TRIBUNTARVEL.COM - Status Gunung Merapi telah ditingkatkan dari Normal menjadi Waspada sejak Senin (21/5/2018) pukul 23.00 WIB.
Peningkatan ststus tersebut dilakukan setelah terjadikan beberapa letusan freatik dalam dua hari terakhir.
Rentetan letusan freatik tersebut membuat seluruh kegiatan di radius 3 km terpaksa harus dihentikan.
Pendaki pun diimbau untuk tidak mendekat ke Gunung Merapi.
Di tengah berita peningkatan status Gunung Merapi, sebuah video erupsi tersebar di media sosial.
Dalam video singkat tersebut terlihat luapan awan panas berjatuhan dari puncak gunung hingga keluar percikan api yang awalnya diduga berasal dari Gunung Merapi.
Menanggapi kemunculan video tersebut, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho pun angkat bicara.
Sutopo mengungkapkan jika letupan tersebut bukanlah erupsi Gunung Merapi alis hoax.
"Jika ada yang menyebarkan video ini erupsi Gunung Merapi adalah HOAX. Video ini guguran awan panas Gunung Sinabung. Gunung Merapi belum ada awan panas saat ini. Video ini juga disebarkan sebagai erupsi Gunung Agung di Bali tahun 2017. Jangan menyebarkan Hoax," tulis Sutopo dalam akun Twitternya.
Menanggapi cuitan Sutopo, netizen pun berpendapat serupa.
Mereka mulai cemas dengan pernyebaran berita hoax.
Terlepas dengan beredarnya video tersebut, masyarakat diimbau tetap waspada dan tidak gegabah dalam menyebarkan informasi.
Terutama jika sumbernya belum jelas.
Dalam akun Twitternya, Sutopo juga terus mengupdate perkembangan sementara Gunung Merapi.
Setelah dinaikkan statusnya menjadi Waspada (level 2), bukaan kawah Gunung Merapi pagi ini (22/05/2018) mengarah ke selatan ke Kali Gendol di wilayah Sleman pascaletusan 2010.
"Gunung Merapi di pagi ini setelah dinaikkan status Waspada (level 2). Bukaan kawah mengarah ke selatan ke Kali Gendol di wilayah Sleman pascaletusan 2010. Jika terjadi luncuran awan panas maka jalurnya akan mengikuti bukaan kawah. Radius 3 km tidak boleh ada aktivitas masyarakat."
Sebelumnya diberitakan, sejak status gunung ditingkatkan, warga dilarang beraktivitas pada radius 3 km dari puncak.
Bahkan sebelumnya, hujan abu vulkanik juga sempat jatuh di sekitar Gunung Merapi, seperti wilayah Kabupaten Sleman Yogyakarta, meliputi Kecamatan Cangkringan (Desa Glagaharjo, Desa Kepuharjo, Desa Umbulharjo), Kecamatan Pakem (Desa Purwobinangun, Desa Hargobinangun, Desa Kaliurang), dan Kecamatan Ngemplak (Desa Widomartani).
Di wilayah Kabupaten Klaten, hujan abu vulkanik jatuh di Kecamatan Kemalang (Desa Balerante dan Desa Panggang).
Sejak tadi malam, lanjut Sutopo, sebagian masyarakat telah mengungsi secara mandiri.
(TribunTravel.com/Tertia Lusiana)