Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizki A Tiara
TRIBUNTRAVEL.COM - Setiap orang pasti ingin segala cita-citanya tercapai, termasuk keinginan masuk ke sekolah favorit.
Namun, seorang musisi asal Kanada terpaksa mengalami kegagalan dalam mencapai impiannya bersekolah di sekolah musik terkenal.
Penyebabnya bukan masalah nilai ataupun kurangnya persyaratan, melainkan karena sabotase dari mantan pacarnya.
Kok bisa?
Dikutip TribunTravel.com dari laman thisisinsider.com, Eric Abramovitz merupakan seorang pemain klainet muda berbakat di Kanada.
Pada 2014, saat masih menjadi mahasiswa di McGill University di Kanda, Eric melakukan tes wawancara untuk menyelesaikan gelar sarjana di Colburn Conservatory of Music di Los Angeles, Amerika Serikat.
Jika diterima di konservatorium musik tersebut, ia akan mendapat gratis uang sekolah, asrama, dan makan.
Biaya itu setara dengan seratus ribu dolar Kanada atau sekitar Rp 1,06 miliar.
Bahkan, ia bisa belajar kepada Yehuda Gilad, satu dari guru klarinet terbaik di dunia.
"Jika terpilih jelas itu menjadi jaminan karir simfoni bayaran tinggi langsung dari perguruan tinggi," tulis Montreal Gazette.
Sebenarnya, Eric diterima dalam tawaran studi tersebut.
Namun, Eric tidak tahu soal itu hingga dua tahun kemudian.
Hal ini disebabkan Jennifer Lee, pacarnya selama lima bulan telah mengirim email kepada Colburn Conservatory of Music dengan menggunakan akun Eric.
Email tersebut menolak tawaran studi.
Bahkan, Jennifer menghapus email pengumuman penerimaan studi itu.
Montreal Gazette melaporkan, alasan Jennifer melakukan hal ini adalah ia takut hubungannya dengan Eric akan kandas jika kekasihnya pindah ke Los Angeles.
Jennifer juga membuat akun email atas nama Yehuda Gilad: giladyehuda09@gmail.com.
Dengan email Yehuda palsu itu, Jennifer menulis bahwa Eric tidak diterima, tapi ia bisa belajar di University of Southern California (USC).
Jennifer tahu, jika uang kuliah di USC itu jauh di atas jangkauan kemampuan finansial Eric.
Sayangnya, Eric tidak mengetahui apa yang telah dilakukan oleh Jennifer, dan akhirnya ia masih bersekolah di McGill University untuk menyelesaikan gelarnya.
Dua tahun kemudian, Eric baru mengetahui kelakuan Jennifer.
Sehingga, Eric pun menuntut Jennifer untuk membayar ganti rugi senilai 300 ribu dolar Kanada atau setara Rp 3,2 miliar untuk semua kerugiannya.
Termasuk kehilangan reputasi, kehilangan kesempatan pendidikan, dan kehilangan potensial pendapatan selama dua tahun.
Pengadilan Tinggi Ontario pun akhirnya mengabulkan tuntutan Eric dan memberinya 350 ribu dolar Kanada.
Pengadilan memberinya tambahan 50 ribu dolar Kanada karena Jennifer "telah mengganggu karir Eric Abramovitz."
Eric sekarang menjadi asisten klarinet utama di Nashville Symphony.
Dan Jennifer tidak pernah muncul ke pengadilan atau menanggapi pernyataan klaim terhadapnya.
David L. Corbett, hakim di Pengadilan Tinggi Ontario, menulis bahwa Jennifer menghancurkan karier Eric dengan cara yang "tak bisa diukur."
"Membayangkan bagaimana hidup Eric akan jauh berbeda jika dia bisa belajar selama dua tahun di bawah bimbingan Yehuda Gilad, serta mendapat hormat dan dukungan para gurunya, tentu membutuhkan lebih banyak spekulasi daripada permasalahan hukum," David menulis dalam keputusannya.