Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizki A Tiara
TRIBUNTRAVEL.COM - Satu di antara jutaan keajaiban alam yang ada di dunia ini adalah fenomena aurora.
Aurora Borealis maupun Aurora Australis merupakan dua jenis aurora yang selama ini dikenal.
Namun, belum lama ini muncul tipe aurora baru yang berbeda dari keduanya.
Dikutip TribunTravel.com dari laman Matadornetwork.com, sejumlah ilmuwan amatir Kanada menyebut satu aurora baru dengan nama Steve dan dimuat dalam sebuah karya ilmiah yang diterbitkan pada 14 Maret 2018 lalu.
Penemuan baru mereka dimulai sekitar empat tahun yang lalu.
Ketika itu, Chris Ratzlaff ("pemburu aurora" dan penulis karya tulis tersebut) menawarkan untuk menunjukkan Eric Donovan, profesor fisika dan astronomi di University of Calgary gambar dari apa yang Chris sebut 'Proton aurora' usai menghadiri kuliah tamu pada 2014.
Namun, Eric merasa skeptis itu adalah aurora seperti apa yang ilmuwan itu kira.
Proton auroras tidak dapat dilihat dengan mata telanjang dan para fotografer tidak akan dapat mengambil foto fenomena itu.
"Memang ada sesuatu yang disebut proton aurora, tetapi itu selalu bersifat subvisual, sehingga mereka bahkan tidak tahu kapan dan ke mana mengarahkan kamera untuk mengambil fotonya," kata Donovan.
Kemudian Chris menunjukkan kepada sang profesor sesuatu yang belum pernah dilihatnya sebelumnya.
Yakni, aurora ungu dengan sedikit kombinasi warna hijau yang melengkung di atas dataran Alberta dalam bentuk pita yang berkilauan.
Steve muncul sebagai busur sempit yang memanjang ratusan mil dan dapat berlangsung sekitar 20 menit hingga satu jam.
Sedangkan jenis aurora umumnya memancarkan cahaya hijau, merah, dan kuning yang membentuk seperti tirai.
Eric memberi tahu Chris, ini adalah penemuan baru dan bahwa mereka perlu memberikan nama untuk itu.
Sehingga, Chris memiliki ide untuk menamainya, 'Steve.'
Elizabeth Macdonald, seorang fisikawan luar angkasa di NASA Goddard Space Flight Center di Greenbelt, Maryland, yang memimpin tim peneliti, mengklasifikasikan Steve sebagai tipe 'penyimpangan ion subaural', (aliran partikel yang bermuatan energi).
Tetapi fakta orang dapat melihat Steve, seperti pada aurora borealis (Northern Lights) membuatnya menjadi penemuan yang benar-benar unik.
Menurut NASA, Steve hanya muncul pada musim tertentu.
Tidak hanya di musim dingin, Steve juga muncul berbarengan dengan iklim ruang angkasa ketika matahari mengeluarkan partikel-partikel bermuatan.
Sementara nama 'Steve' awalnya hanya dimaksudkan sebagai nama sebutan, para penulis memutuskan untuk tetap menyebut fenomena ini dengan nama itu.
Steve menjadi akronim untuk Strong Thermal Emission Velocity Enhancement (Peningkatan Kecepatan Emisi Termal yang Kuat).
Nama Steve pun cocok dengan meningkatnya kecepatan gerak ion dan elektron saat kemunculannya yang diakibatkan adanya penyelarasan medan listrik dan medan magnet.
Jadi, lain kali kamu berkesempatan melihat aurora ungu di Alberta, Kanada, kamu bisa menyapanya, "Hai, Steve!"