TRIBUNTRAVEL.COM - Atas undangan Tourism Western Australia dan Cohn & Wolfe, reporter TribunTravel.com, Apriani Alva bersama influencer Indonesia menjelajahi Australia Barat.
Perjalanan selama delapan hari pada April 2018 ini mengeksplor keindahan Perth dan Coral Coast, berikut cerita serunya.
Australia Barat memiliki keindahan alam yang beragam.
Jarak yang tak terlampau jauh dari Indonesia, membuat negeri kanguru tersebut bisa menjadi alternatif liburan dengan waktu yang singkat.
Penerbangan dari Jakarta ke Perth hanya ditempuh dalam waktu 4,5 jam.
Tak hanya itu, Australia Barat juga negara terdekat dari Indonesia yang memiliki empat musim.

Bila sebelumnya, Trip Perth & Coral Coast Media & Influencer Famil menikmati keindahan Pink Lake dari dekat, hari ketiga, kami berekesempatan untuk menikmati Hutt Lagoon dari atas pesawat sambil menikmati keindahan Abrolhos Islands.
• Pink Lake - Melihat Lebih Dekat Hutt Lagoon, Ternyata Ini Lho Asal Warna Merah Jambu
Tiba di Geraldton Airport, udara sejuk menyambut kedatangan kami lengkap dengan angin yang cukup kuat untuk menerbangkan helaian rambut dan baju.
Tour udara dengan pesawat yang hanya ditumpangi oleh 8 awak, termasuk pilot, dipandu oleh tim Geraldton Air Charter.
Banyak paket yang ditawarkan oleh Geraldton Air Charter, mulai dari Full Day Tour, Half Day Tour hingga Romantic Full Day Tour.
Kepion aja websitenya untuk melihat paket yang ditawarkan.
Kali ini kami bereksempatan mengikuti Half Day Tour dengan fasilitas yang ditawarkan morning tea dan bisa memilih antara snorkeling atau nature walk.
Sebelum melayang di atas ketinggian, pilot dan kru setempat memberikan penjelasan mengenani Kepulauan Abrolhos termasuk sejarah dan informasi mengenai industri perikanan setempat.
Setelah perlengkapan snorkeling ter-packing dengan rapi dan masuk bagasi pesawat, saatnya melihat hamparan pulau di antara hijaunya laut sepanjang Abrolhos Islands.
Pilot mengarahkan kemudinya sambil menunjukkan peternakan mutiara, gereja bersejarah di Pulau Basile, kamp nelayan, kehidupan laut dan bangkai kapal Batavia (1629).
Pemandangan yang indah dari atas pesawat bakal mambuat mata memicing dan bibir mengembang, yah! Sangking indahnya.
Tiba di Turtle Bay, kami berjalan kaki ke bagian East Wallabi.
Jalanan setapak di antara rerimbunan tanaman liar yang tingginya sekitar setengah meter bergoyang tertiup angin, seperti mengucapkan "welcome" pada kami.
Pecahan karang dan cangkang kerang berserakan di pasir putih yang terhampar di sepanjang tepi pantai, warnanya mengkilap memantulkan sinar matahari.
Tiba di lokasi morning tea, beberapa dari kami mengikuti nature walk keliling pulau setelah menyantap teh yang hangat.
Cuaca sedang cerah hari itu, namun angin membawa hawa dingin menembus kulit.
Jauh-jauh trebang ke Australia Barat, rasanya rugi kalau tak mencicipi air asinnya.
Kenekatan membawa penulis dan Gemala Hanafiah mengambang menembus hawa dingin demi melihat keindahan biota laut.
Perlatan snorkeling sudah terpasang, ingin lihat keseruan kami melawan dinginnya air laut di East Wallabi?
Lihat saja video berikut.
Meski dingin, percaya deh pemandangan trumbu karang dan ekosistem bawah lautnya keren.
Kami bertemu tripang, ikan kecil-kecil yang berkoloni dan trumbu karang warna-warni.
Kalau kata Gemala, trumbu karangnya beda bila dibandingkan dengan yang ada di lautan Indonesia.
Pokoknya, nggak rugi deh, sudah nekat menembus dinginnya air laut hingga badan menggigil.
Jika berkesempatan mengikuti tour bersama Geraldton Air Charter, wajib snorkeling di East Wallabi, yah!
Perjalanan pulang kembali ke Bandara Geraldton melewati Pink Lake.
Kali ini memandangi Hutt Lagoon dari atas, warnanya lebih pekat bikin yang lihat jadi ingin nyebur.
Turun dari pesawat kami berpindah ke mobil yang dikemudikan Gloria untuk menikmati santap siang di Skeetas On Boardwalk.
Selain makanannya yang lezat, Skeetas On Boardwalk juga menawarkan pemandangan yang indah melalui kapal-kapal yang sedang berjangkar di sekitar dermaga.
Berbagai hidangan makanan laut tersaji dengan indah di atas piring.
Urusan perut sudah kelar, perjalanan berlanjut ke Jurien Bay untuk beristirahat di Jurien Bay Tourist Park.
Penginapan kami kali ini menyerupai bungalow yang dilengkapi dengan dapur, ruang tamu, dua kamar tidur dan tentu saja kamar mandi.
Lautan lepas cukup dekat dari penginapan, berjalan sebentar kami langsung disuguhi keindahan sunset dengan warnanya jingganya yang berkilauan memantul di atas air laut.
Perjalanan hari itu ditutup dengan makan malam di Sandpiper Tavern & Pizzeria sambil memandangi layar televisi melihat pertandingan olahraga.
Keesokan harinya, kami berenang bersama dengan sealion di laut lepas.
Ingin lihat keseruan Ringgo, Kenny Jafar, Gemala dan penulis berburu Sea Lion?
Nantikan artikel selanjutnya dengan topik Suatu Hari di Australia Barat.