Breaking News:

Keluarga Asal Rusia Terisolasi Lebih dari 40 Tahun di Kawasan Bercuaca Ekstrem, Alasannya . . .

Ahli geologi Rusia di Siberia menemukan sebuah keluarga yang telah tinggal di Taiga Siberia selama lebih dari 40 tahun.

thevintagenews.com

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum

TRIBUNTRAVEL.COM - Taiga Siberia menjadi satu tempat yang paling terisolasi di dunia.

Selain medannya yang sangat sulit juga hampir tidak mungkin bagi manusia untuk hidup di sana.

Musim dingin yang panjang dan cuaca yang sangat dingin mencegah manusia bisa hidup di sana.

Luas Taiga Siberia mencapai 5,1 juta mil persegi mencakup sekitar 10 persen dari permukaan tanah bumi dan hampir secara eksklusif rumah bagi para hewan.

Mulai dari beruang sampai rubah, Taiga Siberia dihuni hewan yang mampu bertahan hidup dalam cuaca ekstrem.

Berbicara tentang cuaca ekstrem, suhu rata-rata daerah ini di bawah titik beku dan seperti yang kamu duga, musim panas tidak berlangsung lama di sana.

(thevintagenews.com)

Meski sulit untuk dihuni manusia, namun ada satu keluarga yang dapat tinggal di sana.

Dilansir TribunTravel.com dari laman thevintagenews.com, pada 1978, ahli geologi Rusia di Siberia menemukan sebuah keluarga yang telah tinggal di sana selama lebih dari 40 tahun.

Keluarga Lykov telah hidup sebagai pertapa di Taiga, Southern Siberia sejak 1936 sampai ahli geologi menemukan mereka pada 1978.

2 dari 3 halaman

Mereka ditemukan sekitar 150 mil jauhnya dari pemukiman terdekat, di tempat yang belum pernah dieksplorasi.

Sebelum 1936, Lykovs sebenarnya merupakan bagian penduduk Rusia, tapi setelah patroli Soviet membunuh saudaranya Karp Lykov, Lykovs mengumpulkan keluarganya dan melarikan diri ke Taiga Siberia yang luas.

Sejak hari itu, mereka tidak pernah terlihat lagi.

(thevintagenews.com)

Selama lebih dari empat dekade, Karp Lykov, bersama dengan istri dan anak-anaknya, tinggal di sebuah pondok kayu hanya beberapa mil dari perbatasan dengan Mongolia.

Menurut sebuah artikel di Smithsonian, ketika Lykovs memutuskan untuk pergi ke Taiga Siberia, dia mengajak Karp Lykov; istrinya, Akulina; anak mereka Savin; dan putri mereka Natalia.

Dua anak lahir di sana, yakni Dmitry pada 1940, dan Agafia pada 1943.

Bukan perkara mudah untuk hidup ditempat paling keras di dunia.

Mereka bertahan hidup dengan memakan sayuran dan buah yang ditanam sendiri.

Selain itu, mereka belajar bagaimana untuk berburu tanpa senjata atau busur, tapi tampaknya tidak cukup karena mereka sering menghadapi kelaparan.

Kondisi semakin bertambah buruk pada akhir 1950-an ketika Akulina meninggal karena kelaparan, meninggalkan Karp dan anak-anak untuk melanjutkan perjuangan mereka bertahan hidup di padang gurun Siberia.

3 dari 3 halaman

Ketika ahli geologi menemukan mereka pada 1978, pada awalnya, mereka menolak segala sesuatu yang ditawarkan oleh ahli geologi kecuali untuk satu hal, yakni garam.

Sudah 40 tahun sejak Karp mencicipi garam dan dia tidak bisa menolak tawaran itu.

Keluarga Lykov sama sekali tidak menyadari Perang Dunia II atau fakta jika manusia telah mendarat di bulan.

(thevintagenews.com)

Pada musim gugur 1981, tiga dari empat anak (Dmitry, Natalia, dan Savin) meninggal dalam beberapa hari, dua akibat gagal ginjal dan satu karena pneumonia.

Para pakar geologi mencoba meyakinkan Karp dan putrinya Agafia untuk tinggal dengan kerabat di sebuah desa 150 mil jauhnya, tapi mereka menolak setiap kali ditawarkan.

Karp meninggal pada 16 Februari, 1988, dan putrinya, Agafia, tetap tinggal sendirian di pegunungan Taiga Siberia.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
Siberiathevintagenews.com Harimau Siberia
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved