TRIBUNTRAVEL.COM - Beberapa hari lalu, viral beredar foto seorang pria bersantap di warung tenda pecel lele di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur.
Meski tengah dikepung banjir yang hampir merendam sebagian tubuhnya, pria tersebut tetap santai menyantap hidangannya.
Rupanya, pria yang kemudian diketahui bernama Ahmad Saiful Bahri alias Ipunk itu makan di Warung Pecel Lele Cak Hendrix.
Warung tenda itu tetap buka meski banjir merendam hingga 70 centimeter di tempatnya.
Meski begitu, silih berganti pengunjung tetap berdatangan menyantap hidangan di sana.
Foto-foto kedainya pun viral ketika ada pengunjung yang makan dan membagikan fotonya lewat sosial media.
Bahkan hingga diunggah akun Facebook TMC Polda Metro Jaya, Selasa (6/2/2018).
Kedai Pecel Lele Cak Hendrix berada di persimpangan Jalan Jatinegara Barat, dengan Jalan Bukit Duri Tongtek.
Warung tendanya berada tepat di depan Bukit Duri Plaza, Jatinegara, Jakarta Timur.
Hendrik yang dikunjungi KompasTravel Rabu (7/2/2018) mengatakan, saat itu silih berganti orang tetap datang, walau kursinya saja sampai terendam banjir.
Kedainya tetap menjadi pilihan para pelanggan yang perutnya keroncongan di kala banjir.
"Yaa udah punya langganan sih, orang sekitar sini Jatinegara, banyak yang langganan," terangnya pada KompasTravel, malam itu.
Menurutnya yang ramai dipesan ialah lele, ayam, dan satenya, terutama sate kulit.
KompasTravel pun penasaran, apa keistimewaan dari hidangan warung pecel lele ini.
Di warung Pecel Lele Cak Hendrix, ternyata bisa memilih hidangan dengan cara masak digoreng, atau pun dibakar.
Menu bakarnya pun menggunakan bumbu khusus, tidak hanya kecap manis.
Selain itu yang tak kalah unik, tersedianya aneka sate yang juga bisa digoreng atau di bakar.
Mulai sate ampela, sate usus, dan sate kulit.
Hmm... menggugah selera bukan?
Bagi pecinta sambal, sambal pecel lele di sini diolah oleh Hendrik di warungnya langsung.
Kamu bisa memesan tingkat kepedasan sambal, apakah tidak pedas, sedang, ataupun paling pedas.
"Bisa minta, kalau langganan biasanya bilang 'sambalnya paling pedas cak'."
"Buat yang gak pedas kan pake adonan tomat biasa, kalau sedang ada cabenya," tuturnya sembari mengulek sambal pesanan pelanggan.
KompasTravel pun mencicipi menu lele goreng, ayam bakar, dan sate kulit juga ampela.
Tak ketinggalan sambal pecel dengan tingkat sedang melengkapi menu tersebut.
Saat dicoba, sate kulit ayam memang dibuat kering, lebih cocok digoreng dibanding bakar.
Lelenya berukuran sedang (20 centimeter) dan digoreng garing, tidak berlendir.
Nah, saatnya menyecap hidangan bakar, andalan pecel ini.
Bumbu bakarnya terasa gurih sedikit manis saat disesap.
Sedang daging ayamnya si seperti biasa, layaknya ayam potong yang di bakar.
Winarti (56), warga Jalan Tongtek, seorang langganannya mengatakan ia memang sering makan di Pecel Lele Cak Hendrix.
Ia suka dengan hidangan lele bakar yang disajikan di sini.
"Menu bakarnya mas yang ramai."
"Kalau goreng-goreng mah di depan rumah saya juga ada."
"Di sini bumbu bakarnya, terus juga sambelnya bisa pedes kalau buat saya," tuturnya kepada KompasTravel.
Banjir tahunan bukan hal yang aneh untuk Hendrix.
Setiap tahun di bulan Februari, warung pecelnya kerap terendam.
Terkadang ia libur jika banjir sudah menggenang sedari sore, tetapi jika air surut, ia tetap jualan.
Berita ini sudah dimuat di Kompas.com dengan judul Pecel Lele Ini Tetap Ramai Meski Banjir, Mau Tahu Rahasianya?