Breaking News:

Kerap Diabaikan Pendaki, Inilah Bahaya Mendaki hingga ke Puncak Gunung Merapi

Tentu ada alasan tersendiri kenapa pendakian Gunung Merapi tidak boleh sampai puncak dan hanya boleh sampai di Pasar Bubrah.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Sri Juliati
TRIBUNTRAVEL.COM/SRI JULIATI
Tenda para pendaki di kawasan Pasar Bubrah, Gunung Merapi. 

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Sri Juliati

TRIBUNTRAVEL.COM - Dua hari pasca-erupsi freatik Gunung Merapi, Jumat (11/5/2018) masih meninggalkan banyak kisah.

Satu di antara para pendaki yang sempat berada di puncak serta di kawasan sekitar puncak gunung di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Seperti diketahui, sebelum Gunung Merapi meletus freatik pada 07.32 WIB, aktivitas gunung pada pukul 07.01 terpantau normal.

Dalam postingan Twitter yang disampaikan akun resmi BPPTKG, kondisi cuaca Pasar Bubrah cerah.

Bahkan pantauan CCTV, masih banyak pendaki yang menuju puncak.

Padahal, batas pendakian paling aman saat mendaki Gunung Merapi hanya sampai Pasar Bubrah.

Berdasar pengalaman TribunTravel.com, terdapat banyak papan peringatan agar pendaki segera mengakhiri perjalanan usai sampai di Pasar Bubrah.

Batas aman pendakian di Pasar Bubrah, Gunung Merapi, Oktober 2017.
Batas aman pendakian di Pasar Bubrah, Gunung Merapi, Oktober 2017. (TRIBUNTRAVEL.COM/SRI JULIATI)

Tentu ada alasan tersendiri kenapa pendakian Gunung Merapi tidak boleh sampai puncak.

Lewat akun Instagram @urban.hikers, seorang relawan dari Komunitas Barameru, Bakat Setyawan mengungkapkan banyak alasan dan bahaya mendaki hingga ke puncak Gunung Merapi.

2 dari 4 halaman

Bakat Setyawan atau yang karib disapa Lahar merupakan seorang relawan Gunung Merapi.

Ia bersama relawan lain pernah turun ke kawah Gunung Merapi untuk mengevakuasi jasad Eri Yunanto, mahasiswa Yogyakarta yang terjatuh pada 2015.

Menurut Lahar, lanskap Gunung Merapi memang sangat indah dan tak ada duanya.

Sehingga tak heran siapapun ingin berdiri di tanah tertingginya dan melihat lanskap sekitar Merapi dari ketinggian.

Namun ada bahaya yang paling nyata terlihat bila nekat ke puncak.

Di antaranya dinding kawah yang rapuh, batuan labil yang bisa longsor kapan pun, hingga yang paling membahayakan adalah letusan freatik.

Persis seperti yang terjadi pada Jumat (11/5/2018) kemarin.

"Di musim hujan seperti sekarang, letusan freatik bisa kapan saja terjadi," tulisnya via akun Instagram pribadinya @lahar_bara.

Tak hanya itu, di kawah Gunung Merapi juga terdapat gua alami yang sangat besar.

"Gua ini terbentuk dari lubang magma yang kondisinya sangat labil, benar-benar hujan batu kalau berada di bawahnya," ujar dia.

3 dari 4 halaman

Ia juga menyertakan potret gua alami di kawah Merapi.

(INSTAGRAM/@lahar_bara)

Berikut postingan Lahar selengkapnya yang dilansir TribunTravel.com, Minggu (13/5/2018):

"Puncak merapi memang indah mempesona, membuat siapa saja ingin berdiri di tanah tertingginya.

Tapi tahukah kalian bahayanya?

Mulai dari dinding kawah yang rapuh, batuan labil yang bisa longsor kapanpun dan yang paling berbahaya adalah letusan freatik.

Bayangkan, saat itu, di puncak Gunung Merapi, kalian bersama puluhan atau ratusan pendaki sedang berada di atasnya lalu terjadilah letusan freatik.

Mungkin 60%-100% pendaki, yang sedang berada di puncak, akan pulang tinggal nama.

Dan foto ini (slide 2) adalah foto dinding kawah yang rapuh, posisinya tepat berada di bawah puncak.

Bayangkan jika dinding itu tiba-tiba runtuh dan kalian sedang berada di atasnya.

Yang pasti, kematian adalah salah satu pilihan yang sangat terbuka. Kepastian yang sudah pasti kalian dapatkan.

4 dari 4 halaman

Ingat kawan, batas pendakian gunung Merapi hanya sampai Pasar Bubrah.

Jadilah pendaki yang cerdas dan mentaati peraturan.

Lebih baik mati di kasur yang empuk, didampingi anak cucu sambil dibacakan kitab suci.

Daripada harus mati konyol karena kebodohan kita sendiri.

Terlebih karena kebodohan itu, keluarga dan orang lain, akan dibuat kesulitan pula karenanya."

Jadi, jangan lagi termakan ego hanya karena ingin sampai di puncak, tapi imbasnya malah mengorbankan nyawa atau merepotkan orang lain, ya.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
merapiJawa TengahYogyakartaPasar Bubrah
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved