Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Tak ingin liburanmu berakhir dengan bencana?
Ada baiknya kamu memperhatikan apa yang dimakan, terutama ketika berada di pesawat.
Sebab, salah makan saja dapat membuat kamu terserang berbagai penyakit berbahaya.
Dilansir TribunTravel.com dari laman rd.com, 6 makanan yang seharusnya tak dikonsumsi ketika berada di pesawat.
1. Alkohol
Bagi individu yang takut terbang, minum alkohol mungkin tampak seperti cara untuk menenangkan diri.
Sayangnya konsumsi alkohol sangat tidak disarankan.
Duduk dengan penerbangan yang kaku selama lebih dari empat jam sudah meningkatkan kemungkinan penggumpalan darah pada orang beresiko tinggi, menurut CDC , dan dehidrasi dari minum ini semakin menambah parah.
2. Buah kering
Jika kamu didiagnosis menderita asma dan tidak begitu paham dengan pemicunya, jangan pernah memakan buah kering.
Buah kering dapat mengandung sulfit, yang dapat meningkatkan serangan.
Tingkat oksigen yang lebih rendah semakin memperburuk masalah pernapasan.
3. Kopi
Sebuah studi 2017 di jurnal Frontiers in Nutrition menemukan bahwa 6 miligram kafein per kilogram berat badan (408 miligram untuk orang 150 pon) dapat bertindak seperti diuretik, yang menyebabkan kehilangan cairan, natrium, dan kalium.
Akibatnya bisa terkena gejala seperti sakit kepala atau kram otot.
4. Kacang dan selai kacang
Kacang memang satu camilan mengenyangkan.
Namun ada baiknya tak dikonsumsi di pesawat, sebab dapat merugikan orang lain.
Ini karena pesawat mendaur ulang sebagian udara kabin, membuka kantong yang berisi kacang dapat mengekspos orang yang memiliki alergi.
5. Sandwich
Makanan dengan telur dan ham ini menjadi item makanan cepat saji terburuk untuk konten natrium.
Kandungan natrium dalam sandwich dapat meningkatkan tekanan darah, menurut American Heart Association , yang terutama menyangkut ketika oksigen rendah penerbangan memberikan beban tambahan pada jantung.
6. Minuman bersoda
Tingkat oksigen yang lebih rendah dapat membuat gangguan paru-paru.
Sebuah penelitian di European Respiratory Journal menemukan bahwa 18 persen penumpang dengan penyakit paru-paru mengalami gangguan pernapasan ringan selama penerbangan.
Untuk membuat keadaan menjadi lebih buruk, ekspansi gas di ketinggian dapat meningkatkan tekanan pada paru-paru.
The Aerospace Medical Association merekomendasikan menghindari minuman berkarbonasi, yang dapat meningkatkan pembentukan gas dan membahayakan pernapasan.