Laporan TribunTravel.com, Rizki A Tiara
TRIBUNTRAVEL.COM - Memasuki pertengahan tahun 2018, gelombang panas melanda beberapa negara di dunia.
Akibatnya, ratusan orang meninggal dunia di negara-negara tersebut.
Mengutip laman Kompas, pada bulan Ramadan lalu gelombang panas melanda Pakistan dengan suhu mencapai 44 derajat Celsius.
Jumlah korban yang tewas di Pakistan mencapai 65 orang pada Mei 2018.
Yang terbaru, gelombang panas melanda Inggris, Amerika Serikat, Jepang, dan Kanada.
Setidaknya sudah ada 70 orang meninggal dunia di Kanada akibat gelombang panas.
Selain itu, ada 77 orang di Jepang meninggal dunia dan lebih dari 2.000 orang terluka di Jepang.
Gelombang panas di Eropa pun masih berlangsung hingga kini.
Lalu, seperti apa keadaan di Eropa saat gelombang panas melanda, terlebih di musim panas sekarang ini?
Dikutip TribunTravel.com dari laman euronews.com, berikut gambaran singkat gelombang panas di beberapa negara di Eropa.
1. Inggris
Ramalan cuaca memprediksi rekor suhu tertinggi, 38,5 derajat Celsius bisa terlampaui.
Pasalnya, London telah mendapat dua kali peringatan tingkat polusi yang tinggi sepanjang tahun ini.
Beberapa kereta api telah diminta untuk menurunkan kecepatan karena dikhawatirkan panas akan melemahkan jalur relnya.
Inggris juga diperkirakan akan mengalami badai dan hujan es pada hari Jumat (27/7/2018) dengan risiko banjir bandang.
Petugas pemadam kebakaran meminta masyarakat untuk berhati-hati ketika menikmati barbekyu dan kegiatan luar ruangan lainnya.
Pasalnya, hal-hal sepele bisa memicu kebakaran.
2. Rusia
Sebagian besar bagian Rusia yang masuk wilayah Eropa mengalami 'iklim kontinental' dengan musim dingin yang dingin dan musim panas yang panas.
Musim panas kali ini, suhu di Moskow tidak melebihi 30 derajat Celsius.
3. Spanyol
Paruh pertama musim panas di Spanyol bisa dikatakan jauh dari normal.
Pasalnya, cuaca dingin dan sangat basah akibat pemblokiran antisiklon.
Ini adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan situasi sirkulasi atmosfer di mana posisi massa udara normal di suatu daerah terbalik.
Efeknya, panas yang ekstrem di Benua Eropa dan suhu progresif yang lebih dingin di Laut Tengah.
Sehingga menyebabkan Semenanjung Iberia memiliki suhu yang lebih rendah dari normal.
4. Hungaria
Hungaria telah mengalami musim dingin dan hujan dengan badai yang hebat.
Ada beberapa hari di mana suhu maksimum mencapai 30 derajat Celsius, tetapi tidak berlangsung lebih dari dua hari berturut-turut.
Pada Kamis (26/7/2018) kemarin, terlihat 'peringatan panas' pertama pada musim ini untuk beberapa bagian dari Hungaria.
Negara-negara di Eropa Timur memiliki lebih sedikit hujan dan lebih banyak sinar matahari sepanjang tahun ini.
5. Jerman
Gelombang panas di Jerman diperkirakan mencapai puncaknya pada Jumat (27/7/2018) dengan suhu 39 derajat Celsius.
Namun, suhu ini diperkirakan tidak melampaui rekor suhu tertinggi pada 2015.
Para petani Jerman memperkirakan kerugian kerusakan tanaman bisa mencapai 1,4 miliar Euro karena panas.
Ada banyak hewan harus dibunuh karena tidak ada cukup makanan untuk mereka makan.
6. Italia
Di Italia, petugas pemadam kebakaran sibuk berusaha mencegah kebakaran hutan di seluruh negeri.
Meskipun suhu yang ada terbilang tinggi, hal ini masih biasa untuk sepanjang tahun 2018.
7. Prancis
Delapan belas departemen Prancis mendapat peringatan 'oranye' karena panas yang ekstrem pada Kamis (26/7/2018) kemarin.
Temperatur lebih dari 30 derajat Celsius di departemen tersebut dengan panas yang diperkirakan mencapai maksimum 37 derajat pada hari Jumat (27/7/2018).
Pemadam kebakaram telah bersiap-siap menghadapi kebakaran hutan yang mengancam bagian selatan negara itu. (*)