lihat foto
Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizki A Tiara
TRIBUNTRAVEL.COM - Serangga baru-baru ini diklaim sebagai makanan masa depan yang dapat memenuhi kebutuhan pangan dunia.
Tak seperti hewan ternak, ayam dan sapi misalnya, serangga hanya membutuhkan lahan dan energi yang lebih sedikit untuk mengembangkannya.
Serangga yang diperkirakan dapat menjadi sumber pangan ini mencakup belalang, kecoa, jangkrik, dan lainnya.
Berbicara tentang serangga, di dunia ini ada banyak jenis serangga unik dengan penampilan yang sangar pula.
Apa sajakah itu?
Yuk intip deretannya berikut, sebagaimana dirangkum TribunTravel.com dari laman themost10.com.
1. Ulat bulu Dasychira pudibunda
Ulat bulu ini merupakan larva ngengat asli Denmark.
Tubuhnya tertutupi rambut-rambut halus yang mirip duri landak.
Ulat ini memang mirip spons, tapi jika dua baris mandibula (rahang bawahnya) dilihat lebih dekat ulat ini terlihat seperti monster.
2. Brazilian Treehopper (belalang pohon Brazil)
Bentuk thoraks (dada) belalang ini terlihat aneh, apalagi dengan tanduk yang mencuat ke atas dan melengkung ke belakang.
Belalang ini hidup secara soliter.
Hingga kini, para ilmuwan belum dapat mengetahui fungsi pasti dari tanduk aneh di bagian punggungnya.
Namun, diperkirakan tanduk itu berfungsi sebagai mekanisme pertahanan tubuh.
3. Weta raksasa
Weta raksasa merupakan serangga asli Pulau Little Barrier di Selandia Baru dan merupakan serangga dewasa terbesar di dunia.
Berat yang pernah tercatat adalah 71 gram dengan panjang tubuh 8,5 centimeter.
Weta raksasa yang juga kerabat belalang dan kecoa rumahan ini kini terancam punah.
4. Ngengat Kolibri (Hummingbird Moth)
Serangga ini sangat mirip dengan burung kolibri saat makan.
Saking mirip, kadang orang terkecoh dan mengiranya sebagai burung.
Ukuran, perilaku mencari makan, dan struktur alat makannya juga sangat mirip dengan kolibri.
5. Serangga Duri (Thorn Bug)
Ukuran dan warna jenis serangga ini sebenarnya bermacam-macam.
Namun, biasanya serangga jenis dewasa berukuran 0,5 inci dan berwarna hijau.
Serangga ini dikenal pertama kali pada 1950 dan ditemukan di Amerika Tengah, Meksiko, dan Florida Selatan.
