Laporan Wartawan TribunTravel.com, Apriani Alva
TRIBUNTRAVEL.COM - Bagi sebagian orang tanda yang tergantung dipintu bertuliskan "Don't Disturb" mungkin jarang diperhatikan.
Tapi bagi pensiunan PBB yang satu ini, benda kecil yang harusnya selalu ada di kamar hotel ini ternyata cukup menarik.
Edoardo Flores telah mengumpulkan 15 ribu tanda Don't Disturb lebih dari 200 negara.
Pria yang kini tinggal di Turin ini memang memiliki hasrat liburan sekalgus hobi yang unik.
Edoardo pertama kali terinspirasi mengoleksi tanda ini karena melihat rekannya menjadikan hiasan di kantornya.
"Sejak saat itu, aku memastikan untuk mengambil 'souvenir' setiap kali menginap di hotel," ujar Edoardo, seperti dilansir TribunTravel.com dari laman lonelyplanet.com.
Ia menambahkan bahwa hal itu karena mengingatkan ayahnya yang sempat bekerja sebagai manajer hotel.
"Oleh karena itu, aku memiliki minat khusus pada barang-barang ini dan (mengingatkan) hotel tempat mereka berasal," tambah Edoardo.
Edoardo menjadi bersemangat ketika melihat desain dan cerita di balik tanda Don't Disturb.
Sebagian besar koleksinya terbuat dari kertas menyerupai kartu ucapan.
Namun ada juga yang menggunakan bahan dari kayu, kain, kulit, kuningan atau bahan lainnya.
Koleksinya tak hanya dari hotel, tapi juga berasal dari kapal pesiar, maskapai penerbangan, lembaga pendidikan, rumah sakit dan masih banyak lagi.
"Mengatur dan menyimpan koleksi lebih dari 15 ribu, bukanlah hal yang mudah. Aku harus menampilkan beberapa yang menarik di ruangan rumah, tapi mayoritas di simpan dalam amplop atau kotak, diurutkan berdasarkan negara," ucap Edoardo.
Saat melihat bentuk yang unik, Edoardo bahkan bertanya apakah bisa membelinya.
Namun beberapa bisa dibeli di toko souvenir yang tersedia di hotel.
Baginya bukan hanya bentuknya yang unik namun ada nilai sejarah dan cerita di baliknya.
"Melihat dari beberapa tanda vintage yang bertahan hingga hari ini, kita bisa berasumsi bahwa penggunaan (tanda ini secara) luas pertama kali terjadi pada abad ke-20," ujar Edoardo.
"Hal ini terutama di Amerika Serikat dan Eropa, terutama oleh hotel-hotel yang lebih bergengsi di mana kebijaksanaan adalah bagian yang lebih baik dari keberanian," lanjut Edoardo.
Dengan koleksinya yang begitu banyak, Edoardo tak bisa mengatakan mana yang menjadi favoritnya.
Namun secara umum, ia paling suka yang berasal dari Asia.
Hotel-hotel di Asia kebanyakan menggunakan karya pengrajin lokal yang menhasilkan tanda unik diukir pada kayu atau bahan lainnya.
"Ini kebanyakan berasal dari Indonesia (Bali), Thailand, Myanmar, Laos dan Kamboja," papar Edoardo.
Kamu bisa menemukan lebih banyak koleksi dari Edoardo di sini.
Pengalaman Edoardo ini bisa jadi inspirasi unik bagi kamu yang suka berpegian dan berpindah-pindah hotel.