Breaking News:

Rahasia Gelap di Balik Kepopuleran Wisata di Bali, Sekilas Menyenangkan Padahal Sisakan Ruang Trauma

Jutaan wisatawan berkenjung ke Bali setiap tahunnya.Tidak hanya dalam negeri, pesona Bali bahkan menarik minat wisatawan mancanegara.

newsapi.com.au
Gajah-gajah yang ditunggangi para wisawatan. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Jutaan wisatawan berkenjung ke Bali setiap tahunnya.

Tidak hanya dalam negeri, pesona Bali bahkan menarik minat wisatawan mancanegara.

Terutama bagi wisatawan asal Australia.

Sayang di balik surga wisata dari Indonesia tersebut, Bali mempunya rahasia yang cukup gelap.

Dikutip TribunTravel.com dari news.com.au, penyelidikan rahasia oleh World Animal Protection telah menemukan 100% tempat dengan 'kedok' penangkaran termasuk gajah, harimau, orangutan, dan lumba-lumba, tidak memenuhi kebutuhan dasar penangkaran hewan.

Ben Pearson, manajer kampanye senior untuk Perlindungan Hewan Dunia, mengatakan, “Kami memilih Bali (untuk penyelidikan) sebab di mana sebagian besar orang Australia pergi berlibur dan kami terkejut melihat betapa buruk kondisinya."

“Hal yang paling memprihatinkan tentang temuan ini adalah semua tempat tidak memadai. Setidaknya dengan negara-negara Thailand, kita dapat berkata, 'Ya, pergi ke tempat ini, tetapi jangan pergi ke tempat ini.”

(newsapi.com.au)

The Wildlife Abusement Parks telah menyelidiki 26 tempat wisata satwa liar di Bali, Lombok, dan Gili Trawangan dengan penyamaran sebagai turis.

Dari sana para peneliti menemukan jika hewan yang berada di penangkaran banyak yang menderita dan itu terekam dalam ingatan ngatan liburan kita.

Penelitian menemukan banyak lumba-lumba di tempat-tempat hiburan Indonesia ditangkap secara ilegal di alam liar.

2 dari 4 halaman

Untuk lumba-lumba hidung botol, risiko kematian meningkat enam kali lipat selama lima hari pertama penangkapan.

(newsapi.com.au)

Mereka bahkan disimpan dalam kondisi yang buruk dengan tampat yang tidak layak.

Ada pula di antaranya yang cidera.

Selain lumba-lumba, penangkaran gajah juga tak kalah memprihatinkan.

Beberapa dari mereka dilatih dengan sangat keras dan beresiko ganguan.

Bahkan 51 persen gajah yang diamati tidak memiliki kemungkinan interaksi taktil dengan gajah lain.

Sebagai hewan yang sangat berkembang secara sosial, isolasi tersebut sangat berdampak pada gajah.

Hanya 15 persen tempat yang memiliki satu atau lebih dokter hewan di lokasi secara permanen, 46 persen bergantung pada penjaga hewan untuk mengelola perawatan hewan.

(newsapi.com.au)

World Animal Protection saat ini berharap untuk meningkatkan kesadaran akan praktik yang terlibat.

“Meningkatnya permintaan untuk selfies satwa liar yang berbahaya, pertunjukan dan pertemuan adalah masalah kesejahteraan hewan yang serius di Bali dan pulau-pulau sekitarnya,” kata Pearson.

3 dari 4 halaman

"Di balik layar, hewan liar diambil dari ibu mereka sebagai bayi atau dibesarkan di penangkaran untuk disimpan dalam kondisi kotor, sempit, atau berulang kali dipaksa untuk berinteraksi dengan wisatawan."


Ini mungkin terlihat menyenangkan, tetapi bagi gajah, pelatihan sangat traumatis
Ini mungkin terlihat menyenangkan, tetapi bagi gajah, pelatihan sangat traumatis 

Terlebih bagi gajah, kisah mereka dipenangkaranlah yang paling tragis.

"Seekor gajah membutuhkan siksaan sebelum traveler dapat mengendarainya," kata Pearson.

Seringkali proses ini melibatkan pengendalian yang berat sehingga gajah hanya bisa bergerak ketika diperintahkan oleh penjaga.

Rasa sakit yang parah sering ditimbulkan untuk dengan cepat membangun dominasi.

Proses ini dapat memakan waktu antara beberapa hari hingga seminggu.

(newsapi.com.au)
(newsapi.com.au)

Untuk mengatasi masalah ini wisatawan secara individu didorong untuk menjadi bagian dari solusi dengan membuat pilihan perjalanan yang etis.

World Animal Protection meminta wisatawan untuk menghindari tempat-tempat ini dan perusahaan perjalanan yang mempromosikan atau mendukung pertemuan satwa liar yang ditawan.

"Jika Anda bisa naik, memeluk, atau berfoto selfie dengan hewan liar, kemungkinan besar hewan itu telah mengalami kekejaman," kata Pearson.

Wisatawan dengan puas bisa foto, namun satwa liar yang membayar harga sebenarnya.

4 dari 4 halaman

(TribunTravel.com, Tertia Lusiana)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
BaliAustraliaTribunTravel.com Mepamit Handry Satriago
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved