TRIBUNTRAVEL.COM - Saat ini banyak banget netter yang menghujat dengan tanpa berpikir dahulu.
Mereka sering melontarkan komentar pedas dengan cepat.
Intimidasi dan meremehkan orang yang belum dikenal memang selalu ada di era digital ini.
Dengan kecepatannya mengetik di medsos, mereka lupa akan arti dari foto itu sebenarnya.
Gambaran di foto tak selalu mewakili apa yang ada sebenarnya.
Netter tidak berhak memutuskan suatu kesimpulan tanpa ada bukti yang nyata.
Mereka biasanya menghina, menyalahkan bahkan mempermalukan orang lain dengan tidak menyelidiki masalah sebenarnya.
Satu contoh nyata bentuknya adalah yang dialami seorang gadis muda.
Gadis muda ini mendapat komentar pedas dari warganet.
“Beberapa hari kamu hanya perlu memeluk tarantula ... Temui kesayangan ini. Namanya Harriet, ”cetus gadis itu.

Tweet ini tidak mendapat tanggapan positif dari warganet yang menyebutnya bodoh.
Namun seseorang menjelaskan hanya orang bodoh yang tidak melihat nama belakangnya.
Gadis yang dimaksud adalah tentu saja, tidak lain adalah Bindi Irwin.
Bindi Irwin adalah putri pecinta hewan terkenal Steve Irwin, yang meninggal secara tragis pada tahun 2006 setelah disengat oleh ikan pari.
Kemiripan Bindi dengan ayahnya mereka sama-sama mencintai binatang.
https://storage.googleapis.com/junglecms-wp-bucket/1/2018/04/closer-weekly.jpg
Gadis 19 tahun ini adalah pecinta hewan kecil dan besar seperti alhamrhum ayahnya.
Bindi baru berusia delapan tahun ketika ayahnya secara tragis disengat oleh ikan pari saat syuting untuk seri Oceans Deadliest di Batt Reef, Australia.

Remaja ini menyumbangkan 10% dari upahnya kepada Wildlife Warriors, badan amal yang didirikan oleh ayahnya pada tahun 2002.
royek ini bertujuan untuk membantu mendidik masyarakat tentang perlindungan satwa yang terluka, terancam punah atau terancam punah.
Bindi bekerja keras untuk mempromosikan perlakuan yang benar terhadap hewan melalui platform media sosialnya .

Pada akhirnya, Bindi ingin melanjutkan warisan ayahnya.
(TribunTravel.com/Arif Setyabudi)