Breaking News:

Tak Seindah Senyumannya, 70 Persen Pramugari Mengaku Mendapatkan Pelecehan Seksual Saat Bertugas

Menjadi seorang pramugari sering dipandang mudah dan menyenangkan. Padahal ada begitu banyak ancaman yang sering mereka terima.

shutterstock.com
Ilustrasi Pramugari 

TRIBUNTRAVEL.COM - Menjadi seorang pramugari sering dipandang mudah dan menyenangkan.

Padahal ada begitu banyak ancaman yang sering mereka terima saat bertugas.

Bahkan hampir 70 persen dari pramugari mengaku telah mendapatkan pelecehan seksual saat terbang.

Hal itu didapatkan dari sebuah survey terbaru.

Penelitian tersebut juga menunjukkan satu dari 3 awak kabin telah mengalami pelecehan secara verbal.

Sedangkan 5 orang mengatakan pernah dilecehkan secara fisik.

Misalnya diraba-raba, ditampar, dan dicengkeram.

Dilansir TrubunTravel.com dari dailymail.co.uk, 68 persen dari pramugari mengatakan tidak ada upaya oleh maskapai penerbangan untuk mengatasi pelecehan di tempat kerja.

(dailymail.co.uk)

Studi ini adalah yang pertama dari jenisnya yang akan dilakukan oleh serikat pekerja AS Asosiasi Penerbangan Pelaksana-CWA (AFA).

Presiden serikat pekerja, Sara Nelson mengatakan sementara #MeToo berfokus pada industri hiburan dan politik, lebih banyak yang harus dilakukan untuk memberantas seksisme dan pelecehan di industri penerbangan.

2 dari 4 halaman

"Waktu ketika pramugari diobjekkan dalam pemasaran penerbangan dan orang-orang bergurau tentang 'kopi, teh, atau saya' harus tegaskan secara permanen. #TimesUp untuk industri untuk mengakhiri masa lalu seksisnya."

Pramugari jadi objek pertama.

"Otoritas mereka ketika menanggapi keadaan darurat dirusak saat diremehkan dan dilecehkan."

Pelecehan membuat pramugari lebih sulit untuk campur tangan ketika penumpang lain juga dilecehkan.

Petugas penerbangan harusnya yakin jika eksekutif maskapai penerbangan akan mendukung mereka ketika menanggapi dan melaporkan pelecehan awak dan penumpang.

Survey ini telah menanyai 3.500 pramugari dari 29 maskapai Amerika Serikat dengan responden 80 persen wanita dan 20 persen lainnya pria.

(dailymail.co.uk)

Dari hasil survey membuktikan, 69 persen dari mereka mengaku telah mengalami pelecehan seksual selama karirnya di dunia penerbangan.

Dan 35 persen mengatakan telah menghadapi hal itu pada tahun lalu, dan dari mereka, 68 persen telah menghadapinya tiga kali atau lebih secera verbal.

Responden menggambarkan pelecehan seksual verbal sebagai komentar yang 'tidak diinginkan, cabul, kasar, tidak pantas, tidak nyaman, seksual, sugestif, dan kotor'.

Beberapa juga melaporkan jadi sasaran fantasi seksual eksplisit penumpang, proposisi, permintaan untuk 'kesenangan' dan video serta gambar porno.

3 dari 4 halaman

Dan sebagian besar pramugari mengatakan tanggapan paling umum untuk ini adalah mengabaikan penumpang selama sisa penerbangan.

Survei juga mengungkapkan, 18 persen dari mereka yang telah ditanya mengatakan mereka mengalami pelecehan seksual fisik dari penumpang pada tahun lalu.

(dailymail.co.uk)

Lebih dari 40 persen dari mereka mengalami kekerasan fisik tiga kali atau bahkan lebih.

Responden mengatakan pelecehan fisik termasuk menyentuh dada mereka, bagian belakang, dan daerah selangkangan.

Tak jarang penumpang sengaja menyentuh, tertarik meraih, meraba-raba, menampar, dan membelai baik di atas dan di bawah seragam mereka.

Pelecehan lainnya termasuk penumpang yang menikung atau menerjang pramugari diikuti dengan pelukan dan ciuman yang tidak diinginkan.

Namun, hanya tujuh persen dari pramugari yang mengalami pelecehan telah melaporkan kasusnya kepada majikan mereka.

AFA memilih Alaska, United, dan Spirit Airlines sebagai yang paling membantu menghapus pelecehan seksual dari tempat kerja.

Namun serikat pekerja mengatakan kedua maskapai dan penumpang harus bekerja sama untuk memastikan pramugari dapat bekerja di lingkungan yang aman.

Ms Nelson menambahkan, "Pelecehan pramugari adalah legendaris, tetapi survei ini menunjukkan betapa lumrahnya itu bahkan selama era #MeToo."

4 dari 4 halaman

"Sudah waktunya bagi kita semua - maskapai penerbangan, serikat pekerja, pembuat peraturan, pembuat undang-undang dan penumpang - untuk menghentikan perilaku yang tidak bisa lagi diampuni."

(TribunTravel.com, Tertia Lusiana)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
Amerika SerikatAlaskaSpirit Airlines Quincy Jones Pager (Beeper) Amara Sophie Brittney Griner Benjamin Franklin
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved