TRIBUNTRAVEL.COM - Bayangan tentang penjara sebagai tempat yang suram dan mengerikan pun seketika hilang ketika menginjakkan kaki di tempat ini.
Dilansir dari laman huffingtonpost.com, penjara Bastoy di Norwgia hampir tidak tampak seperti neraka.
Di Norwegia, bahkan ada penjara yang disebut "rumah tahanan terindah di dunia".

Bastoy adalah penjara terbuka yang konsepnya berasal dari Finlandia sejak tahun 1930-an.
Di penjara Bastoy, narapidana tinggal secara komunal di rumah-rumah yang nyaman.

Setiap kamarnya memiliki fasilitas seperti dapur dan ruang santai.
Tahanan sudah disediakan makanan sehari-hari dan diperbolehkan membeli makanan pendamping di supermarket lokal.
Dari mana para napi mendapat uang untuk membeli makanan?
Rupanya, napi di penjara Bastoy harus melakukan beberapa pekerjaan di antaranya berkebun, merawat kuda, memperbaiki sepeda, menggergaji kayu dan memelihara fasilitas Pulau Bastoy.
Setiap narapidana ditawarkan program pendidikan dan pelatihan berkualitas tinggi untuk meningkatkan keterampilan mereka.
Penjara ini berada di sebuah pulau seluas satu mil persegi dan menampung 115 narapidana dengan 69 staf penjara.
Di waktu luang, narapidana memiliki kesempatan untuk mengunjungi gereja, sekolah, atau perpustakaan, dan terlibat dalam kegiatan rekreasi seperti berkuda, memancing, dan tenis.
Semua penjaga di sana telah menjalani pelatihan tiga tahun dan lebih mirip pekerja sosial daripada petugas penjara.
"Bastoy adalah pulau yang indah, tidak seperti penjara yang mengerikan, cara ini akan membuat orang-orang berubah," kata Arne Kvernvik Nilsen, penanggung jawab Penjara Bastoy.
Penjara Bastoy menjadi rumah tahanan bagi para pelaku kejahatan serius termasuk pembunuhan dan perkosaan, namun memiliki tingkat reoffending terendah di Eropa, yaitu 16 persen, dibandingkan dengan rata-rata negara Eropa lainnya sekitar 70 persen.
Sebelumnya, Bastoy adalah pusat rehabilitasi dan penahanan anak-anak atau remaja yang brutal.
Pada tahun 1915, tempat ini digunakan untuk menahan anak laki-laki pemberontak yang ditindas militer Norwegia.
Pemerintah Norwegia mengambil alih pada tahun 1953 dan menutupnya pada tahun 1970.

Pada tahun 1982, penjara dibuka kembali sebagai proyek percobaan yang telah berevolusi menjadi Penjara Bastoy hari ini.
Tidak semua fasilitas lembaga pemasyarakatan Norwegia sama dengan Penjara Bastoy.
Tetapi semua penjara di Norwegia mengikuti filosofi yang sama, yaitu keyakinan tentang hukuman yang harus diberikan negara adalah hilangnya kebebasan.
Penderitaan tahanan sengaja diminimalkan.
Tidak ada hukuman mati dan tidak ada hukuman seumur hidup.
"Kehilangan kebebasan adalah hukuman yang cukup," kata Nilsen.
"Begitu ditahan, kita harus fokus pada pengurangan risiko yang ditimbulkan oleh pelanggar kepada masyarakat setelah mereka meninggalkan penjara," lanjutnya.
(TribunTravel.com/rizkytyas)