrumen sensitif.
Sekitar 100.000 dari gempa bumi tersebut dapat dirasakan dan 100 atau lebih dari mereka menyebabkan kerusakan setiap tahun.
Setiap tahun daerah California selatan sendiri mengalami sekitar 10.000 kali gempa bumi, tapi sebagian besar tidak dirasakan oleh manusia.