Breaking News:

10 Fakta Gurun Sahara yang Tak Banyak Diketahui Publik: Sumber Debu Terbesar di Bumi

Di balik kepopulerannya, Gurun Sahara menyimpan sejumlah fakta yang masih belum banyak diketahui. Jangan-jangan debu di rumah asalnya dari Sahara.

worldatlas.com
Gurun Sahara 

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizki A Tiara

TRIBUNTRAVEL.COM - Siapa yang tidak kenal Gurun Sahara?

Gurun Sahara merupakan satu gurun yang dikenal sebagai gurun panas terluas di dunia.

Luasnya mencapai 9,2 juta kilometer persegi dan wilayahnya mencakup Benua Afrika bagian utara.

Kini, Gurun Sahara menjadi satu di antara tempat dengan lingkungan paling keras untuk dihuni di muka Bumi.

Kepopuleran Gurun Sahara juga bisa ditilik dari lagu yang dinyanyikan oleh Anggun C Sasmi yang berjudul Snow on the Sahara.

Ternyata, di balik kepopulerannya, Gurun Sahara masih menyimpan sejumlah fakta yang masih belum banyak diketahui.

Fakta tentang Gurun Sahara ini dirangkum TribunTravel.com dari laman Witty Feed.

1. Suku Pemburu-peramu berkembang di Gurun Sahara

(wittyfeed.com)

Daerah yang sekarang kita kenal sebagai Gurun Sahara pernah menjadi rumah bagi suku pemburu dan peramu yang mencari sumber makanan dari tumbuhan dan hewan di wilayah ini.

2 dari 4 halaman

Mereka hidup antara 5.000-11.000 tahun yang lalu.

Namun, kini Sahara adalah rumah bagi populasi 2 juta orang.

Ini berarti kepadatan penduduknya adalah 1/150 dengan Amerika Serikat, yang luas wilayah daratannya hampir sama dengan Sahara.

2. Saat ini, kondisi Gurun Sahara 10 kali lebih kering.

(wittyfeed.com)

Menurut Jessica Tierney dari Universitas Arizona, Gurun Sahara hanya menerima satu sampai empat inci curah hujan per tahun.

Padahal selama "periode hijau-nya," Gurun Sahara jauh lebih basah 10kali lipat.

3. Manusia berangsur-angsur meninggalkan Gurun Sahara 8 ribu tahun yang lalu.

(wittyfeed.com)

Untuk mendukung klaim Jessica Tierney, arkeolog menyatakan manusia menempati sebagian besar wilayah Sahara selama periode basahnya.

Namun, mereka mulai meninggalkan gurun ini sekitar 8.000 tahun yang lalu.

4. Kekeringan bisa menjadi penyebab migrasi manusia tersebut.

(wittyfeed.com)
3 dari 4 halaman

Mungkin alasan ini sudah tampak jelas, tapi para peneliti masih tidak yakin apakah kekeringan menjadi satu-satunya alasan bagi manusia zaman dahulu untuk meninggalkan wilayah Sahara.

Meskipun begitu, fakta bahwa curah hujan mulai berhenti pada saat bersamaan dengan waktu manusia bermigrasi ke tempat lain ini sudah cukup konklusif.

5. Manusia kembali lagi ke Gurun Sahara setelah periode kering.

(wittyfeed.com)

Yang cukup menarik, manusia akhirnya kembali ke Gurun Sahara setelah masa kering dimulai.

Namun, budaya mereka sangat berbeda kali ini.

Bukannya sebagai pemburu dan peramu, para petani ternak mengambil alih padang pasir Sahara.

6. Gurun Sahara dulunya sangat hijau.

(wittyfeed.com)

Dengan menggunakan sedimen laut, para peneliti di University of Arizona telah menemukan pola curah hujan di Gurun Saraha selama 6.000 tahun terakhir.

Menurut studi mereka, Sahara melewati "periode hijau" di mana padang pasir menerima lebih dari 10 kali jumlah curah hujan yang terjadi pada masa sekarang ini.

7. Peneliti menggunakan sedimen laut untuk mengobservasi Sahara.

(wittyfeed.com)
4 dari 4 halaman

Tierney dan tim di University of Arizona menggunakan sedimen laut dari empat lokasi berbeda di lepas pantai Afrika Barat, bukan sedimen danau untuk penelitian mereka.

8. Inti sedimen dapat membantu mengungkap pola curah hujan di Sahara.

(wittyfeed.com)

Inti sedimen laut berasal dari jauh (utara ke selatan), yakni sepanjang 800 mil (1.300 km).

Hal inilah yang membantu mengungkap data curah hujan kuno pada periode "Sahara Hijau."

9. Peneliti menggunakan zat lilin daun purba untuk menentukan kondisi iklim Sahara.

(wittyfeed.com)

Dengan menggunakan lilin daun purba dari sedimen laut, tim tersebut mampu menentukan kondisi iklim suatu tempat pada periode tertentu.

10. Gurun Sahara merupakan sumber debu terbesar di muka Bumi.

(wittyfeed.com)

Gurun Sahara, sekarang ini merupakan sumber debu terbesar di planet ini.

Hal ini disebabkan oleh minimnya vegetasi dan curah hujan.

Sehingga, besar kemungkinan debu-debu yang ada di rumah kita juga berasal dari Gurun Sahara.

Yuk subscribe channel YouTube TribunTravel.com

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
Gurun SaharaAfrikaAmerika Serikat Quincy Jones Pager (Beeper)
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved