Breaking News:

Pencarian Korban dan Pengangkatan Bangkai KM Sinar Bangun akan Dihentikan, Basarnas Alami Kesulitan

Direktur Operasi Basarnas, Brigjen Bambang Suryo Aji menyatakan akan memastikan pencarian korban dan bangkai kapal akan ditutup hari Selasa (3/7/2018)

Editor: Apriani Alva
TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI
Tim gabungan melakukan pencarian penumpang Kapal Motor Sinar Bangun di Perairan Danau Toba, Sumatera Utara, Selasa (19/6/2018). Kapal Motor Sinar Bangun yang membawa 128 penumpang tenggelam di Danau Toba, Sumatera Utara pada 18 Juni 2019. Hingga kini Basarnas berhasil menemukan 18 korban selamat dan satu korban meninggal dunia.TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI 

TRIBUNTRAVEL.COM - Setelah menemukan indikasi adanya bangkai KM Sinar Bangun dan juga sejumlah jenazah melalui visual Remotely Operated Vehicle (ROV), Basarnas telah mengerahkan alat canggih, penyelam andal, dan kapal-kapal pencarian.

Dikutip TribunWow.com dari TribunMedan, Basarnas juga berencana untuk mendatangkan ROV yang lebih canggih untuk dapat bekerja mengangkat korban ke permukaan.

Namun, Direktur Operasi Basarnas, Brigjen Bambang Suryo Aji menyatakan akan memastikan pencarian korban dan bangkai kapal akan ditutup hari Selasa (3/7/2018)

Kendala Alat

ROV yang lebih canggih rencananya akan didatangkan dari Surabaya.

Namun, rencana tersebut dibatalkan karena kendala untuk mendatangkan alat tersebut.

Kendala itu dikarenakan lamanya pengiriman serta perakitan.

"Kita harus melihat kondisi korban. Datang satu bulan dan belum lagi rakitnya. Bisa dua bulan. Kita harus melihat kondisi ini," kata Bambang, Minggu (1/6/2018).

Sebelumnya, ada pembenaran mengenai ROV yang didatangkan dari Singapura.

Alat yang dimaksudkan tersebut adalah ROV dari Surabaya yang dibuat di Singapura.

2 dari 3 halaman

Konsultasi dengan Pakar

Mengenai ROV dari Surabaya tersebut, Bambang mengaku telah berkonsultasi dengan pakar atau ahli mengenai pengoperasiannya.

Menurut Bambang, sudah tidak bisa lagi untuk mengoperasikannya dalam waktu yang lama.

"Saya tanya ahli-ahli luar negeri yang mengerti tentang ini. Mereka bilang ini sudah 14 hari, sudah tidak bisa lagi," tambahnya.

ROV Terlilit Tali Kapal

Saat ini, Basarnas menggunakan ROV bawah air milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Namun, pada penggunaannya, ROV tersebut juga mengalami kendala saat merekam kondisi jenazah korban penumpang KM Sinar Bangun di dasar Danau Toba.

Dan lamtalmal I Belawan Ali Triswanto membenarkan sampai saat ini ROV terlilit tali kapal di dasar danau.

Karenanya, pihak TNI AL ikut dan berusaha membantu Basarnas untuk melapaskan lilitan tersebut.

"Iya, benar. Kita juga sedang ikut dan berusaha melepaskan tali itu. Caranya jangkar yang diturunkan dapat melilit di ROV," ujar Ali di Pelabuhan Tiga Ras, Sabtu (30/6/2018).

3 dari 3 halaman

Terkait visual terkini, kata Ali masih sesuai yang sebelumnya direkam. Jenazah yang terekam masih pada posisi tetap.

Sementara itu, setelah penetapan hari penutupan pencarian yakni Selasa (3/7/2018), salah satu keluarga korban memberikan tanggapan.

Lasma (53) seorang bapak yang kehilangan putri bernama Siti Arbiah (23) mengaku telah ikhlas menerima penghentian pencarian 164 korban hilang.

Ia mengatakan tidak tega melihat tubuh anaknya dalam keadaan tidak utuh. Ia hanya berharap anaknya dapat diterima di sisi Tuhan.

"Saya setuju ini dihentikan. Karena kalau dapat pun tubuh anak saya sudah hancur," ujarnya sembari menangis dan menunjukkan foto putrinya bersama pacarnya, Alfaro Siahaan, pada acara pertemuan antara keluarga korban dengan tim pencarian di Balai Harungguan Djabanten Damanik, Pemtangraya, Kabupaten Simalungun, Minggu (1/7/2018).

 Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Sejumlah Alasan Basarnas Hentikan Pengangkatan Jenazah dan Penarikan Bangkai KM Sinar Bangun

Selanjutnya
Sumber: TribunWow.com
Tags:
KM Sinar BangunTribunWow.comSingapura Curry Puff Popiah Widi Astutik Fomepizole
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved