TRIBUNTRAVEL.COM - Es Milo Kepal kini jadi satu kuliner kekinian yang tengah viral di media sosial.
Di mana-mana, banyak yang menjual minuman berbahan Milo, susu, es serut, dan tambahan berbagai topping.
Satu di antaranya di Jalan Raya Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Di sebuah lapak kecil, banyak pelanggan yang rela antre berjam-jam hingga tengah malam hanya demi mendapatkan Es Milo Kepal.
Dari luar, tak tampak keistimewaan lapak tersebut.
Lapak itu hanya menggunakan sebuah lampu penerangan dengan banner hijau bertuliskan produk yang dijual.
Sang penjual, Ariani tak menyangka jika Es Milo Kepal yang dijualnya menjadi viral seperti sekarang ini.
Berikut fakta perjalanan Ariani dengan usaha Es Milo Kepal hingga seviral ini sekarang, sebagaimana dirangkum TribunTravel.com dari Kompas.com:
1. Kembangkan usaha
Ide berjualan Es Milo Kepal ini rupanya berawal saat Ariani ingin mengembangkan usahanya.
Sebelumnya, Ariani merupakan penjual hotdog kentang yang beberapa waktu lalu juga viral.
Ia mendapat tawaran dari temannya, seorang pengusaha, untuk membeli merek dagang atau franchise Es Kepal Milo.
Mendapat tawaran tersebut dan keinginan mengembangkan usaha yang dipandang tak tergerus waktu, Ariani mengambil tawaran itu.
2. Modal Rp 9 juta
Rupanya, modal yang dikeluarkan Ariani untuk membeli merek es kepal Milo tergolong murah, hanya Rp 9 juta!
Ariani menilai, harga tersebut jauh lebih murah ketimbang harus membeli merek dagang es lainnya dengan modal yang jauh lebih besar.
3. Pilih jualan di pinggir jalan
Ada alasan tersendiri kenapa Ariani memilih jualan di pinggir jalan ketimbang membuka tempat di kafe.
Ia merasa warga akan lebih tertarik membeli es tersebut ketimbang harus membuka tempat khusus semacam kafe.
4. Jual 300-500 cup dalam sehari
Di awal berjualan, Ariani terkejut melihat ramainya warga yang membeli es kepal miliknya.
Padahal, ia baru berjualan mulai pukul 14.00 hingga 21.00 setiap harinya.
Dalam sehari, Ariani bisa menjual 300 sampai 500 cup es kepal Milo.
Harga esnya pun bervariasi, mulai dari Rp 7.000 hingga Rp 12.000 tergantung ukuran dan tambahan topping yang digunakan.
Alasan mengapa dinamakan es kepal karena bentuk es yang seperti dikepal menggunakan tangan.
5. Omzet Rp 5 juta per hari
Penjualan Ariani semakin laris ketika tiga hingga empat hari berjualan.
Seiring ramainya pembeli dia bisa menjual sekitar 700 cup es kepal Milo per hari.
Jam buka juga semakin lama, hingga pukul 23.00.
Bahan-bahan yang diperlukan juga semakin banyak.
Jika sebelumnya hanya membutuhkan 8 kg-9 kg Milo, kini Ariani bisa menghabiskan 20 kg milo, 2 lusin susu kaleng, dan 50 hingga 70 batang es per hari.
Untuk omzet kotor, setiap hari Ariani bisa mendapatkan Rp 5 juta.
6. Berdiri delapan jam layani pelanggan
Setiap hari, Ariani dibantu anak dan suaminya berjualan.
Banyaknya pembeli yang datang silih berganti membuat Ariani harus berdiri delapan jam untuk melayani pelanggan.
Hal itu membuatnya kelelahan.
7. Membuat sistem antrean
Saking ramainya, Ariani membuat sistem antrean dengan memberikan nomor kepada setiap pembeli.
Namun, warga yang mendapat nomor antrean belakangan mengakalinya dengan menitipkan pembelian kepada pembeli yang memiliki antrean lebih awal.
Itu kenapa ada pembeli yang bisa memesan es hingga 15 cup.