TRIBUNTRAVEL.COM - Setiap negara di dunia ini pasti punya cerita menarik tentang asal-usul nama mereka.
Secara umum, nama negara biasanya didasarkan pada letak wilayah, kondisi alam, suku, budaya masyrakat hingga keunikan yang menjadi ciri khas negara tersebut.
Bahrain, misalnya.
Secara harfiah, nama negara ini punya arti 'Dua Laut'.
Sementara Amerika Serikat mendapatkan namanya dari penjajah Italia, Amerigo Vespucci.
Di sisi lain, ada Norwegia yang mendapatkan namanya dari "The Northern Way" atau jalur utara.
Contoh lain ada Mauritania yang namanya berasal dari Mauris, kelompok etnis terbesar di negara itu.
Tapi, saat kita melihat Greenland dan Iceland (Islandia), ada hal menarik yang sedikit membingungkan.
Banyak yang bertanya-tanya, kenapa Greenland wilayahnya dipenuhi salju dan es, sedangkan Iceland wilayahnya lebih hijau?

Berbeda dengan negara lain di dunia ini, nama dua negara ini benar-benar membingungkan dan tidak masuk akal.
Nama itu seolah terbalik.
Seharusnya, Islandia (Iceland) tertutup es dan Greenland tampak hijau tertutuup hutan dan pepohonan.
Lalu, bagaimana dua negara ini punya nama yang berlawanan dengan kondisi wilayahnya?
Melansir viralsection.com (1/5/2018), ada lebih dari 80% luas daratan yang tertutup es disebut Greenland.

Rupanya, pada tahun 982 ketika penjelajah Erik the Red mencapai bagian barat daya pulau ini untuk pertama kalinya, rumput di daratan Greenland lebih hijau dari sekarang.
Itulah sebabnya nama Greenland disematkan untuk tempat ini.
Pasalnya, nama tempat pada zaman dahulu diberikan berdasarkan apa yang mereka lihat.
Sementara itu, menurut sejarah, kita tahu bahwa Naddador, penjelajah Norse adalah orang pertama yang menginjakkan kaki di Islandia.
Awalnya, negara ini diberi nama Snaeland (Snowland) atau 'tanah bersalju' karena saat ia tiba seluruh wilayahnya tertutup salju putih.
Setelah Naddador, Viking Swedia, Garðar Svavarosson juga mengunjungi pulau itu dan menyebutnya Garðarshólmur yang berarti "Pulau Garðar".

Nama Islandia sebenarnya terinspirasi oleh sebuah tragedi.
Sebuah artikel National Geographic telah menjelaskan lebih lanjut tentang asal-usul nama negara ini.
"Pulau Garðar tidak menyambut baik orang yang datang berikutnya. Ialah seorang viking bernama Floki Vilgerdarson. Putrinya tenggelam dalam perjalanan ke Islandia dan semua ternaknya mati kelaparan ketika musim dingin berlangsung lama. Merasa tertekan dan frustasi, Floki pergi mendaki gunung dan ia melihat sebuah daratan penuh gunung es yang menjadi nama baru bagi pulau itu."
Presiden Islandia, Guðni Thorlacius Jóhannesson, yang juga seorang profesor sejarah mengatakan, "penduduk pulau itu merasa jika mereka bagian dari wilayah Nordik, tetapi mereka ingin mempertahankan identitas yang terpisah karena sebuah pulau harus memiliki nama."
"Itulah yang membuat nama 'Islandia' tetap dipakai," tambah Guðni.
Karena perubahan iklim, sepertinya kedua negara ini akan berubah, tidak seperti nama asalnya lagi di masa depan.
“Lapisan es Greenland meleleh dengan cepat,” tulis National Geographic.
“Suhu semakin dingin di Atlantik Utara, yang secara signifikan memperlambat Arus Teluk. Jika hal ini terus berlanjut, Islandia kemungkinan akan menderita suhu yang lebih dingin dari lautan es, sementara Greenland semakin hangat dan menumpahkan gunung es pada tingkat yang mengkhawatirkan."
(TribunTravel.com/rizkytyas)