Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizki A Tiara
TRIBUNTRAVEL.COM - Tentu kamu semua sudah tahu tentang mumi bukan?
Mumi adalah metode pengawetan jenazah yang kebanyakan kita kenal dari Mesir, meski Indonesia sendiri juga punya metode pengawetan jenazah sendiri sejak ratusan, bahkan ribuan tahun lalu.
Di dunia ini, ternyata ada banyak cara untuk membuat jenazah awet dan bertahan hingga bertahun-tahun hampir-hampir tanpa mengalami proses pembusukan seperti jenazah pada umumnya.
Apa saja ya metode pengawetan jasad tersebut?
Dikutip TribunTravel.com dari laman listverse.com, berikut deretannya.
1. Penggunaan Cinnabar di Eropa

Metode pengawetan jenazah tertua di Eropa ditemukan di Palencia, Spanyol.
Tulang manusia berusia 5.000 tahun ini ditemukan di sebuah pemakaman dan sengaja diselimuti cinnabar(bebatuan bata berwarna bata merah berunsur merkuri) yang dihancurkan untuk tujuan pengawetan.
Meskipun pembalseman dan pengawetan jasad tampaknya tidak begitu populer di Eropa pada era waktu tersebut, ada sejumlah indikasi bahwa ini kasusnya disengaja.
Petunjuk yang paling signifikan adalah tidak adanya tambang cinnabar dekat dengan pekuburan tersebut, dan ada ratusan kilogram cinnabar yang melapisi tulang-belulang.
2. Dibekukan oleh waktu

Belum dapat diketahui secara pasti, apakah jenazah ini tidak sengaja terawetkan atau memang dibekukan karena skandal pembunuhan.
Apapun itu, hasilnya tetap sangat mengesankan.
Jasad ini dinamakan Otzi yang Malang, dan merupakan jasad yang tampak awet yang ditemukan di sebuah gletser.
Diperkirakan, Otzi telah meninggal lebih dari 5.000 tahun yang lalu.
Perbedaan utama antara iceman dan mumi lainnya adalah organ internalnya masih ada.
Sedangkan, orang Mesir dan Chinchorro mengangkat semua organ dalam selama proses pengawetan jenazah.
Mengingat organ-organ dalam jasad Otzi masih utuh, maka dapat diketahui melalui penemuan ilmiah tentang jenis udara yang dia hirup dan isi dari makanan yang ia konsumsi.
Jasad Otzi menjadi satu dari misteri yang paling abadi sepanjang masa.
3. Melifikasi

Melifikasi adalah proses pembalseman jasad dengan sedikit cara yang unik.
Tidak seperti pembalseman biasa dengan menggunakan cairan khusus, madu digunakan dalam metode melifikasi sebelum 300 SM untuk mengawetkan jenazah orang-orang besar, seperti Alexander Agung.
Madu ternyata menjadi bahan yang tepat untuk mengawetkan jasad.
Para ahli menegaskan, madu memang memiliki kekuatan luar biasa dalam melestarikan jaringan tubuh.
Berkat kandungan gulanya yang tinggi, madu bertindak dengan cara yang mirip garam dalam menyerap kadar air dari mikroba dan bakteri, sehingga membuatnya mati.
Gabungkan madu dengan kualitas antiseptik dari hidrogen peroksida yang ditemukan dalam jumlah kecil dalam madu, maka dapat diperoleh cairan pembalseman yang bekerja dengan sangat baik.
Assyria dari Mesopotamia adalah satu dari kerajaan kuno yang diketahui telah menggunakan proses ini.
4. Krionik (Cryonics)

Krionik adalah teknik mengawetkan jasat setelah kematian seseorang dengan harapan dibangkitkan di masa depan dengan bantuan teknologi canggih dan pengetahuan medis.
Prosedurnya dimulai dengan menghubungi perusahaan pengawetan jasad cryonic, yang harus menerima jasad dengan cepat.
Jasad pun segera menerima serangkaian suntikan untuk mencegah kerusakan otak dan kemudian dikemas dalam es sebelum dibawa ke fasilitas preservasi cryonic.
Sesampai di sana, tubuh didinginkan dan darah diganti dengan cairan pengawet.
Serangkaian suntikan tambahan dilakukan untuk mencegah kristalisasi es di dalam tubuh, yang kemudian ditempatkan dalam tangki nitrogen murni dan disimpan pada suhu minus 196 derajat Celsius.
Salah satu nama perusahaan terkemuka di bidang ini adalah Alcor.
Harga minimum untuk pengawetan jasad seorang individu adalah 200 ribu dolar AS bersama dengan biaya keanggotaan yang dikenakan pada anggota keluarganya yang bernilai sekitar 1.000 dolar per tahun.
Sementara harga tersebut teramat mahal, Alcor mengklaim sudah memiliki lebih dari 150 jasad yang diawetkan dengan metode krionik-nya.