Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizkianingtyas Tiara
TRIBUNTRAVEL.COM - Hampir semua orang tahu, makan selama dalam penerbangan akan terasa lebih hambar.
Bagaimana pun, penumpang harus disediakan makanan sebagai bentuk layanan terbaik dari sebuah maskapai.
Tapi bagaimana jika makanan yang hambar itu ditambah dengan turbulensi?
Apakah masih bisa makan?
Hal inilah yang terjadi pada sebuah maskapai penerbangan berbasis Tunisia.
Dikutip TribunTravel.com dari laman Daily Mail, para penumpang pada penerbangan pesawat Tunisair terpaksa harus kelaparan.
Pasalnya, pada Kamis (11/1/2018) lalu, seluruh baki makanan yang disajikan kepada penumpang 'beterbangan' dan akhirnya tumpah berserakan di sepanjang lorong kabin pesawat.
Hal ini diakibatkan oleh adanya turbulensi yang cukup kencang, padahal sebelumnya cuaca dan kondisi langit baik-baik saja.
Insiden ini terjadi saat pesawat bertolak dari Tunis International Airport, Tunisia, ke Paris Orly Airport, Prancis.
Meski diyakini tidak ada penumpang yang terluka selama turbulensi berlangsung, tentu saja guncangannya cukup kuat untuk membalikkan baki-baki yang berisi sajian makanan, minuman dan alat makan.
Seorang penumpang segera bertindak cepat untuk mengambil foto-foto 'kekacauan' ini.


Foto tersebut menunjukkan makanan yang sayang sekali belum sempat dimakan berserakan di sepanjang kabin.
Termasuk roti dan camilan yang masih utuh.
Sementara itu, baki dan cangkir minuman juga berjatuhan di lantai kabin.
Mungkin karena merasa lapar, seorang penumpang wanita juga tertangkap kamera sedang meraih makanan yang tumpah.

Sementara penumpang lain ada yang tampak berpegangan pada sandaran tangan agar tetap merasa tenang.
Hingga berita ini ditulis, MailOnline yang sudah mengontak maskapai Tunisair belum mendapat tanggapan.
Waduh, selain merasa tegang tentu insiden ini juga menyebabkan para penumpang kelaparan.
Sekadar informasi, ini bukanlah kali pertama Tunisair menjadi headline.
Pada Maret 2017 lalu, maskapai ini pernah membuat penumpangnya telantar akibat para staf berdebat tentang seragam mereka.
Maskapai ini akhirnya mengumumkan lanjutan penerbangan 'parsial dan progresif' setelah berunding dengan perwakilan dari serikat pekerja.

Tunisair saat ini memiliki 29 unit pesawat terbang yang biasanya beroperasi pada 47 penerbangan sehari, dengan tujuan kebanyakan berada di Eropa, Afrika, dan Timur Tengah, menurut situs resminya.