lihat foto
Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizki A Tiara
TRIBUNTRAVEL.COM - Segala sesuatu tentang dinosaurus memang menarik untuk dibahas.
Banyak peninggalan berupa fosil yang ditemukan di berbagai belahan dunia untuk mempelajarinya.
Satu di antaranya adalah Cal Orko.
Dikutip TribunTravel.com dari laman themindcircle.com, Cal Orko merupakan tebing batu kapur yang berada di pusat tambang di dekat Sucre, ibu kota Bolivia.
Tebing batu karang ini membentang dengan panjang mencapai 1,5 kilometer dan tinggi 400 kaki atau sekitar 121 meter.
Yang membuat tebing ini menarik adalah kamu bisa melihat peninggalan kehidupan dari 68 miliar tahun yang lalu.
Kok bisa?
Pasalnya, pada permukaan formasi batu kapur terdapat ratusan jejak dinosaurus yang masih terlihat hingga saat ini.
Terbentuk selama Zaman Maastricht dari periode Cretaceous di era Mesozoik, diyakini ada 462 jejak individual dari delapan spesies dinosaurus yang berbeda.
Jika ditotal, jumlahnya mencapai lebih dari 5.000 jejak kaki dinosaurus,
Namun, bagaimana jejak kaki dinosaurus berumur 68 juta tahun berakhir di sisi formasi batu kapur di tengah-tengah tambang Bolivia?
Seperti yang dijelaskan oleh Ian Belcher dalam wawancara dengan Guardian:
“Itu adalah fluktuasi iklim yang unik yang menjadikan wilayah ini sebagai surganya paleontologi."
"Kaki-kaki dinosaurus itu tenggelam ke dalam garis pantai yang lembut dalam cuaca lembap yang hangat, meninggalkan bekas yang terpadatkan oleh periode kering berikutnya."
“Cuaca basah kemudian kembali, sehingga menyegel jejak di bawah lumpur dan membentuk sedimen."
"Pola basah-kering ini terulang sebanyak tujuh kali, sehingga mengawetkan beberapa lapisan cetakan."
"Istimewanya lagi, ada aktivitas tektonik mendorong tanah datar ke sudut yang brilian - seolah alam telah menyadari potensi wisatanya jauh sebelum manusia.”
Cal Orko menjadi tujuan wisata yang populer, karena lokasinya ideal di ibu kota Bolivia, Sucre.
Bahkan ada museum dinosaurus yang terletak di dekat Cal Orko, yang memberikan pemandangan menakjubkan formasi batuan ini yang dapat dilihat dari platform tertentu.
Jejak kaki milik berbagai spesies di tebing ini telah memberikan arkeolog lebih banyak wawasan tentang kehidupan dinosaurus yang hidup menjelang akhir periode Cretaceous.
Satu bagian dari jejak-jejak tersebut juga bahkan merupakan jejak bayi T-rex, yang dinamai Johnny Walker.
Jejak bayi T-Rex tersebut mencapai jarak lebih dari 1.200 kaki atau sekitar 365 meter.
