Breaking News:

Bukannya Happy, Kisah Liburan 4 Orang Ini Malah Berakhir Tragis! Ada yang Terjadi di Indonesia

Niatnya untuk senang-senang, liburan empat orang di bawah ini malah berakhir tragis. Ada yang pulang tinggal nama hingga terjadi di Indonesia.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Sri Juliati
standard.co.uk
Cheznye Emmons meninggal di Sumatera usai minum arak lokal 

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Sri Juliati

TRIBUNTRAVEL.COM - Siapa sih orang yang nggak suka liburan?

Rasanya, nggak bakal ada orang yang menolak diajak naik pesawat atau kereta, melihat pemandangan yang hijau, gunung, atau melihat laut.

Meski saat perjalanan harus siap menghadapi hal tak terduga, misal macet, delay karena cuaca buruk, tempat wisata yang nggak sesuai dengan ekpektasi, makanan buruk, atau pelayanan hotel yang benar-benar parah.

Namun, semua itu bisa jadi hal yang akan memperkaya pengalaman dalam hidupmu.

Sayangnya, tidak demikian dengan kisah beberapa orang di bawah ini, sebagaimana dilansir TribunTravel.com dari laman listverse.com.

Mereka justru mengalami hal mengerikan saat liburan sehingga beberapa tak pernah kembali sama sekali alias pulang tinggal nama.

1. Erin Langworthy

(listverse.com)

Mengunjungi Air Terjun Victoria di Afrika bagian selatan adalah mimpi bagi banyak orang.

Namun bagi Erin Langworthy (22), hal itu berubah menjadi mimpi buruk.

2 dari 4 halaman

Warga Australia itu melakukan aksi bungee jumping dari Jembatan Air Terjun Victoria saat mengunjungi Zambia pada 2012.

Sayang, kabelnya tersentak sehingga dia jatuh terjerembab dari ketinggian 111 meter ke Sungai Zambesi yang penuh dengan buaya.

Dia terbawa air sungai dan kakinya masih terikat dengan tali sepanjang 10 meter.

Usai berada di air selama 40 menit, akhirnya dia berhasil meraih beberapa batu dan seorang karyawan perusahaan bungee jumping menariknya ke tepi sungai.

Langworthy dibawa ke Klinik Victoria Falls Zimbabwe.

Meski paru-parunya sebagian rusak dan tubuhnya ditutupi memar, Langworthy tidak mengalami cedera serius.

Ia kembali ke rumah dua minggu kemudian dan menjadi orang ke-106 yang melompat dari jembatan hari itu.

2. Keluarga Kim

(listverse.com)

Seorang editor desk teknologi James Kim bersama sang istri Kati da dua anak perempuan mereka, berangkat dari Portland, Oregon menuju pantai selatan, sehari setelah perayaan Thanksgiving pada 2006.

Setelah melewatkan belokan, Kim mengikuti jalan pintas yang terlihat di peta, meski itu adalah jalan berbahaya di atas pegunungan.

3 dari 4 halaman

Setelah menyadari rute itu tidak bisa dilewati, Kim berusaha kembali ke jalur sebelumnya namun tidak berhasil.

Akhirnya, mereka menghabiskan malam di mobil di tengah guyura salju: Mereka terdampar.

Kim bahkan harus mengusung mesin mobil agar tetap hangat dan membakar ban.

Sementara Katie Kim menyusui Penelope (4) dan Sabine (7 bulan).

Setelah beberapa hari, James Kim memutuskan untuk meminta bantuan dan akan segera kembali jika tidak dapat menemukan jalan keluar.

Ternyata, dia tak pernah kembali.

Setelah sembilan hari, helikopter yang disewa orang tua James Kim menemukan dan menyelamatkan Kati Kim serta kedua anaknya.

Mayat James Kim malah ditemukan di sebuah sungai dua hari kemudian.

Ternyata, dia telah berjalan beberapa mil melewati ngarai curam.

Tragisnya, jika dia berjalan satu mil ke arah lain, dia akan menemukan sebuah pondok kosong penuh dengan makanan dan persediaan.

4 dari 4 halaman

3. Azaria Chamberlain

(listverse.com)

Pada 1980, keluarga Chamberlain berkemah di Uluru, yang kemudian dikenal sebagai Ayer’s Rock, Australia.

Saat malam tiba, Lindy Chamberlain menidurkan anaknya yang berusia sembilan minggu, Azaria di tenda.

Beberapa saat kemudian, terdengar jeritan dan Lindy menyadari sang anak hilang, sedangkan ada banyak darah di tenda, dan dingo (anjing liar Australia) lewat di dekatnya.

Temuan awal pada 1981, Azaria sebenarnya diculik dan diduga dibunuh oleh anjing liar itu.

Namun, pihak berwenang dan masyarakat sulit percaya, hewan tersebut akan masuk ke dalam kamp dan menyerang tanpa provokasi.

Kecurigaan pun jatuh pada kedua orangtuanya.

Tahun berikutnya, Lindy Chamberlain dihukum karena diduga membunuh sang anak dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Sementara suaminya Michael didakwa karena membantu berbuat jahat itu.

Lindy menjalani hukuman tiga tahun penjara, hingga akhirnya jaket berdarah Azaria ditemukan di dekat tempat tidur dingo.

Wanita itu pun diampuni dan dibebaskan.

Pada 2012, setelah penyelidikan ekstensif, anjing liar itu bertanggung jawab atas kematian Azaria Chamberlain.

Hal ini didukung laporan serangan lain anjing liar pada anak-anak.

Ceritanya telah menginspirasi buku, miniseri, opera, dan yang paling terkenal adalah film A Cry in the Dark yang dibintangi Meryl Streep sebagai Lindy Chamberlain.

4. Cheznye Emmons

(standard.co.uk)

Saat liburan ke Sumatera Indonesia bersama pacarnya, Joseph Cook (21), terapis kecantikan Inggris berusia 23 tahun, Cheznye Emmons keluar dari hutan karena sakit parah dan tidak dapat melihat.

Sesampainya di rumah sakit terdekat lima jam kemudian, ia justru koma.

Emmons, pacarnya, dan seorang temannya rupanya membeli sebotol alkohol dari toko lokal dengan label asli bertuliskan "Gin."

Mereka juga minum beberapa gelas.

Baru diketahui kemudian, Gin itu diganti dengan metanol buatan rumah yang lebih murah dan dapat menyebabkan kejang, gagal ginjal, kebutaan, dan kematian.

Lima hari setelah kejadian tersebut, Emmons divonis tak akan bisa sembuh.

Orang tuanya membuat keputusan memilukan untuk memutus alat penunjang kehidupan sang anak.

Toko itu diselidiki dan ditutup.

Arak buatan rumah memang jadi masalah serius di Indonesia, terutama tahun 2009.

Sebanyak 25 orang meninggal di Bali setelah meminum arak lokal yang tercemar metanol.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
IndonesiaCheznye EmmonsSumatera
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved