Breaking News:

Mulai Sekarang, Jangan Lagi Pipis di Kolam Renang Walau Kebelet Setengah Mati! Inilah Bahayanya

Bukan saja jorok, membuang air seni di dalam kolam ternyata berkontribusi para gangguan kesehatan kita dan pengunjung lain.

Editor: Sri Juliati
howstuffworks.com
Ilustrasi kolam renang 

TRIBUNTRAVEL.COM - Bermain di water park tentu menjadi momen yang amat membahagiakan.

Namun, di balik segala keriaan yang terbayang, sebenarnya ada risiko gangguan kesehatan yang mengintai.
Misalnya, masalah kesehatan mata dan pernafasan.

Untuk masalah ini, sebenarnya guyuran air yang membasahi tubuh kita sebelum nyemplung ke kolam memiliki peran yang amat penting.

Sayangnya, hal itu jarang kita lakukan bukan?

Kembali pada Juli 2015 silam, pengunjung sebuah indoor water park di Ohio mengajukan keluhan atas gangguan mata dan pernafasan yang mereka alami.

Kala itu, pejabat kesehatan terkait melakukan pemeriksaan atas kondisi para pengunjung yang mengaku mengalami keluhan.

Mereka awalnya mengaku mengalami rasa panas bak terbakar pada bagian mata, iritasi pada hidung, dan kesulitan bernafas serta muntah-muntah.

Seperti dilansir laman NPR, petugas dari the Centers for Disease Control and Prevention lantas menggelar investigasi.

Belakangan terungkap dua permasalahan yang mungkin terkait dengan kasus tersebut.

Dr Sophia Chiu, seorang petugas medis di the National Institute for Occupational Safety and Health menyebut, zat chlorine digunakan sebagai bahan disinfektan di kolam renang.

2 dari 3 halaman

Chlorine adalah zat kimia yang sering digunakan di industri dan produk kebersihan rumah tangga, mengandung racun yang berwarna kuning kehijauan dengan bau yang mencekik leher.

Nah, sering kali zat ini "berinteraksi" dengan bahan kimia lain hingga menciptakan kondisi lain yang mengganggu di kolam renang.

Dalam kasus di Ohio, jika biasanya water park dalam ruangan memiliki "ventilasi' untuk membuang hasil interaksi chlorine tersebut, namun saat kejadian alat tersebut tak berfungsi sempurna.

Badan yang melakukan investigasi tadi menemukan ada lima dari enam kipas angin ventilasi di termpat itu tak berfungsi.

Tentu saja, bagi para ahli kimia gangguan yang dialami pengunjung menjadi hal yang tak mengejutkan.

Selama ini, chlorine dipakai untuk membuat kolam tetap aman dengan membunuh kuman pada air kolam.

Namun zat ini pun bertemu dengan senyawa organik seperti keringat, produk perawatan kulit, dan air seni pengunjung.

Akhirnya tercipta senyawa baru seperti kloramina, sianogen klorida, dan nitrosamine.

Zat-zat itu mampu mengakibatkan iritasi pada kulit, mata, dan saluran pernapasan.

Dari uraian ini dapat dilihat, bukan saja jorok, membuang air seni di dalam kolam ternyata berkontribusi para gangguan kesehatan kita dan pengunjung lain.

3 dari 3 halaman

Lalu, berbilas sebelum masuk ke kolam renang juga dapat mengurangi jumlah keringat, melunturkan lotion dan tabir surya yang masuk ke kolam, hingga meminimalkan interaksi dengan zat di dalam kolam.

Bagaimana?

Masih berpikir untuk 'pipis' di dalam kolam?

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jangan Lagi "Pipis" di Dalam Kolam Renang, Ini Risikonya..."

Selanjutnya
Sumber: Kompas.com
Tags:
OhioTribunTravel.com
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved